JAKARTA:(GLOBALNEWS.ID)- Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Prof Rully Indrawan memberikan apresiasi atas diluncurkannya PRAJA 2019 di Jakarta, Rabu (28/8). PRAJA merupakan kompetisi jurnalistik mengenai koperasi dan kewirausahaan. “Saya sebagai seorang akademisi sangat mendukung ajang lomba penulisan seperti ini. Apalagi, menyangkut koperasi dan kewirausahaan”, kata Prof Rully, pada acara peluncuran PRAJA 2019.
Prof Rully yang dipilih menjadi Ketua Dewan Juri PRAJA 2019 itu berharap agar sesering mungkin muncul tulisan mengenai koperasi di media massa dan media sosial. “Agar para generasi milenial bisa membaca, kemudian memahami dan menekuni dunia koperasi”, tandas Prof Rully.
Terlebih lagi, menurut Prof Rully, saat ini sudah banyak anak-anak muda kreatif yang sudah berkecimpung di dunia koperasi. “Saya optimis ke depan koperasi makin diminati kalangan generasi milenial”, ujar Prof Rully.
Prof Rully menambahkan, koperasi saat ini tengah berada dalam fase menghadapi tantangan untuk melakukan reposisi. “Fase ini menjadi sangat penting sebagai persiapan berikutnya menghadapi tantangan kebangkitan eksistensi organisasi koperasi,” kata Prof Rully lagi.
Saat ini, lanjut Prof Rully, koperasi tidak lagi hanya bercirikan berbentuk badan hukum koperasi, namun harus dikembangkan dalam spirit kolaborasi yang menjadi pondasi perubahan model bisnis yang sedang terjadi saat ini yakni Ekonomi Kolaborasi.
Sementara itu, Chairman Multi Inti Sarana (MIS) Group Tedy Agustiansjah menyatakan, saat ini isu revolusi industri 4.0 menuntut setiap badan usaha untuk mampu mengikuti perkembangan. Revolusi terjadi dengan fokus pada Internet of Things (IoT) dan Artificial Intellegence (AI).
Oleh karena itu, menurut Tedy, diperlukan gebrakan untuk mendorong kalangan milenial memberikan terobosan baru di dunia koperasi dan bisnis model yang memanfaatkan teknologi untuk mengembangkan usaha ke depannya.
“Kami percaya bahwa koperasi akan selalu menjadi pilar ekonomi bangsa Indonesia. Bahkan, saat ini terasa sangat relevan dengan esensi bisnis zaman now, yaitu Ekonomi Kolaborasi,” kata Tedy.
Oleh karena itu, tambah Tedy, menjadi sangat strategis untuk bisa memahami dan menempatkan koperasi dalam konteks tantangan kekinian dengan melakukan transformasi organisasi.
Dalam kesempatan yang sama, Chief Information Officer MIS & CEO Multi Inti Digital Bisnis (MDB) Subhan Novianda menegaskan, arahan Presiden Joko Widodo yang mendorong kegiatan perekonomian berbasis teknologi (digital economic) harus dijawab dengan mengubah paradigma bisnis jika koperasi masih ingin bertahan dan eksis di era digital.
Persaingan bisnis bagaimanapun telah bergeser menjadi kemitraan bisnis, lanjutnya, di mana peluang bisnis digarap melalui kemitraan yang mengedepankan value chain.
“Koperasi di era industri 4.0 harus memiliki website atau aplikasi yang memudahkan anggota dan pengurusnya saling berhubungan. Pelayanan kepada anggotanya dilakukan secara online. Pembelian barang, peminjaman, cek SHU, dan sebagainya saatnya dipermudah dengan layanan online,” kata Subhan.
Pada kesempatan itu, Tedy Agustiansjah menyatakan, kompetisi PRAJA 2019 hadir kembali untuk menjadi jendela informasi dan inspirasi gerakan perkoperasian di Indonesia dalam merespons proses transformasi ekonomi di Indonesia.
Pada ajang kompetisi PRAJA 2019 berhadiah total RP204 juta itu terdapat lima kategori yang dilombakan, yaitu Karya Tulis Jurnalistik, Karya Foto Jurnalistik, Karya Video Kreatif, Karya Tulis Blog, dan Ide Bisnis Koperasi.
Karya yang diikutsertakan harus sudah dipublikasikan di media massa dan/atau media sosial peserta selama periode 1 November 2018 hingga 20 Oktober 2019. Pendaftaran dan pengiriman karya dimulai sejak 28 Agustus sampai dengan 22 Oktober 2019 melalui microsite praja2019.multiintisarana.com.(jef)