Keberpihakan pada UMKM Harus Lebih Besar

Bandar Lampung:(GLOBALNEWS.IS)- Keberpihakan pada UMKM harus lebih besar lagi di masa mendatang. Kontribusi UMKM bagi perekonomian bangsa sangat besar dan berperan menurunkan angka kemiskinan.

“Bicara tentang UMKM adalah bicara tentang nyawa bangsa. UMKM, rohnya untuk mencapai ‘Indonesia Emas’ kelak,” kata Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Rully Indrawan, Minggu (18/8).

Hal itu disampaikan Rully saat membuka Sinergi Kementerian Koperasi dan UKM dengan Pemerintah Lampung, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Paguyuban Pasundan dalam Rangka Mendukung Ekspor di Lampung. Dalam sinergi tersebut dilakukan berbagai pelatihan bagi pelaku UMKM dan pemberian pembiayaan lewat LPDB-KUMKM kepada pelaku UMKM.

Ia mengemukakan kontribusi UMKM bagi perekonomian bangsa sangat besar. Jumlah pelaku UMKM adalah 99,7 persen, dengan sumbangan PDB mencapai 60,34 persen. Adapun kontribusi total tenaga kerja 97 persen. Sedangkan kontribusi ekspor masih 14,17 persen.

Di sisi lain, Rully mengatakan UMKM masih menghadapi banyak masalah mulai permodalan, pemasaran dan lainnya.

“Saya mendapat kiriman WA setiap hari dari pelaku UMKM yang mengeluhkan berbagai permasalahan yang dihadapi,” katanya.
Ia mengungkapkan sangat banyak pelaku UMKM terjerat oleh rentenir. “Kita sedih, usaha yang dikerjakan dari pagi sampai malam akhirnya disetor ke rentenir,” kata Rully.

Karena itu, ia mendukung kegiatan sinergi program dengan daerah dilaksanakan. Hal itu untuk mendorong kegiatan pengembangan UMKM di daerah segera terealisasi.

Ia menegaskan keberpihakan pada UMKM harus lebih ditingkatkan lagi. Salah satunya, fakta perbankan hanya mampu menyediakan pembiayaan sebesar 19 persen bagi UMKM. Itu artinya hanya 12 persen saja UMKM yang mampu mengakses perbankan. Selebihnya mereka mengakses pembiayaan dari modal sendiri, meminjam dari rentenir dan lainnya.

Rully mengemukakan pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam beberapa tahun terakhir hanya di kisaran lima persen. Padahal, jika kontribusi UMKM meningkat, pertumbuhan ekonomi nasional akan terdongkrak.

Ia menjelaskan simulasi jika omzet UKM meningkat 30 persen akan menaikkan pertumbuhan ekonomi menjadi 7 persen.

“Tidak hanya pertumbuhan ekonomi, meningkatnya omzet UMKM juga menurunkan angka kemiskinan dan gini rasio. Kemiskinan dapat menurun ke titik terendah,” tegas Rully.

Ia mengemukakan pembinaan UMKM dilakukan 18 K/L. Namun diharapkan ada sinergi dan koordinasi antara semua unsur K/L dan pemda. Tidak cukup, bahkan perlu melibatkan pemangku kepentingan lain, swasta, BUMN, organisasi kemasyarakatan, kampus.

*Kerja sama Paguyuban Pasundan*

Dalam acara tersebut sekaligus dilakukan MoU dengan Paguyuban Pasundan untuk membantu pengembangan UMKM di Lampung. Paguyuban telah membina 1.400 kelompok yang tersebar di seluruh Indonesia.

“Kami siap membantu UMKM di Lampung untuk berbagi pengalaman dan agar dapat tumbuh bersama dengan pelaku usaha lainnya,” kata Ketua Paguyuban Pasundan Prof. Dr. Didi Turmudzi.

Didi mengatakan Paguyuban Pasundan merupakan organisasi yang dibentuk untuk memerangi kebodohan dan kemiskinan. Didirikan tahun 1913, organisasi ini bersifat terbuka yang anggotanya bukan berdasarkan darah Sunda tapi kultural. Setiap orang yang pernah mengenyam pendidikan di Jawa Barat dapat menjadi anggota Paguyuban Pasundan.

Hadir pada acara tersebut Pj. Sekretaris Daerah Provinsi Lampung Fahrizal Darminto, Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan UKM Victoria br. Simanungkalit, Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM Yuana Sutyowati dan Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Lampung Isron Fadtricar.

Pada saat yang sama persetujuan pembiayaan dari LPDB-KUMKM kepada Koperasi Baitul Qira’at Baburrayan – Aceh sebesar Rp 10 miliar dan kepada Koperasi Bina Masyarakat Utama – Lampung sebesar Rp 5 miliar. (jef)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.