Kepala BPTJ: Angkutan Permukiman Akan Urai Kemacetan

IMG-20170207-WA0030

JAKARTA(Globalnews.id)-Wilayah permukiman di  Jabodetabek terus tumbuh. Tercatat saat ini ada sekitar 17 wilayah permukiman di atas 450 hektare yang tersebar di  Jabodetabek.

Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPJT) Kementerian Perhubungan Elly Adriani Sinaga, di Jakarta Selasa (7/2)  mengatakan jumlah kawasan permukiman di wilayah  Jabodetabek terus meningkat dan tidak diimbangi dengan kehadiran sarana transportasi publik yang memadai menjadi salah satu pemicu terjadinya kemacetan.

Pasalnya, para penghuni kawasan permukiman lebih memilih menggunakan angkutan pribadi dibanding kendaraan umum.

Untuk mengatasi masalah tersebut, sebagai  badan yang bertugas mengatur sistem transportasi lintas Jakarta dan daerah penyangga, kata Elly, dengan menggandeng pihak swasta, BPTJ menginisiasi program transportasi umum angkutan permukiman.

Menurut Elly  berdasarkan  Peraturan Menteri Perhubungan No. 32 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang Dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek,   angkutan permukiman merupakan pelayanan   angkutan tidak dalam trayek yang melayani dari kawasan permukiman ke beberapa titik tujuan pusat kegiatan.

Sebelumnya BPTJ telah  melakukan survei pada kawasan permukiman dengan responden rata-rata lima persen dari jumlah Kepala keluarga (KK) setiap permukiman di wilayah Jabodetabek.
Hasil survei menunjukkan preferensi warga yang mau pindah ke angkutan permukiman premium rata rata 78%.

“Itu berarti, rata rata masyarakat permukiman sangat merespon positif berpindah ke angkutan permukiman,” tutur Elly.

Lebih lanjut mengatakan sesuai Peraturan Kepala BPTJ No. SK 55/AJ.206/BPTJ-2017 Tentang Angkutan Permukiman, angkutan permukiman harus memenuhi standar kualitas pelayanan yang mencakup standar keandalan, muatan penumpang, keselamatan, keamanan, ketersediaan pelayanan, dan terjadwal (realibity) serta tarif yang terjangkau masyarakat yang tinggal di kawasan pemukiman. Penumpang akan menikmati layanan internet selama perjalanan dan bus dilengkapi dengan CCTV, sehingga penumpang merasa nyaman dan aman dalam melakukan perjalanan.

Disamping standar pelayanan, BPTJ juga menyediakan shelter yang bagus dan nyaman, sehingga warga yang tinggal di permukiman tidak lagi menggunakan kendaraan pribadi, tapi hanya cukup mengakses shelter dan menggunakan bus menuju tujuan.

Untuk mencapai shelter, warga dapat menggunakan berbagai alternatif termasuk menggunakan kendaraan tidak bermotor seperti berjalan kaki dan sepeda. Fasilitas parkir kendaraan bermotor juga disediakan di sekitar shelter.

“Dengan keberadaan angkutan permukiman, saya berharap,  banyak masyarakat yang akan beralih menggunakan angkutan umum,” ungkap Elly.

Menurut Elly, sebagai langkah awal beroperasinya angkutan permukiman, pada Selasa, 14 Februari 2017 Kementerian Perhubungan akan me-launching Bis JR Connecxion (JRC). Bus JRC  akan berangkat dari kawasan permukiman di daerah penyangga Jadebotabek  menuju pusat-pusat kegiatan di lima wilayah Jakarta.

Lanjut elly mengatakan bahwa layanan angkutan permukiman (JR Connexion) disamping dilayani dengan bus yg memenuhi standar kualutas pelayanan yg mencakup keandalan juga disiapkan aplikasi moovit yg mampu memberikan layanan informasi uptodate terkait jadwal pemberangkatan dan rute yg dilalui, sehingga lebih memudahkan bagi para pengguna angkutan.permukimandalam menjacapau tujuan yg diinginkan.

“Kedepan kita berharap semua layanan angkutan umum berbasis jalan dan rel sudah  harus menggunakan IT, termasuk.manajemen operasi, sepwrti.PPD yg saat ini telah mengg u nakan fleet manajemen system (FMS) yg diyakini telah membwri manfaat terhafap efisiwnsi biaya di tubuh PPD sebesar 15 s/d 20  persen,”,katanya (jef)
 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.