Jakarta:(Globalnews.id) – Sudah lebih dari 10 tahun Jemmy Pranyoto menjadi nasabah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI (kode saham: BBNI) Jemmy yang merupakan perwakilan Golden Nest Corporation Amerika Serikat, memanfaatkan fasilitas kredit dari BNI untuk modal kerja. Kesan Jemmy selama belasan tahun menjadi nasabah BNI adalah fleksibilitas BNI dalam mendukung UMKM di luar negeri untuk tumbuh, tak tertandingi.
“BNI secara keseluruhan memberikan perhatian, pendidikan, pengarahan. Secara keseluruhan mereka kompak membantu kami para UMKM untuk bisa berkembang ke arah yang lebih tinggi,” kata Jemmy.
Jemmy bercerita pertama kali bekerja sama dengan BNI, saat itu perusahaannya masih 100 persen importir dan distributor. Baru 10 tahun belakangan ini, Golden Nest Corporation mulai ekspansi bergerak ke pabrik makanan.
Selama belasan tahun bekerja sama dengan BNI, keluwesan BNI dalam membantu nasabah UMKM sulit dia lupakan. Walaupun di atas kertas kerja sama Jemmy dengan BNI hanya sebatas pembiayaan untuk modal kerja, BNI justru memberikan lebih dari sekadar pinjaman.
Dia mengatakan BNI memberikan ‘paket full’ untuk mendukung UMKM di luar negeri untuk naik kelas. BNI tidak hanya menyalurkan pembiayaan, juga memberikan masukan, saran hingga bimbingan sehingga UMKM di luar negeri, dalam hal ini Amerika Serikat, dapat terus berkembang.
Meski hanya berfokus dalam menyalurkan modal kerja, Jemmy bercerita, sangat serius dalam melayani dan mendorong nasabahnya, khususnya UMKM, untuk menjadi lebih baik.
“Saya melihat BNI benar-benar sangat memperhatikan mereka. Selama 10 tahun saya dengan BNI hampir setiap pergantian general manager saya mendapat kunjungan kerja ke pabrik saya, dan kemudian kita melakukan diskusi. Hal seperti itu yang walaupun secara tertulis hanya modal kerja, tetapi sebenarnya BNI memberikan perhatian, pendidikan dan pengarahan,” kata Jemmy.
Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat Rosan Roeslani mengatakan perdagangan antara Indonesia dan Amerika Serikat saat ini sudah sangat signifikan yakni naik 36% mencapai US$37 miliar dengan surplus mencapai US$14,1 miliar pada tahun lalu.
Dia melanjutkan ada 200.000 lebih diaspora Indonesia yang tersebar di seluruh negara bagian di Amerika. Kebutuhan produk perbankan diaspora ini sangat beragam sehingga diperlukan produk dan program inovatif.
Rosan tak menampik pertumbuhan kinerja perdagangan tersebut merupakan hasil dari dukungan komprehensif dari BNI. Terlebih BNI cabang “New York” mampu memiliki kemampuan untuk merangkul 200.000 orang diaspora Indonesia di Amerika dengan membentuk ekosistem ekonomi.
“Bahkan BNI mampu memberikan sebuah perhatian dan bimbingan yang holistik kepada para diaspora “Indonesia di Amerika” sehingga membantu pengembangan bisnis diaspora lebih berkelanjutan,” kata Rosan.
General Manager BNI New York Aidil Azhar mengatakan perseroan selalu siap untuk membantu diaspora Indonesia di Amerika Serikat untuk tumbuh.
Aidil mengatakan selain pembiayaan, BNI New York juga memiliki produk perdagangan keuangan (trade finance) yang mampu membantu kelancaran ekspor impor produk Indonesia dan Amerika Serikat.
“Di luar itu, kami juga membantu membuka rekening rupiah di Indonesia tanpa perlu harus datang ke Indonesia untuk memfasilitasi pelaku usaha di Amerika yang memiliki hubungan bisnis secara erat di Indonesia,” imbuhnya.(Jef)