LOMBOK: (Globalnews.id)– Bank Indonesia (BI) menilai melemahnya kurs Rp yang mendekati level 13.700 hingga 13.800 per dollar, masih dalam batas yang wajar.
Meski demikian, Bank Indonesia terus mencermati pergerakan kurs. Selain itu BI juga selalu ada di pasar sehingga tidak memberikan ekspetasi yang berlebihan.
“Kurs adalah harga dari devisa,sekarang kurs berfluktuasi tentu menciptakan ketidakpastian,tugas BI adalah meminimalkan ketidakpastian itu” kata Kepala Grup Asesmen Ekonomi BI Firman Mochtar pada pelatihan wartawan dengan tema
‘Kondisi Perekonomian Terkini dan Respon Kebijakan BI’ di Katamaran hotel and resort, senggigi, Lombok(21/4)
Sebelumnya Pada rapat dewan gubernur (RDG) pekan ini menyatakan, Tekanan terhadap rupiah terutama disebabkan oleh perbaikan indikator ekonomi AS yang diikuti ekspektasi pasar akan kenaikan suku bunga FFR yang lebih agresif, serta risiko berlanjutnya perang dagang AS-Tiongkok. Hal tersebut mendorong pembalikan modal asing dan tekanan depresiasi nilai tukar pada berbagai mata uang dunia, termasuk Indonesia.
Menurut Firman, Bank Indonesia akan terus mewaspadai meningkatnya risiko ketidakpastian pasar keuangan global dan tetap melakukan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar sesuai dengan nilai fundamentalnya dengan tetap menjaga bekerjanya mekanisme pasar.”Nah disinilah peran dari cadangan devisa untuk tetap menjaga volatilitas kurs tetap stabil”kata Firman.
Posisi cadangan devisa Indonesia akhir Maret 2018 tercatat sebesar 126,00 miliar dolar AS, setara dengan pembiayaan 7,9 bulan impor atau 7,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Angka tersebut berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Sementara itu, Enrico tanuwidjadja UOB Indonesia economist menyatakan,jika nilai tukar Rp melemah terhadap Dollar AS banyak analis asing mengusulkan agar bank sentral cepat menaikkan suku bunga(BI 7 days repo).
Menurut Enrico ada 3 opsi bagi bank sentral untuk menstabilkan kurs Rp , pertama, membiarkan kurs Rp tetap melemah,meski opsi tersebut menandakan persepsi ekomomi tengah memburuk. Opsi kedua, intervensi terus menerus,yang Imbasnya menjadi terus tergerus. Serta opsi ketiga adalah Menaikkan suku bunga(BI 7 days repo) dengan kebijakan yang penuh perhitungan.
“yang terpenting kita tetap harus mendukung langkah atau kebijakan bank sentral” ujar Enrico.(jef)