Jakarta:(Globalnews.id) – Business matching dikatakan memiliki manfaat nyata bagi para pelaku UKM dari berbagai bidang. Pasalnya, dengan adanya business matching ini, para pelaku UKM dapat terdaftar dan mengakses e-katalog agar produk mereka dibeli oleh pemerintah.
Salah satu pelaku UKM yang merasakan manfaat nyata dari acara business matching ini ialah Titus Ridi selaku Operational General Manager PT Indobaja Primamurni. Perusahaan yang bergerak di bidang produk alat pertanian ini memiliki produk unggulan cangkul barong.
“Sangat bermanfaat sekali kegiatan pameran seperti ini, dikarenakan pihak produsen bisa bertemu dengan kementerian dan LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah), sehingga kita bisa diarahkan untuk bisa mengakses e-katalog yang digunakan untuk pengadaan barang dan jasa pemerintah,” ungkapnya dalam acara Business Matching Tahap Kedua pada tematik kedua dengan kategori produk alat pertanian, manufaktur, dan alat berat, Jumat (15/4).
“Selama ini kita tidak bisa memperjualbelikan produk kita karena kita enggak masuk dalam e-katalog. Dengan pertemuan ini, sekarang semua produk PT Indobaja Primamurni sudah bisa diakses di e-katalog,” lanjut Titus.
Tak hanya dibantu untuk masuk ke dalam e-katalog, business matching juga telah membantu pelaku UKM untuk mendapatkan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) sebesar 58%.
“Kita dibantu pemerintah juga dan TKDN kami lebih dari 58%. Artinya kita mampu dan siap serta bangga berproduksi dalam negeri. Kita bisa berproduksi dengan kualitas yang baik dan harga yang bersaing,” tuturnya.
Lebih lanjut, Titus menambahkan bahwa dengan barang yang diproduksi oleh perusahaannya ini, tentu akan meminimalisir impor alat pertanian, khususnya cangkul.
“Kita mampu memproduksi barang yang berkualitas dan alat panen sawit kita yang banyak juga dipergunakan dari luar negeri. Sekarang kita sudah bisa produksi dengan kapasitas yang tinggi,” tegas Titus.
Titus mengakui bahwa pihaknya baru seminggu masuk ke dalam e-katalog. Namun, dia mengatakan bahwa sudah ada beberapa pemerintah daerah yang menghubunginya dan bertanya tentang produknya.
“Kita baru seminggu masuk e-katalog, tapi memang luar biasa sudah ada yang menanyakan dari beberapa Pemda menanyakan. Bahkan Pemda DKI Jakarta, dinas pertamanan dan akan mulai beli di e-katalog kita. Belum terjadi transaksi memang karena masih baru. Tapi kita melihat ada keinginan dari pemerintah untuk membeli,” ujarnya.
Menurut Titus, kegiatan business matching ini sebisa mungkin untuk ditingkatkan lagi dan dilakukan secara berjelanjutan. Pasalnya, dia merasakan sendiri manfaat dari kegiatan ini, di mana produsen atau industri kecil dan menengah harus dibimbing dan dibina.
“Kalau kita dilepaskan sendiri enggak bakal bisa akses atau membuat seperti e-katalog. TKDN pun kalau enggak didampingi enggak bakal terjadi. Kegiatan ini mohon jangan berhenti dan terus dilakukan secara kontinu,” pungkas Titus. (Jef)