JAKARTA: (Globalnews.id)- Menteri Koperasi dan UKM Puspayoga mendorong koperasi dalam lingkungan PT Garuda Indonesia bersatu agar dapat tumbuh dan berkembang menjadi koperasi besar. Bergabungnya koperasi-koperasi itu akan meningkatkan aset dan mempercepat pengembangan usaha.
“Saya dengar dari Pak Askhara (Dirut Garuda Indonesia-red) bahwa di lingkungan Garuda Indonesia memiliki beberapa koperasi. Saya juga sepakat dengan pak Dirut, agar koperasi di Garuda Indonesia ini bersatu dulu, saya yakin akan cepat besar,” kata Menteri Puspayoga pada Rapat Anggota Tahunan (RAT) Koperasi Awak Pesawat Garuda Indonesia (Koapgi) XVII tahun buku 2018, Kamis (2/5).
Menteri mengatakan beberapa koperasi di tanah air yang kini sudah besar juga karena bersatu lebih dulu, seperti KWSG (Koperasi Warga Semen Gresik) Semen Gresik Group, KISEL (Koperasi Seluler) PT Telkomsel.
“Aset mereka triliunan, saya yakin Koapgi dan koperasi di Garuda Indonesia bisa seperti mereka,” tambah Menteri.
Puspayoga mengatakan Reformasi Total Koperasi yang digulirkan sejak 2015 tujuan utamanya adalah menjadikan koperasi berkualitas secara keanggotaan, aset, usaha dan lainnya.
Karena itu, jumlah koperasi yang di 2014 mencapai 209 ribu, kini sudah turun menjadi hanya 130 ribu. Dapat dilihat sudah banyak koperasi yang beromzet triliunan, bahkan koperasi masuk bursa saham, dan menjadi penyalur KUR (Kredit Usaha Rakyat).
Keberhasilan Reformasi Total Koperasi terlihat dari PDB koperasi pada 2014 terhadap PDB Nasional hanya 1,71 persen, di 2017 sudah meningkat menjadi 4,48 persen.
Turut hadir dalam acara itu, Dirut PT Garuda Indonesia Ari Askhara, Deputi Bidang Pengawasan Kemenkop dan UKM Suparno, Duta Koperasi dan UKM Dewi Motik Pramono, dan pembina Koapgi Untung Tri Basuki.
Dirut PT Garuda Indonesia (persero) Ari Askhara pada saat yang sama juga mengimbau kepada koperasi di lingkungan BUMN penerbangan itu untuk bersatu sebelum melakukan pengembangan usaha.
“Di Garuda Indonesia ada Kokarga (Koperasi Karyawan Garuda Indonesia), ada juga koperasi di anak perusahaan. Pengalaman saya saat di Pelindo III dan Wijaya Karya, dengan bersatu dulu koperasi, ya akan cepat besar,” kata Askhari yang sempat membina koperasi di dua BUMN tersebut.
Askhara mengatakan di Pelindo III sempat ada beberapa koperasi. Ia meminta koperasi tersebut bergabung dulu, setelah itu baru membuka peluang pada koperasi untuk menjalankan sepertiga usaha Pelindo III. Hasilnya pada 2013 koperasi karyawan di Pelindo mampu membukukan SHU Rp 14 miliar.
“Di Wijaya Karya juga demikian, setelah beberapa koperasi disana bersatu pada 2016 mampu membukukan SHU Rp 12 miliar,” katanya.
Askhara yakin banyak peluang bisnis yang nanti bisa dikerjakan oleh koperasi di PT Garuda Indonesia, jika sudah melebur dalam satu koperasi.
Sementara itu Ketua Koapgi, Rimond Barkah Sukamdi mengakui, perjalanan Koapgi dalam beberapa tahun terakhir terasa berat, terutama setelah masuknya bank bank BUMN yang memberikan pinjaman murah kepada anggota.
“Selama ini KSP menjadi andalan kami, jadi dengan masuknya bank BUMN ini, kami kalah bersaing,” katanya.
Ia merencanakan, koperasi akan mulai menggarap sektor riil, seperti pembangunan apartemen untuk karyawan, perkantoran dan usaha lain yang dinilai menguntungkan.
Dalam RAT itu, Koapgi membukukan SHU sebesar Rp 1,69 miliar atau turun dibandingkan tahun 2017 yang mampu meraih SHU Rp 4 miliar. Penurunan juga terjadi pada aset yang di 2018 menjadi Rp 147 miliar dibanding aset 2017 yang masih Rp 172 miliar. (jef)