JAKARTA(Globalnews.id) Disela-sela ramcheck di Bandara Soeta, Jum’at (29/12) Dirjen Perhubungan Udara Agus Santoso menyempatkan memaparkan pencapaian dari Ditjen Perhubungan Udara selama tahun 2017 dan rencana kegiatan tahun 2018.
Menurut Agus, dasar dari program kerja Ditjen Perhubungan Udara adalah Nawacita dari Pemerintahan Presiden Joko Widodo, terutama Cita ke-3 dan ke-7. Sektor Perhubungan Udara turut membantu Pemerintah dalam mensukseskan program kerja Nawacita tersebut.
Untuk menunjang Cita ke- 3; Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah daerah dan desa dalam Kerangka Negara Kesatuan, Ditjen Perhubungan Udara telahmelakukan Pengembangan Bandar Udara di wilayah Rawan bencana dan perbatasan. Serta Pengembangan Pertumbuhan Keperintisan melalui pengembangan Rute Perintis dan subsidi BBM keperintisan.
Sedangkan untuk menunjang Cita ke-7; Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik, telah dilakukan pembangunan bandara baru, rehabilitasi terminal, membangun Jembatan Udara yang terintegrasi dengan Tol Laut, peningkatan jumlah armada pesawat, peningkatan jumlah penumpang pesawat, peningkatan pelayanan perizinan, meningkatkan mutu kualitas layanan dan menciptakan Good Government.
Dalam bidang kebandarudaraan, selama tiga tahun ini sudah dibangun 15 Bandar Udara baru. Di mana 7 bandar udara sudah selesai dibangun dan dioperasikan yaitu Bandar Udara Anambas, Bandar Udara Namniwel, Bandar Udara Miangas, Bandar Udara Morowali, Bandar Udara Werur, Bandar Udara Maratua dan Bandar Udara Koroway Batu.
Selain itu juga ada pengembangan bandar udara di wilayah Selatan Jawa. Yaitu Bandar Udara Wiriadinata, Bandar Udara Wirasaba, Bandar Udara Notohadinegoro, Bandar Udara Gading, Bandar Udara Kulon Progo dan Bandar Udara Banten Selatan.
Juga dibangun bandar udara terkait Proyek Strategis Nasional Tahun 2017. Yaitu Bandar Udara Baabullah Ternate, Bandar Udara Radin Inten, Bandar Udara Tjilik Riwut, Bandar Udara Syamsudin Noor, Bandar Udara Kertajati, Bandar Udara Kulon Progo, Bandar Udara Achmad Yani dan Bandar Udara Sebatik.
Rehabilitasi dan pembangunan terminal bandara di tahun 2017 mencapai 2.143.056 m2 dan Landas Pacu Tahun 2017 250.083 m2.
Untuk “Jembatan Udara”, telah dilakukan pembukaan rute penerbangan dari bandar udara di Papua yang terintegrasi dengan Tol Laut. Yaitu melalui Bandar Udara Timika, Bandar Udara Dekai, Bandar Udara Wamena, Bandar Udara Nabire, Bandar Udara Oksibil dan Bandar Udara Sentani.
Dalm hal angkutan udara, terjadi peningkatan jumlah armada pesawat udara sertifikat AOC 121 dan AOC 135 sehingga sampai dengan tahun 2017 berjumlah 920 pesawat.
Peningkatan jumlah pesawat juga diikuti meningkatnya jumlah penumpang dan kargo. Jumlah penumpang domestik Tahun 2017 berjumlah 94.722.823 penumpang (posisi Oktober) meningkat 6,1 % dibanding tahun 2016 yang berjumlah 89.281.491 penumpang. Untuk internasional berjumlah 12.410.095 penumpang (posisi Oktober) menurun 46,9 % dibanding tahun 2016 yang berjumlah 23.389.408 penumpang. Sedangkan jumlah kargo domestik 672.434 ton meningkat 13,25 % dibandingkan kargo domestik tahun 2016 yang sebesar 596.397 ton. Sedangkan Kargo internasional tahun 2017 sebesar 150.847 (posisi Oktober) menurun 32 % dibanding tahun 2016 yang sebesar 342.540 ton.
Dalam hal peningkatan pelayanan penerbangan telah dimulai penggunaan teknologi terkini untuk Perizinan Online. Yaitu berupa Perizinan Angkutan Udara Online, Perizinan Online Personel Pesawat Udara, Perizinan Aviation Security Online, Perizinan Pas Bandar Online, dan Optimalisasi Perizinan Online.
Untuk meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan maskapai kepada seluruh masyarakat pengguna transportasi udara, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara secara kontinyu melakukan monitoring dan pengawasan terhadap maskapai penerbangan khususnya yang memiliki market share di atas 3%. Salah satu komponen yang menjadi perhatian adalah tingkat ketepatan waktu (On Time Performance/ OTP).
Berdasarkan Perpres No. 2 Tahun 2015 tentang RPJMN menyatakan capaian OTP ditargetkan 95 %. Kemudian diterbitkan Perpres No. 50 Tahun 2017 tentang Strategi Nasional Perlindungan Konsumen dimana OTP ditargetkan 88%. Capaian OTP tahun 2016 adalah 82,67 % sehingga diharapkan target OTP di tahun 2017 sebesar 85 % dapat tercapai.
Sedangkan untuk mewujudkan “Good Government” dilakukan melalui peningkatan nilai Audit ICAO USOAP dan Mempertahankan Predikat “Kategori 1” oleh Federal AviationAdministration (FAA) Amerika Serikat.
Terkait hal tersebut, pada tanggal 10 s/d 18 Oktober 2017 yang lalu Direktorat Jenderal Perhubungan Udara telah diaudit oleh Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) yang melakukan Universal Safety Oversight Audit Programme (USOAP) atau Audit Keselamatan Penerbangan di Indonesia.
Hasil audit secara langsung (on site) atau proses ICVM (ICAO Coordinated Validation Mission) untuk melakukan validasi terhadap Corrective Action Plan (CAP) yang telah disusun oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan Instansi terkait dengan keselamatan penerbangan (BMKG, Badan SAR Nasional dan KNKT) menunjukkan capaian sebesar 81,15 % yang berarti di atas rata-rata dunia yang sebesar 62 %.
Ada 8 area yang menjadi fokus ICVM dari ICAO, yaitu Legislation (LEG), Organization (ORG), Personnel Licensing (PEL), Airworthiness (AIR), Operations (OPS), Air Navigation (ANS), Aircraft Investigation (AIG) dan Aerodromes (AGA).
“Tren positif ini merupakan hasil kerjasama dan kerja cerdas dari semua pemangku kepentingan di penerbangan Indonesia. Baik itu dari operator bandara, maskapai, navigasi penerbangan, groundhandling, regulator Ditjen Perhubungan Udara dan masyarakat sebagai penumpang pesawat,” ujar Agus.
“Kami akan selalu melakukan pengawasan ketat baik untuk keselamatan, keamanan maupun kenyamanan penerbangan sesuai aturan CASR Internasional dan nasional. Inspektor kami tidak akan segan melakukan audit khusus untuk memastikan tiga hal tersebut terpenuhi sehingga penerbangan nasional semakin maju dan diakui dunia internasional,” lanjut Agus lagi.
Sektor transportasi udara diakui oleh dunia internasional sebagai salah satu sektor penunjang pertumbuhan ekonomi di daerah maupun negara yang bersangkutan. Karena ciri transportasi ini yang cepat dan dapat melaju jauh melampaui batas negara sehingga pergerakan penumpang, barang dan jasa semakin cepat.
Begitupun juga di Indonesia, tren positif penerbangan nasional juga diharapkan mampu mendongkrak perekonomian daerah dan nasional. Terutama untuk memudahkan investor masuk dan mengembangkan pariwisata yang diharapkan menjadi penyumbang devisa terbesar bagi Indonesia.
outlook 2018
Untuk itu, di tahun 2018 Ditjen Perhubungan Udara akan meneruskan trend kinerja positif yang sudah dicapai di tahun 2017. Dalam hal kebandarudaraan, pada 2018 akan diresmikan 4 bandar udara baru yaitu Bandara Kertajati, Bandara Samarinda Baru, Bandara Tebelian- Kalimantan Barat dan Bandara Pantar- NTT.
Untuk pengembangan bandar udara yang selama ini dikelola oleh Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Ditjen Perhubungan Udara juga akan dilakukan alternatif pembiayaan yaitu Kerjasama Operasi KSO, KSP, KPBU dan PMN
Bandara yang akan dilakukan KSO adalah Bandara Sentani- Jayapura, Juwata- Tarakan, Radin Inten II – Lampung, Mutiara Sis Aljufri – Palu, Hanandjoeddin (Tanjung Pandan), Djalaluddin- Gorontalo, Fatmawati – Bengkulu dan Kalimarau – Berau.
Bandara yang akan dilakukan KSP adalah Bandara Syukuran Aminudin Luwuk , FL. Tobing – Sibolga dan Maimun Saleh – Sabang. Untuk bandara yang akan dilakukan KPBU adalah Bandara Bali Utara dan Komodo – Labuan Bajo. Sedangkan bandara yang akan dilakukan PMN adalah Bandara Blimbingsari -Banyuwangi, Wirasaba -Purbalingga dan Notohadinegoro- Jember.
Untuk jumlah total penumpang domestik ditargetkan menjadi 97.831.297 juta penumpang atau naik 3,28 persen dibanding tahun 2017. Sedangkan penumpang internasional ditargetkan menjadi 12.823.327 juta penumpang atau naik 3,33 persen dibanding tahun 2017.(jef)