UKM di Makasar Mulai Rasakan Manfaat KUR

MAKASAR: (Globalnews.id)- Pelaku usaha kecil dan menengah (UKM), khususnya di Kota Makassar, benar-benar sudah merasakan manfaat dari Kredit Usaha Rakyat (KUR). Misalnya, Maimuddin (32 tahun) seorang pelaku UKM di bidang produksi makanan ringan khas Makassar dengan label Dua Phinisi. “Saya menjalankan usaha makanan ringan oleh-oleh khas Makassar Dua Phinisi ini sejak 2012. Semakin lama usaha saya semakin besar dan berkembang. Dan untuk lebih mengembangkan usaha ini saya mendapatkan KUR sebesar Rp400 juta dari Bank BNI”, kata Maimuddin usai menerima KUR dari bank penyalur KUR, di sela-sela acara Pembekalan Tenaga Pendamping KUR di Kota Makassar, Selasa malam (24/4).
     Di depan Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM Yuana Sutyowati dan 133 orang tenaga pendamping KUR dari 10 provinsi (Yogyakarta, Kalimantan Utara, Sulut, Sulsel, Sulteng, Bali, NTB, NTT, Maluku, dan Papua), Maimuddin menjelaskan bahwa KUR yang diperolehnya akan dipergunakan untuk mengembangkan usahanya, baik dari sisi produksi hingga pemasarannya. “Akan saya pergunakan sebagai tambahan modal kerja”, tandas Maimuddin.
     Diantaranya, lanjut Maimuddin, akan dipergunakan untuk membeli kendaraan bermotor sebagai penunjang transportasi dan operasional sehari-hari, hingga memperluas sarana produksi di rumah. Hingga saat ini, Maimuddin sudah memiliki tenaga kerja produksi sebanyak lima orang, ditambah dua orang tenaga pemasaran, dan satu orang sopir. “Dengan adanya KUR ini diharapkan usaha saya semakin meningkat, dari sisi kapasitas produksi juga jaringan pemasarannya”, imbuh Maimuddin lagi.
     Selain Maimuddin, ada juga UKM lain bernama Hendrawan (32 tahun) yang mendapat KUR sebesar Rp500 juta dari Bank BRI. Dia menjelaskan, usahanya bergerak di bidang pengadaan dan penyalur beras dan telur dengan nama toko Hijrah. “Saya merintis usaha ini sudah 10 tahun. Dengan tambahan modal kerja dari KUR ini, saya akan lebih memperluas jaringan pasar beras dan telur saya. Dan juga untuk menopang pengadaan beras Bank BRI dalam program bantuan sosial di Sulawesi Selatan”, kata Hendrawan.
     Begitu juga dengan Fatmawati (35 tahun) seorang UKM asal Makassar yang mendapat KUR sebesar Rp200 juta dari Bank Mandiri. “Usaha saya bergerak di sektor industri roti, seperti Roti Kaya, Roti Abon, dan Roti Pisang, yang sudah saya rintis sejak 2012. Dengan KUR ini saya akan membeli alat mixer pembuat roti agar kapasitas produksi roti semakin besar lagi dan untuk membeli lebih banyak lagi bahan baku untuk membuat roti”, kata Fatmawati.
     Fatmawati yang sudah memiliki empat orang karyawan itu mengaku bahwa dirinya amat terbantu dengan adanya program KUR dalam mengembangkan usahanya. “Jujur saja, bunga KUR 7 persen sangat murah, sehingga saya berani untuk mengambilnya. Cara dan prosedur mendapatkan KUR juga sangat mudah dan tidak mengalami kendala apa pun”, ungkap Fatmawati.
     Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Koperasi Sulawesi Selatan H Abdul Malik Faisal menjelaskan bahwa kinerja penyaluran KUR di Sulsel pada 2017 sebesar Rp5,07 triliun atau mencapai 98,8% dari rencana bisnis bank, dengan jumlah debitur 207.861 UMKM. Sulsel juga termasuk salah satu provinsi yang menyalurkan KUR terbesar di Indonesia. “Sementara dari program Pendampingan KUR di Sulsel telah tersalur kurang lebih sebesar Rp22,3 miliar dengan jumlah pendamping sebanyak 22 orang yang mendampingi 1.030 usaha mikro dan kecil”, jelas Abdul Faisal.
     Untuk 2018, lanjut Abdul Faisal, target KUR di Sulsel sebesar Rp5,3 triliun. Hingga Maret 2018, telah tersalur kurang lebih sebesar Rp1,6 triliun dengan jumlah debitur 69.364 orang dan NPL 0,03%. “Saya berharap, di tahun 2018 ini para Pendamping KUR harus lebih proaktif mencari nasabah usaha mikro dan kecil dalam rangka meningkatkan akses pembiayaan UMK melalui KUR untuk mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat di Sulsel”, papar Abdul Faisal.
Perlu Pendamping KUR
     Sementara itu, dalam sambutannya, Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM Yuana Sutyowati menegaskan, acara pembekalan Tenaga Pendamping KUR di Kota Makassar ini merupakan tahap kedua, setelah tahap pertama dilakukan di Bekasi, Jawa Barat. Kali ini, Kemenkop dan UKM memberikan pembekalan pada 133 orang tenaga pendamping KUR dan 14 orang koordinator dari 10 provinsi (Yogyakarta, Kalimantan Utara, Sulut, Sulsel, Sulteng, Bali, NTB, NTT, Maluku, dan Papua). “Dengan adanya program pendampingan, ditargetkan sebanyak 15 ribu usaha mikro pada tahun ini dapat mengakses pembiayaan KUR dengan mudah. Target tersebut lebih besar dari realisasi tahun sebelumnya dimana hanya 14 ribu usaha mikro yang mendapatkan fasilitas KUR”, papar Yuana.
     Menurut Yuana, pihaknya tidak hanya merekrut tetapi juga memberikan pembekalan kepada para pendamping untuk memberikan informasi dan pemahaman tentang KUR, sehingga mereka dapat melaksanakan tugas dengan baik dan efektif. “Setelah itu, pendamping dilepas ke wilayah masing-masing dan mensosialisasikan KUR kepada masyarakat setempat”, imbuh Yuana.
     Yuana menilai, pendampingan ini sangat penting karena tidak sedikit pelaku usaha mikro yang masih takut berhubungan dengan perbankan dan masih terbatas kemampuannya menyiapkan hal-hal administratif yang dibutuhkan dalam pengajuan KUR. “Ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan pemerintah pusat untuk mempercepat realisasi penyaluran KUR, yakni bekerjasama dengan Pemerintah Daerah melakukan kegiatan pendampingan kepada UKM”, kata Yuana lagi.
     Pemerintah pada tahun ini menargetkan alokasi penyaluran KUR sebesar Rp120 triliun, lebih besar dari tahun sebelumnya yang hanya Rp110 triliun. Pemerintah mempunyai strategi untuk mempercepat penyerapan KUR, yakni dengan menurunkan suku bunga dari 9 persen menjadi 7 persen pertahun. Selain itu, upaya lain yang dilakukan adalah dengan melakukan penambahan Bank Penyalur KUR, mengikutsertakan Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) sebagai penyalur KUR, dan mengikutsertakan koperasi sebagai penyalur KUR. “Dengan semakin banyaknya channel penyalur KUR diharapkan realisasi penyalurannya dapat lebih mudah dan cepat”, tukas Yuana.
     Untuk diketahui, total realisasi KUR tahun 2017 senilai Rp96,7 triliun kepada 4.086.971 debitur. Sedangkan realisasi penyaluran KUR tahun ini hingga akhir Maret 2018 sebesar Rp31 triliun kepada 1,2 juta debitur, dengan rincian KUR Mikro sebesar Rp19,9 triliun, KUR ritel sebesar Rp11 triliun dan KUR TKI sebesar Rp66 miliar. (jef)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.