u
JAKARTA: (Globalnews.id)- Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan suku bunga yang ringan dan persyaratan yang kian mudah mendorong semakin banyak pelaku usaha mikro yang mengaksesnya makin meningkat skala usahanya.
Dengan mengakses KUR misalnya, mampu membuat usaha Darmawan (34) di Bantul DIY semakin berkembang karena ia bisa melengkapi peralatan yang diperlukan untuk usaha aneka souvenir dan kipas bambunya.
Usaha yang dijalankannya bersama Sri Suharti (33) sang istri sejak 2006 itu semakin bisa berkembang setelah ia menjadi nasabah KUR dari BPD DIY.
Sekitar 1,5 tahun lalu usaha yang diberinya nama Banyu Biru Craft mendapatkan fasilitas perkuatan modal dari KUR sebesar Rp25 juta.
“Setelah menerima KUR saya pakai dana itu untuk pengembangan alat produksi, saya belikan alat penipis bambu, agar produksi lebih lancar dan alat untuk ukiran bambunya. Ada tambahan juga untuk beli etalase,” katanya.
Workshop usahanya dilakukan langsung di rumahnya yakni di Jipangan RT 04, Bangun Jiwo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta dan menyerap sejumlah tenaga kerja.
Dengan KUR, Darmawan mengaku sangat terbantu untuk mengembangkan inovasi dan karya-karyanya karena ada tambahan modal usaha.
“Ya sangat membantu karena itu ada inovasi pakai kipas kayu jadi ada pengembangan produk dan juga segmen pasar untuk menperluas jaringan pemasaran. Selama ini kita masih lebih dominan jualnya ke reseller dengan alat ini bisa akses ke costumer langsung yang backgroundnya menengah ke atas,” katanya.
Ia mengaku penambahan alat berupa mesin pengirat dan mesin pon membuat usahanya meningkat secara otomatis.
“Alhamdulillah lumayan bisa membantu pengembangan produksi dan pengembangan jaringan pemasaran,” katanya.
Sejak 6-7 tahun lalu, ia sudah memiliki pasar yang melakukan order secara rutin dari berbagai kota terutama Bali, Cirebon, Banjarmasin, dan Pekalongan. Kini pasar itu kian berkembang meliputi berbagai kota besar yang lain.
KUR bagi Darmawan memang cukup signifikan membantu usahanya. Dengan modal awal usaha yang sangat minim yakni Rp500.000, kini usaha itu makin bertambah besar berkat KUR.
“Dengan modal yang terbatas dari perbankan dengan bunga ringan dibandingkan kredit konvensional, ini sangat membantu pengembangan produksi,” kata Darmawan yang ketika pertama mengakses KUR mendapatkan bunga kredit 9 persen/tahun.
Ia juga bisa rutin melakukan pameran karena usahanya dianggap sudah semakin berkembang dan mampu berproduksi secara kontinyu di antaranya di Jakarta Fair, pameran di DIY dalam agenda Sekaten, dan Bantul Expo.
“Program ini sangat membantu kami pelaku UMKM dalam modal karena ya memang permodalan jadi kendala paling krusial bukan cuma buat saya tapi rata-rata pelaku UMKM. Mereka punya jaringan pasar, inovasi ada tapi kemampuan finansial terbatas akhirnya tidak bisa cover orderannya. Dengan adanya KUR ini cukup terbantu sehingga usaha jalan. Alhamdulillah bisa menerima pesanan dengan kuantitas yang lebih besar,” katanya.
Kini Darmawan pun berupaya mendorong pangsa pasar dengan mengembangkan penjualan sistim on line. Ia meyakinkan konsumen bahwa pesanan darinya akan sampai dalam waktu 2 hari setelah pembayaran lunas 100%.
Bahan baku dan penolong yang digunakan antara lain : bambu, kain (batik, sifon, satin peles, batik, broklat, blaco dan tetron), rotan, kawat, payet, renda, pemutih H2O2, lem kayu dan lem kuning.
Bahan-bahan tersebut dapat dengan mudah diperoleh di wilayah DIY sendiri. Untuk menunjang kelancaran usahanya, Darmawan menggunakan tenaga kerja harian tetap beberapa orang dengan waktu kerja jam 08.00 – 16.00 dan beberapa harian lepas atau borongan.
Ia dan istrinya terlibat secara langsung dalam proses produksi, utamanya masalah negosiasi harga, Total Quality Control dan pengiriman barang.
Darmawan menyatakan sangat bersyukur dengan adanya program KUR dan berterima kasih kepada pemerintah yang telah memperhatikan rakyat kecil seperti dirinya.(fan)