SUKOHARJO:(Globalnews.id)- Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga berharap alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk pengembangan koperasi di daerah sebaiknya difokuskan untuk mengembangkan koperasi yang berkualitas saja. Sehingga, alokasi anggaran menjadi tepat sasaran dan efektif bagi pertumbuhan ekonomi di daerah. “Karena, tujuan dari program Reformasi Total Koperasi itu sejatinya adalah menciptakan koperasi yang berkualitas”, tegas Puspayoga pada acara Saresehan Nasional Perkoperasian di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis (26/7).
Di depan sekitar 500 orang pegiat gerakan koperasi se-Sukoharjo, Puspayoga menjelaskan bahwa sejak bergulirnya program reformasi koperasi tersebut, pihaknya sudah membubarkan sekitar 50 ribu koperasi yang sudah tidak aktif. “Tadinya, jumlah koperasi di Indonesia itu mencapai 200 ribu lebih. Setelah rehabilitasi database koperasi, maka jumlah koperasi tinggal 80 ribu lebih koperasi yang sehat dan sekitar 75 ribu yang perlu dibina untuk disehatkan”, papar Puspayoga.
Ke depan, Puspayoga berharap fokus pengembangan koperasi tidak lagi berdasarkan kuantitas, melainkan kualitas. “Koperasi boleh banyak asal berkualitas. Oleh karena itu, saya mengajak Gubernur, Walikota, dan Bupati seluruh Indonesia untuk terus fokus mengembangkan koperasi yang berkualitas”, kata Puspayoga lagi.
Pasalnya, lanjut Puspayoga, dengan membangun koperasi berkualitas di seluruh daerah, itu akan berdampak besar untuk menggerakkan ekonomi domestik dan juga terciptanya pertumbuhan ekonomi yang merata dan berkeadilan. “Itu sudah terbukti di negara maju seperti AS, Jepang, Korea, dan Singapura, yang sudah sukses membangun koperasi hingga menjadi besar dan berkontribusi besar pula pada ekonomi di negara mereka”, tukas Puspayoga.
Puspayoga yakin koperasi di Indonesia bisa menjadi besar bila dikelola secara profesional dan dikelola pengurus yang kompeten dan berjiwa enterpreneur. “Sudah banyak contoh juga koperasi besar di Indonesia yang beraset hingga triliunan rupiah. Bahkan, sudah ada koperasi yang listing saham di lantai bursa. Artinya, kita bisa asal dikelola dengan bagus dan profesional”, ujar Puspayoga.
Sementara itu, dalam sambutannya, Wakil Bupati Sukoharjo Purwadi mengungkapkan bahwa jumlah koperasi yang tadinya sebanyak 804 koperasi, kini tinggal 429 koperasi. “Itu karena kita konsisten menjalankan program reformasi total koperasi dengan merehabilitasi database koperasi di Sukoharjo. Sebanyak 375 koperasi sudah kita bubarkan. Dan ke depan, kita akan fokus mengembangkan koperasi berkualitas saja”, tandas Purwadi.
Purwadi berharap, koperasi sebagai alternatif pembiayaan bagi KUMKM mampu memberikan layanan yang cepat, mudah, terjangkau, dan bermutu, bagi seluruh anggotanya. “Oleh karena itu, koperasi membutuhkan profesionalisme dalam pelayanan terhadap anggota. Koperasi juga harus melakukan modernisasi dengan menerapkan manajemen modern”, kata Purwadi.(jef)