Arsip Kategori: ekbis

Sasar Masyarakat MBR dan Pekerja Informal, Bank BTN Luncurkan KPR BTN Mikro

btn mikro

SEMARANG: (Globalnews)- Konsisten dalam perannya mendukung Program Sejuta Rumah yang dicanangkan oleh  Pemerintah, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. merilis produk Kredit Pemilikan Rumah baru bertajuk KPR BTN Mikro. Produk anyar ini diharapkan bisa menjawab kebutuhan pembiayaan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR)  terutama  pekerja di sektor informal yang jumlahnya diprediksi mencapai 6,5 juta orang.

“Dengan KPR Mikro, Bank BTN membuka ruang bagi masyarakat yang lebih luas dalam memperoleh akses pembiayaan perumahan,” demikian kata Direktur Utama Bank BTN, Maryono saat meresmikan peluncuran KPR Mikro di Wisma Perdamaian, Semarang, Jawa Tengah (24/2).

Adapun, produk KPR BTN Mikro membidik keluarga atau individu yang memilki penghasilan rata-rata Rp1,8 juta hingga  Rp2,8 Juta per bulan. Segmen masyarakat ini merupakan segmen yang paling membutuhkan akses pembiayaan rumah, karena mereka tidak masuk dalam kategori penerima KPR Subsidi baik dalam skema  Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) maupun Subsidi Selisih Bunga (SSB), dan juga Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM) yang dikucurkan Pemerintah.

Meski menyasar segmen MBR, KPR BTN Mikro bukan bagian dari program bantuan pendanaan program sejuta rumah yang dicanangkan Pemerintah. “Pendanaan KPR Mikro ini murni inisiatif Bank BTN,” ujar Maryono.

Masyarakat pun tetap bisa menikmati bunga kredit murah. Dalam peluncuran produk KPR BTN Mikro, Bank BTN menawarkan promo bunga KPR BTN Mikro sebesar 7,99% per tahun (fixed). Selain bunga kredit yang rendah, angsuran pun dibuat dengan skema yang ringan, misalnya dibayar mingguan, atau harian.

Selain angsuran yang ramah di kantong, KPR BTN Mikro juga memberikan besaran uang muka yang ringan, tergantung pada kegunaan. KPR BTN  Mikro pun dapat dipergunakan untuk pembelian rumah baru atau second, pembelian kavling, pembangunan rumah di atas lahan yang sudah dimiliki, serta perbaikan atau renovasi rumah.

Maryono melanjutkan, untuk pembelian rumah pertama, Bank BTN menerapkan uang muka hanya sebesar 1%. Sementara untuk renovasi rumah atau pembangunan rumah, uang muka diwajibkan minimal 10%. Uang muka tersebut, bisa digunakan untuk mencairkan KPR Mikro, dengan plafon atau nilai maksimal Rp 75 juta.

Pembiayaan mikro ini juga bisa diberikan secara  berulang (repetitive) atau bergulir (revolving). Kemudian, jangka waktu kredit bisa sampai dengan 10 tahun. Selama  menggunakan produk KPR BTN Mikro, nasabah pun mendapatkan asuransi dari kredit properti yang diajukan.

Adapun, target penyaluran KPR Mikro tahun ini sebesar Rp150 miliar. Untuk tahap awal peluncuran KPR Mikro, debitur yang disasar oleh Bank BTN adalah pedagang yang tergabung dalam Asosiasi Pedagang Mie Bakso (APMISO). Selain pedagang makanan, Bank BTN juga menyasar nelayan, petani, pengrajin, dan pekerja  di sektor informal. “Yang penting, mereka tergabung dalam komunitas pedagang atau koperasi serta merupakan binaan Kementerian Koperasi dan UKM dengan penilaian baik,” tutur Maryono.

Selain menjadi anggota dalam komunitas usaha atau koperasi, syarat lainnya untuk menjadi debitur KPR Mikro adalah menjalani usahanya minimal 1 tahun serta mendapat rekomendasi dari komunitas dan koperasi yang memayunginya. Lewat produk ini, Maryono juga berharap kesadaran  masyarakat bisa meningkat, karena akan terbiasa menyisihkan pendapatannya untuk ditabung dan dibelikan aset, seperti rumah tinggal.

Untuk itu,  Bank BTN juga mensyaratkan para debitur yang mengajukan permohonan KPR BTN Mikro harus terlebih dahulu  memiliki tabungan di Bank BTN dengan rata-rata usia tabungan yakni selama minimal 3 bulan dan nominal setara cicilan bulanan kredit mereka.

Produk tabungan yang ditawarkan Bank BTN pun disesuaikan dengan kemampuan debitur, yaitu Tabungan Cermat. Tabungan yang dirilis sejak 2015 lalu tersebut, menggratiskan biaya administrasi dengan setoran minimal Rp10.000. “Dengan KPR Mikro, jumlah pemegang Tabungan Cermat pun diharapkan bisa meningkat sehingga program inklusi keuangan bisa semakin pesat sesuai arahan OJK,” jelas Maryono.

Inklusi Keuangan dan Pembinaan Usaha

Sementara itu, peluncuran KPR BTN Mikro akan menggandeng Perum Perumnas dan bekerjasama dengan pengembang perumahan di seluruh Indonesia. Tidak sekadar menawarkan kredit, Bank BTN juga melakukan pembinaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dengan menggandeng civitas akademika Universitas Diponegoro untuk melakukan pendampingan perencanaan usaha dan bisnis, serta mengenal layanan jasa perbankan  bagi komunitas pedagang.

Peran Bank BTN tidak hanya dalam mendukung program satu juta rumah, entitas yang sebelumnya bernama Bank Tabungan Pos ini juga mengembangkan inklusi keuangan dengan menjadikan para pedagang bakso yang tergabung dalam APMISO sebagai agen laku pandai. Kerja sama tersebut dikukuhkan dalam bentuk penandatangan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MOU) antara Bank BTN dengan APMISO.

Per Desember 2016, Bank BTN tercatat telah memiliki sebanyak 5.371  agen laku pandai. Kemudian, perseroan juga telah memiliki sebanyak 841 agen laku pandai berbadan hukum. “Kami menargetkan dengan KPR Mikro, agen laku pandai Bank BTN bisa meningkat dua kali lipat,” ujar Maryono.(dan)

Presiden RI Luncurkan BPNT Secara Nasional, BNI Tangani Lebih dari 840.000 KPM

 

mensos

JAKARTA:(Globalnews.id)-Presiden Republik Indonesia Joko Widodo meluncurkan program Bantuan Pangan Non Tunai atau BPNT secara nasional. Kementerian Sosial Republik Indonesia bersama dengan Bank-bank Milik Negara atau Himbara telah siap melaksanakan penyaluran BPNT di 44 Kota dengan jumlah penerima sebanyak 1,2 Juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Ke-4 bank Himbara tersebut adalah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI, Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan Bank Tabungan Negara (BTN).

Peluncuran BPNT secara nasional oleh Presiden RI tersebut dilaksanakan di Gedung Olah Raga POPKI, Cibubur, Jakarta Timur, Kamis (23 Februari 2017). Hadir pada kesempatan tersebut Menteri Koordinator PMK RI Puan Maharani, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Sosial RI Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Bank IndonesiaAgus Martowardojo, Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad, serta Direktur Utama BNI Achmad Baiquni serta Direktur Utama Bank Himbara lainnya.

Khofifah mengatakan BPNT merupakan arahan Presiden Joko Widodo. Dalam Rapat Terbatas Maret, April, dan Juni 2016, Presiden memberi arahan agar bantuan sosial makin diintegrasikan secara non tunai dan subsidi pangan akan dikonversi dengan  bantuan pangan melalui Kartu Keluarga Sejahtera (KKS). Presiden mengarahkan agar penerapan penyaluran bantuan pangan pengganti subsidi pangan yang dikenal raskin atau rastra dapat mulai diterapkan pada tahun 2017.

“Program Subsidi Pangan ini dulunya beras miskin (raskin) lalu diubah menjadi rastra (beras sejahtera). Subsidi Pangan saat ini dikonversikan menjadi Bantuan Pangan Non Tunai. Bapak, Ibu akan ditanya tentang hal ini. Maka kuasai hal ini karena secara terminologis mempunyai perbedaan yang signifikan,” papar Menteri Sosial.

Tahun 2017 nilai BPNT mencapai Rp 1,4 triliun. Jumlahnya begitu besar, “Maka saya minta pemerintah daerah dan Dinas Sosial menguasai mekanismenya. Sebab nanti akan muncul pertanyaan-pertanyaan terkait sistem baru penyaluran bantuan ini. Apa itu subsidi pangan, apa bedanya dengan bantuan pangan. Jelaskan kepada penerima manfaat,” terang Khofifah

Achmad Baiquni mengungkapkan, BNI akan menyalurkan BPNT kepada lebih dari 840.000 keluarga penerima manfaat di daerah Jawa dan Bali. Penyaluran akan dilaksanakan melalui Agen-agen46 BNI yang  terus berkembang jumlahnya.

Sistem yang dipakai dalam penyaluran BPNT ini menggunakan Kartu yang memiliki multi fungsi, yaitu sebagai e-wallet yang dapat menyimpan data penyaluran bantuan Pangan serta berfungsi sebagai kartu tabungan. Dengan sistem ini, BantuanPangan Non Tunai akan langsung disalurkan ke rekening Penerima Manfaat dalam hal ini E-wallet dan hanya dapat digunakan untuk membeli barang sesuai program yang ditetapkan pemerintah.

Dalam sistem penyaluran ini, dibangun pula sistem  monitoring berupaDashboard yang bersifat online untuk pemantauan, penyaluran, dan penyerapan bantuan sosial serta rekonsiliasinya. Sistem ini dapat diakses untuk kepentingan secara nasional sampai dengan Desa.

“Untuk pengembangan kedepan, metode ini juga dapat diterapkan untuk penyaluran Bantuan Sosial atau Subsidi lainnya seperti Pupuk, Elpiji, sehingga dapat mendukung program Pemerintah untuk bantuan sosial dan subsidi,” ujar Achmad Baiquni.

Penerima BPNT dapat mendatangi Agen46 BNI atau Agen-agen Branchless Banking lain dari Bank Himbara untuk memanfaatkan bantuan pangan tersebut. Kekhususan BPNT adalah pada penyalurannya yang hanya bisa dicairkan dalam bentuk komoditas pangan.

Pada Penyaluran BPNT secara Nasional ini, BPNT hanya dapat dicairkan menjadi beras bersubsidi sebanyak 10 kilogram (kg) dan gula sebanyak 2 kg atau senilai  Rp 110.000 per penerima. Bantuan tersebut tidak dapat dicairkan dalam bentuk uang. Untuk itu, BPNT juga dapat dicairkan melalui Rumah Pangan Kita (RPK) yang dikelola BULOG dan Warung Gotong Royong Elektronik (E-Warong) yang dioperasikan oleh koperasi dibawah koordinasi Kementeriaan Sosial RI.

Jaringan Agen Bank HIMBARA, saat ini mencapai lebih dari 165.000 agen yang cukup banyak dan luas sehingga dapat mengakomodir penyaluran beragam bantuan sosial. Sebanyak 16.000 agen diantaranya siap menyalurkan BPNT.

Untuk tahun 2017 sebanyak 1,2 Juta orang Penerima Manfaat yang berada di 44 Kota akan menerima bantuan Pangan Non tunai melalui Bank-bank Himbara. Agen Bank Himbara bekerjasama dengan Perum Bulog untuk menyediakan Barang Natura dimana pada tahap awal ini telah di sepakati bersama Kementerian Sosial bahwa komoditas barang terdiri dari Beras dan Gula dengan nilai bantuan sebesar Rp 110.000/ bulan dapat dicairkan untuk belanja barang tersebut.

Pada tanggal 23 Februari 2017, penyaluran BPNT dilakukan secara serentak di 30 kota. Ke-30 kota tersebut antara lain adalah Bandung, Banjar, Cirebon, Cimahi, Pekalongan, Salatiga, Semarang, Tegal, Surabaya, Denpasar, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, Jakarta Pusat, Tangerang Selatan, Cilegon, Serang, Tangerang, Bekasi, Jakarta Timur, Blitar, Kediri, Malang, Pasuruan, Magelang, Surakarta, Yogyakarta, Sukabumi, Depok, Probolinggo, dan Madiun.(jef)

 

Perkuat Literasi Digital Keuangan, BNI Luncurkan “BNI Digination”

_NO_2264

JAKARTA:(Globalnews.id)-PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI meluncurkan program BNI Digination yang akan menjadi sebuah gerakan di seluruh wilayah operasional BNI untuk membantu percepatan literasi transaksi keuangan secara digital bagi masyarakat Indonesia, terutama yang memiliki akses terbatas ke lembaga-lembaga keuangan.  Gerakan ini akan membuka kesadaran publik bahwa teknologi digital dapat diaplikasikan dengan sebaik mungkin dalam meningkatkan kesejahteraan bersama masyarakat Indonesia secara umum.

Peluncuran BNI Digination ini dilaksanakan secara serentak di Malang, Jawa Timur dan Jakarta pada Rabu (22 Februari 2017). Di Malang, peluncuran BNI Digination dilaksanakan seiring dengan Acara BNI HackFest 1st Round Malang.

Sedangkan peluncuran BNI Digination di Jakarta dilaksanakan oleh Direktur Konsumer Banking BNI Anggoro Eko Cahyo,  Direktur Perencanaan & Operasional BNI Bob Tyasika Ananta, SEVP Digital Banking BNI Dadang Setiabudi, dan SEVP Modal Manusia BNI Alex Denni sekaligus paparan kepada media.

Beberapa produk digital yang dikembangkan oleh BNI dan perusahaan-perusahaan anak turut dipamerkan kepada media pada acara Launching BNI Digination di Jakarta. Produk-produk digital yang disiapkan BNI antara lain UNIQKU, BNI Kredit Digital (Digital Loan), BNI Vision, BNIe-Collection, BNI Digital Services, hingga Dashboard Bansos.

Adapun produk-produk digital yang ditampilkan perusahaan anak adalah Kredit & Asuransi Mikro Agen46 yang di-support BNI Life, E-SMART dari BNI Securities, dan Hasanah Lifestyle Banking dari BNI Syariah

Anggoro mengungkapkan, melalui BNI Digination, BNI menyiapkan semua layanan yang memungkinkan publik untuk aktif menjadi penyedia layanan keuangan. BNI membuat setiap orang layak menjadi bankir, meskipun tidak memiliki pengalaman atau pengetahuan awal sebagai bankir. “Di masa mendatang, tidak ada lagi masyarakat yang tidak terlayani oleh bank, karena BNI adalah digital,” ujarnya.

Beberapa program dan produk BNI yang memungkinkan layanan perbankan dapat diberikan oleh orang nonbank antara lain adalah pembentukan Agen46 atau branchless bankingBNI yang dibentuk sebagai dukungan pada program Laku Pandai Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Kemudian Program Warung Gotong Royong Elektronik Kelompok Usaha Bersama (e-Warong KUBE) yang merupakan Agen46 BNI yang juga memiliki tambahan layanan, yaitu sebagai penyalur bantuan sosial (kerja sama dengan Kementerian Sosial RI) dan penyalur bahan makanan bersubsidi (berstatus sebagai Rumah Pangan Kita yang dikembangkan BULOG). Agen46 atau Agen46 pada e-Warong KUBE sama-sama dikelola oleh warga masyarakat yang tidak memiliki pengalaman menjadi bankir, namun dengan pendekatan BNI, mereka dapat memberikan layanan perbankan.

“Kami perhatikan semuanya, mulai dari transaksi besar hingga ‘uang kecil’. Contohnya, untuk transaksi ritel, kami siapkan BNI UniqKu yang memungkinkan semua orang bertransaksi dengan telepon genggamnya. Sementara masyarakat yang membutuhkan pembiayaan, kami siapkan layanan yang semakin memudahkan, melalui BNI Digital Loan. Namun, kami tidak berhenti disitu, kami akan menggali semua ide dan inovasi baru di bidang Fintech (financial technology) dari semua kalangan termasuk komunitas Fintech. Untuk itulah, kami menggelar rangkaian BNI HackFest, dimana yang pertama adalah di Malang,” ujar Anggoro.

Kick off BNI Digination melalui acara roadshow pertama dari HackFest 1st Round Malang dimulai hari ini. BNI berkolaborasi dengan Malang Creative Fusion (MCF) dan STASION menyelenggarakan kompetisi HackFest 1’st round dengan tema “BNI Digination: Pemanfaatan layanan perbankan untuk mendukung solusi berbasis digital bagi masyarakat atau pemerintah”.

Tiga Tahapan

BNI Digination merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan BNI untuk dapat membuka wawasan masyarakat Indonesia bahwa teknologi digital dapat diaplikasikan dengan sebaik mungkin untuk meningkatkan kesejahteraan bersama dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Dalam pelaksanaannya, BNI Digination memiliki beberapa besaran aktivitas utama untuk dapat mencapai tujuannya, yaitu tahapan Build, tahapan Blend, dan tahapan Bang!.

Tahapan Build ditujukan untuk dapat mengajak para pelaku bidang pemrograman dan desain untuk dapat terlibat dalam pemilihan mitra terbaik BNI dalam implementasi teknologi digital. Tahapan ini diwujudkan dalam sebuah ajang kompetisi dengan tajuk BNI HackFest.

Tahapan berikutnya adalah tahapan Blend dimana tim-tim yang terpilih dari tahapan sebelumnya akan diperlengkapi dengan sesi pembekalan dan gatheringsehingga model operasi dan bisnis dari usulan implementasi teknologi digital dapat disempurnakan.

Terakhir, di tahapan Bang!, hasil penyempurnaan akan ditampilkan dalam wadah eventdengan skala nasional dan diharapkan dapat menjadi sebuah momen untuk mengubah mindsetmasyarakat Indonesia bahwa teknologi digital adalah sesuatu yang dekat dengan kehidupan sehari-hari dan berguna untuk meningkatkan kesejahteraan bersama.

Beberapa topik utama  yang menjadi acuan bagi peserta HackFest 1’st round Malang  adalah mencari solusi dari permasalahan 1) Bidang layanan publik, misalnya Perijinan, pembayaran pajak, transportasi, kebersihan lingkungan, dan lainnya (Implementasi di General pemerintahan),  2) Bidang perekonomian/ bisnis, 3) bidang lainnya (pendidikan, pariwisata, pertanian, dan perikanan.

HackFest yang merupakan gabungan dari kata  Hack  dan  Festival merupakan pekan retas yang mengumpulkan para pengembang teknologi dari berbagai kalangan seperti perusahaan start-up, pengembang, pelajar, maupun pecinta teknologi baik lokal maupun regional.

HackFest 1st round Malang akan berlangsung selama 2 hari yaitu tanggal 11 – 12 Maret 2017, dengan dimeriahkan oleh partisipan yang beranggotakan 2-3 orang. Total hadiah sebesar Rp 55 juta. Juara 1 Rp 15 juta, Juara 2 Rp 15 juta, dan Juara 3 Rp 10 juta.

Ada beberapa kriteria penilaian untuk menyaring ide-ide kreatif tersebut, di antaranya adalah kemampuan integrasi ke platform atau produk-produk BNI, inovasi, dan kreatifitas, keunikan dan keaslian ide, dampak bisnis, fungsi teknis, manfaat yang menjawab kebutuhan masyarakat pada setiap aspek kehidupan di Indoneisa dalam berbagai industri, jangkauan atau skalabilitas yang dihasilkan, serta kecepatan dalam implementasi produk.

HackFest ajang yang tepat dalam mengembangkan inovasi dan terobosan baru khususnya di bidang teknologi. Dengan berkumpulnya para komunitas pecinta teknologi, maka bisa saling bertukar ide dan pikiran dalam menciptakan suatu aplikasi yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat, mengingat saat ini teknologi menjadi salah satu kebutuhan utama masyarakat.

Melalui tema BNI Digination, BNI akan melaksanakan kegiatan HackFest dibeberapa kota di Indonesia antara lain Malang (1st round),  Bandung (2nd Round), Yogyakarta (3rd Round), Makassar (4th Round), dan terakhir secara Nasional. (jef)

 

HUT ke 60, BCA Hadirkan Inovasi Layanan dan Produk Terbaru

Presdir BCA Jahja Setiaatmadja ,menunjukkan wajah  terbaru paspor BCA  di Jakarta Rabu (22/2).
Presdir BCA Jahja Setiaatmadja ,menunjukkan wajah terbaru paspor BCA di Jakarta Rabu (22/2).

JAKARTA:(Globalnews.id)- Menyambut HUT ke 60 BCA yang jatuh pada pada 21 Februari 2017 , BCA menghadirkan inovasi layanan dan produk terbarunya.  Ada empat produk dan layanan terbaru itu, yaitu wajah baru paspor BCA, eBranch BCA, Halo BCA Chat dan Vira.

“Sebagai bank yang sudah berumur 60 tahun, BCA tidak penrah berhenti belajar  demi menjadi bank yang lebih baik,” ujar  Presdir BCA Jahja Setiaatmadja , di Jakarta Rabu (22/2).

Jahja mengatakan,  BCA terinprirasi dari kebutuhan nasabah, dan diwujudnyatakan dalam inovasi produk dan layanana sehingga bisa memenuhi kebutuhan nasabah.

Produk anyar  berupa wajah baru  paspor BCA misalnya,  ditujukan untuk kemudahan transaksi  dalam satu kartu. Memiliki  teknologi chip sesuai dengan standar kartu nasional Indonesia.

Untuk layanan eBranch BCA, merupakan aplikasi yang betujuan melakukan simpli dikasi layanan perbankan menjadi cepat, nyaman, dengan pengunaan mobile form serta reservasi di cabang-cabang tertentu. Kedepannya pengembangan layanan aplikasi ini akan terus dillakukan.

Halo Chat BCA, merupakan pelayanan yang tadinya melalaui telpon, email dan twitter, kini diperluas dengan adanya fasilits web chat  sehingga bisa lebih lama dan lengkap dalam mencari informasi . Caranya dengan mengakses chat widget di website www.bca.co.id.

Sedangkan layanan Vira adalah, Virtual Assistant Chat BCA yang dapat diakses melalui bebrapa aplikasi  chat popular seperti facebook, mesengger, Line dan Kaskus  Vira dapat diakses kapanpun dan dimanapun. (jef)

 

 

 

 

Dukung Smart City, BNI Luncurkan Kartu Semarang Hebat

bni

SEMARANG;(Globalnews)-Dalam rangka meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) Kota Semarang dan untuk mendukung konsep pengembangan Kota Semarang sebagai Smart City, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI telah bekerjasama dengan Pemerintah Kota Semarang dan Bank Jateng dalam pembuatan kartu Semarang Hebat.

Kartu ini diperuntukkan bagi warga Kota Semarang untuk memudahkan berbagai transaksi keuangan karena dalam satu kartu tersebut telah tertanam beragam fungsi, yaitu mulai dari sebagai tabungan hingga kartu identitas.

Peluncuran kartu “Semarang Hebat dilaksanakan di Semarang, Jumat (17 Februari 2017) oleh Walikota Semarang Hendrar Prihadi, dan Direktur Hubungan Kelembagaan & Transaksional Perbankan BNI Adi Sulistyowati.

Adi Sulistyowati menyebutkan, selain peluncuran kartu Semarang Hebat, BNI juga telah bekerjasama dengan Pemerintah Kota Semarang dalam mengelola pajak hotel yang ke depannya akan ditambah dengan pajak hiburan dan pajak daerah lainnya. Dengan berbagai kemudahan tersebut, sinergi BNI dan Pemerintah kota Semarang ini akan memberikan banyak faedah bagi kedua belah pihak dan warga kota Semarang.

“Model kartu seperti Semarang Hebat ini baru pertama diluncurkan di Indonesia. Ini merupakan kerja sama tahap awal, berupa Kartu Semarang Hebat Co Branding Prepaid Tapcash Bank Jateng dengan issuing BNI. Untuk kedepannya kerja sama dapat juga dilakukan perluasaan dan sinergi channel bersama BNI – Bank Jateng untuk transaksi nasabah di ATM dan EDC, serta program collection layanan publik melalui channel bersama. Kerja sama kartu Semarang Hebat ini juga sebagai bentuk dukungan aktif terhadap program Pemerintah dalam membentuk Cashless Society di Kota Semarang, ujarnya.

Dalam satu kartu Semarang Hebat ini terkandung multifungsi yaitu menjadi kartu debit/ saving, dapat digunakan sebagai alat transaksi di merchant-merchant (baik dalam negeri maupun luar negeri). Berfungsi sebagai kartu ATM yang dapat digunakan di seluruh ATM BNI di Indonesia maupun luar negeri.

Kartu ini juga dapat digunakan sebagai alat transaksi pada sarana pemasaran online atau e-Commerce Semarang Creative Gallery menggunakan BNI debit online. Kartu tersebut juga dapat digunakan untuk sarana pembayaran Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan pajak lainnya, Pembayaran Sewa Rumah Susun, sebagai uang elektronik (Tapcash) untuk pembayaran Bus Trans Semarang, pembayaran tol, parkir maupun pembayaran lainnya di merchant-merchant. Kartu tersebut juga dapat dikembangkan sebagai Kartu Identitas, Kartu Absensi, hingga kartu perpustakaan.

Kerja sama ini dimulai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Bank Jateng pada tanggal 16 Februari 2017.  MoU ini menjadi awal sinergi BNI dengan Pemerintah Kota Semarang dalam  mendukung program-program kerja dari Pemerintah Kota Semarang dan sebagai perwujudan keterbukaan informasi publik atau yang dikenal melalui slogan: BE SMART CITY ( Based on E-government, Semarang More Accountable, Realistic and the Transparent CITY).

BNI akan menjadi banking partner Pemerintah Kota Semarang. Kerja sama ini juga dapat menjadi langkah strategis untuk menjadikan BNI sebagai One Stop Banking Solution bagi pemerintah daerah di seluruh Indonesia, apalagi masih banyak potensi bisnis yang dapat digali antara BNI dengan pemerintah daerah. Cross selling atas semua produk BNI secara menyeluruh merupakan salah satu solusi untuk memberikan layanan yang terbaik dan memenuhi semua kebutuhan nasabah terhadap perbankan.

Pada kesempatan yang sama, BNI turut prihatin dengan warga Kota Semarang yang menjadi korban bencana alam banjir yang terjadi beberapa waktu terakhir ini. Sebagai bentuk upaya turut meringankan beban para korban bencana, BNI menyampaikan bantuan tanggap darurat senilai Rp 100 juta. Bantuan itu juga dilengkapi dengan dukungan 1 (satu) unit mobil ambulance yang disumbangkan BNI kepada Dinas Kesehatan Kota Semarang. (jef)

2016 Industri Asuransi Tumbuh 57,4 Persen

Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Hendrisman Rahim (tengah) didampingi Ketua Bidang Regulasi dan Best Practices AAJI Maryoso Sumaryono, Direktur Eksekutif AAJ Togar Pasaribu
Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Hendrisman Rahim (tengah) didampingi Ketua Bidang Regulasi dan Best Practices AAJI Maryoso Sumaryono, Direktur Eksekutif AAJ Togar Pasaribu

JAKARTA:(Globalnews.id) Kinerja industri asuransi menunjukkan peningkatan pertumbuhan yang signifikan seiring dengan membaiknya perekonomian nasional. “Secara keseluruhan, total pendapatan industri asuransi jiwa mengalami peningkatan di atas 50 persen di bandingkan periode yang sama tahun 2015 lalu,” kata Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Hendrisman Rahim sàat jumpa pers di Jakarta, Kamis (16/2).

Hendrisman mengatakan, peningkatan pertumbuhan tersebut tidak lepas dari meningkatnya kesadaran masyarakat  akan pentingnya asuransi jiwa. Ia mengungkapkan, total pendapatan industri asuransi jiwa tahun 2016 lalu meningkat sebesar 57,4 persen menjadi Rp 208,92 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. “Total pendapatan premi merupakan penyumbang terbesar terhadap total pendapatan industri asuransi jiwa yaitu mencapai 80 persen,” paparnya.

Pertumbuhan total premi bisnis baru dan total premi lanjutan, terang Hendrisman, membuat total pendapatan premi meningkat sebesar 29,8 persen menjadi Ro 167,04 triliun dibandingkan periode yang sama tahun 2015 sebesar Rp 128,66 triliun. “Meningkatnya total pendapatan premi didukung pertumbuhan pendapatan premi dari saluran bancassurance yang mengalami pertumbuhan sebesar 74,1 persen serta berkontribusi sebesar 43,3 persen dari keseluruhan total pendapatan premi industri asuransi jiwa.

Sampai akhir kuartal keempat 2016, kata Hendrisman, hasil investasi industri asuransi jiwa meningkat pesat sebesar 2.145,5 persen, melesat ke nominal Rp 33,94 triliun dibandingkan tahun 2015. Realitas tersebut, kata dia, menunjukkan bahwa industri asuransi jiwa terus tumbuh atas kepercayaan masyarakat dan para pemangku kepentingan.

Melalui komitmen untuk meningkatkan literasi dan inklusi masyarakat Indonesia, Hendrisman berharap, akan semakin banyak masyarakat yang memahami pentingnya berasuransi dan menggunakan produk asuransi dalam melindungi kehidupan mereka di masa mendatang. “Komitmen tersebut juga dilihat dari mabfaat yang dibayarkan meningkat 32,4 persen menjadi sebesar Rp 96,05 triliun dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp 72,57 triliun,” katanya.

Sementara Ketua Bidang Regulasi dan Best Practices AAJI Maryoso Sumaryono mengatakan, klaim nilai tebus (surrender) sebesar Rp 52,32 triliun memikiki proporsi terbesar di dalam pembayarab klaim dan manfaat yakni sebesar Rp 54,5 persen dari total klaim yang dibayarkan, dan klaim nilai tebus ini meningkat sebesar 49 persen dibandingkan tahun sebelumnya yakni Rp 35,12 triliun.

Sementara itu, klaim penarikan sebagian (Partial Withdrawal), juga mengalami peningkatan sebesar 7,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2015 menjadi Rp 13,57 triliun. Sedangkan klaim kesehatan (medical) turut meningkat sebesar 28,5 persen menjadi Rp 9,29 triliun. “Peningkatan angka ini menggambarkan bahwa masyarakat betul-betul merasakan manfaat dan layanan asuransi kesehatan serta menyadarkan kita pentingnya perlindungan kesehatan,” paaparnya.

Terkait dengab total tertanggung industri asuransi jiwa, Direktur Eksekutif AAJ Togar Pasaribu mengatakan, tahun lalu tumbuh 4,1 persen menjadi 57.225.887 orang. Untuj mendorong literasi dan inklusi keuangan di industri asuransi jiwa, Togar mengatakan, tenaga pemasar memainkan peran kunci. “Peningkatan jumlah agen profesional berlisensi menjadi salah satu syarat yntuk menjangkau masyarajat di seluruh pelosok negeri,” kata Togar. (jef)

 

Laba Tumbuh 41,49%, Bank BTN Tutup 2016 dengan Kinerja Gemilang

20170213_162747

JAKARTA:(Globalnews.id)-PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. menutup catatan kinerja perseroan pada tahun lalu dengan mencatatkan perolehan laba bersih senilai Rp2,61 triliun pada Desember 2016. Nilai tersebut melejit sekitar 41,49% secara tahunan dari perolehan laba bersih pada tahun sebelumnya senilai Rp1,85 triliun.

Direktur Utama Bank BTN Maryono mengatakan pencapaian positif tersebut ditopang kinerja penyaluran kredit dan penghimpunan simpanan yang mencatatkan pertumbuhan di atas rata-rata industri. Raihan positif laba bersih Bank BTN, lanjut Maryono, juga diikuti kualitas aset yang terus membaik.

“Kami optimistis Bank BTN akan mampu melanjutkan kinerja positif tersebut pada tahun ini mengingat kondisi ekonomi yang mulai menunjukkan geliat positif serta berbagai kebijakan pemerintah dan regulator yang mendukung perkembangan sektor properti,” ujar Maryono dalam Paparan Kinerja per 31 Desember 2016 Bank BTN di Menara BTN, Jakarta, Senin (13/2).

Adapun, penyaluran kredit Bank BTN telah mencatatkan kenaikan sebesar 18,34% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp138,95 triliun pada akhir 2015 menjadi Rp164,44 triliun di Desember 2016. Posisi  pertumbuhan tersebut berada di atas rata-rata industri. Pasalnya, Bank Indonesia dalam Analisis Uang Beredar M2 merekam, kredit perbankan nasional hanya naik 7,8% yoy pada Desember 2016.

Kredit di sektor perumahan pun tercatat menjadi penyokong utama kenaikan pinjaman di Bank BTN. Kredit yang menempati 89,97% porsi pinjaman di Bank BTN ini, naik 18,43% yoy dari Rp124,92 triliun di akhir 2015 menjadi Rp147,94 triliun di periode yang sama tahun lalu.

Kemudian, pertumbuhan terbesar di segmen ini berasal dari kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi yang naik 30,57% yoy dari Rp43,52 triliun pada akhir Desember 2015 menjadi Rp56,83 triliun di Desember 2016.

Pertumbuhan penyaluran kredit yang positif tersebut juga turut mengerek nilai aset emiten bersandi saham BBTN naik. Per akhir tahun lalu, aset Bank BTN tumbuh 24,66% yoy dari Rp171,8 triliun menjadi Rp214,16 triliun. Dengan posisi tersebut, BBTN juga tercatat menjadi bank dengan aset terbesar ke-6 (bank only) di Indonesia.

Sementara itu, rasio kredit bermasalah (non-performing loan /NPL) gross Bank BTN per Desember 2016 berhasil ditekan dari 3,42% menjadi 2,84%. NPL net pun membaik dari 2,11% pada Desember 2015 menjadi 1,85% di bulan yang sama di tahun berikutnya.

Sejalan dengan capaian penyaluran kredit, bank yang dulunya bernama Bank Tabungan Pos ini juga mencatatkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) di atas rata-rata industri. Per Desember 2016, Bank BTN berhasil menghimpun DPK senilai Rp160,19 triliun atau naik 25,4% yoy dari Rp127,74 triliun di bulan yang sama tahun sebelumnya. Sementara, data bank sentral menunjukan perbankan nasional hanya mencatatkan pertumbuhan DPK per Desember 2016 sebesar 9,5% yoy.

Struktur DPK Bank BTN juga menguat dengan peningkatan porsi dana murah (current account and saving account/CASA) perseroan yang naik ke level 50,36% pada kuartal akhir 2016 dari 48,63% di periode yang sama tahun sebelumnya. Per Desember 2016, CASA Bank BTN tercatat senilai Rp80,68 triliun atau naik 29,85% dari Rp62,13 triliun di bulan yang sama tahun sebelumnya.

Pada akhir tahun lalu, perolehan laba bersih Bank BTN juga didukung margin bunga bersih (net interest margin/NIM) yang naik dari 4,87% pada Desember 2015 menjadi 4,98%. Peningkatan laba bersih BBTN juga didorong kenaikan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) dan pendapatan operasional (profit from operating). 

Pendapatan bunga bersih Bank BTN tercatat naik sebesar 20,17% yoy dari Rp6,86 triliun di akhir 2015 menjadi Rp8,25 triliun pada periode yang sama di 2016. Kemudian, pendapatan operasional tumbuh 32,31% yoy dari Rp2,53 triliun pada Desember 2015 menjadi Rp3,35 triliun di bulan yang sama tahun berikutnya.

Di sisi lain, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) BBTN membaik dari 16,97% pada Desember 2015 menjadi 20,34% di Desember 2016. Perseroan mencatat peningkatan CAR tersebut disumbang revaluasi aset yang dilakukan Bank BTN pada April 2016.

“Pencapaian kinerja tahun 2016 ini didukung komitmen dan kerja keras seluruh manajemen mencapai target serta menerapkan berbagai transformasi  yang dicanangkan perseroan”, kata Maryono.

 Transformasi Digital di Tahun Ayam Api

Sementara itu, pada tahun ini, Bank BTN masih akan tetap mengandalkan KPR sebagai fokus utama bisnis perseroan. Peningkatan KPR juga dilakukan sejalan dengan komitmen Bank BTN mendukung Program Sejuta Rumah yang diinisiasi Presiden Joko Widodo.

Pada tahun ini, Bank BTN juga menargetkan penyaluran pinjaman akan naik sebesar 21%-23%. Kemudian, DPK dibidik tumbuh 22%-24% pada tahun Ayam Api ini. Sejalan dengan target tersebut, BBTN membidik laba bersih tumbuh di atas sekitar 20%.

Untuk memperkuat struktur pendanaan, Bank BTN pun akan meningkatkan porsi dana murah, mencari pinjaman luar negeri, dan menerbitkan surat utang serta sekuritisasi. Penguatan dana murah dilakukan dengan menggelar berbagai rangkaian promosi hingga undian berhadiah.

Pada era digital saat ini, Bank BTN pun terus memoles layanan digital perseroan untuk memacu pengucuran KPR dan merebut dana murah. Salah satunya dengan menambah gerai dan outlet digital sesuai dengan tahapan transformasi digital BTN yang dilakukan sejak tahun 2015. Transformasi ini dilakukan untuk mendukung bisnis perseroan sekaligus menggarap generasi milenial yang kini kian fasih dengan teknologi.

Unit Usaha Syariah Melesat

Sementara itu, Unit Usaha Syariah (UUS) Bank BTN juga turut menorehkan raihan laba bersih yang positif. Per Desember 2016, laba bersih UUS Bank BTN tercatat naik 44,98% yoy dari Rp260,33 miliar di Desember 2015 menjadi Rp377,42 miliar.

Perolehan laba bersih itu disumbang penyaluran pembiayaan senilai Rp14,22 triliun di Desember 2016 atau naik 26,74% yoy dari Rp11,22 triliun. Kualitas pembiayaan pun terjaga dengan non-performing financing (NPF) sebesar 1,01% per Desember 2016, menurun dari 1,66% di bulan yang sama tahun sebelumnya.

Peningkatan penyaluran pembiayaan ini juga turut mengerek naik aset unit syariah sebesar 36,6% yoy dari Rp13,27 triliun per Desember 2015 menjadi Rp18,13 triliun di Desember 2016. Di sisi lain, DPK yang dihimpun UUS Bank BTN naik 35,35% yoy dari Rp11,11 triliun di akhir 2015 menjadi Rp15,03 triliun di periode yang sama tahun berikutnya. (jef)

 

 

 

Kemensos dan BNI Salurkan BPNT di Jatim

bni1

SURABAYA:(Globalnews):-Kementerian Sosial Republik Indonesia bersama dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk melaksanakan penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) secara perdana. Pada penyaluran pertama ini BPNT didistribusikan kepada lebih dari 2.205 keluarga penerima manfaat di Surabaya dan Lamongan, Jawa Timur yang disalurkan melalui agen-agen branchless banking BNI atau yang disebut Agen46 BNI sebagai percontohan awal.

Acara Penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan Bantuan Sosial Non Tunai Program Keluarga Harapan Menggunakan Kartu Keluarga Sejahtera tersebut dilaksanakan di Gedung Olah Raga Bung Tomo, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (12 Februari 2017). Launching Penyaluran BPNT tersebut dilaksanakan oleh Menteri Sosial RI Khofifah Indar Parawansa. Hadir pada kesempatan tersebut Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin Kementerian Sosial RI Andi ZA Dulung, Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial RI Hary Khidmat, serta Koordinator Penyaluran Bantuan Sosial Himbara sekaligus Wakil Direktur Utama BNI Suprajarto.

Khofifah mengatakan BPNT merupakan arahan Presiden Joko Widodo. Dalam Rapat Terbatas Maret, April, dan Juni 2016, Presiden memberi arahan agar bansos makin diintegrasikan secara non tunai dan subsidi pangan akan dikonversi dengan  bantuan pangan melalui Kartu Keluarga Sejahtera (KKS). Presiden mengarahkan agar penerapan penyaluran bantuan pangan pengganti subsidi pangan yang dikenal raskin atau rastra dapat mulai diterapkan pada tahun 2017.

“Program Subsidi Pangan ini dulunya raskin lalu diubah menjadi rastra (beras sejahtera). Subsidi Pangan saat ini dikonversikan menjadi Bantuan Pangan Non Tunai. Bapak, Ibu akan ditanya tentang hal ini. Maka kuasai hal ini karena secara terminologis mempunyai perbedaan yang signifikan,” papar Mensos.

Tahun 2017 nilai BPNT mencapai Rp 1,6 Triliun. Jumlahnya begitu besar, “Maka saya minta pemda dan dinsos kuasai mekanismenya. Sebab nanti akan muncul pertanyaan-pertanyaan terkait sistem baru penyaluran bantuan ini. Apa itu subsidi pangan, apa bedanya dengan bantuan pangan. Jelaskan kepada penerima manfaat,” terang Mensos

Suprajarto mengungkapkan,  sebanyak 2.205 keluarga penerima manfaat tersebut  juga merupakan bagian dari penerima Bantuan Sosial PKH Non Tunai dari Total 24.000 KPM yang ada di Kota Surabaya. Untuk Penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai di Kota Surabaya ini, BNI telah menyiapkan 279 Agen yang siap menyalurkannya. Penyaluran BPNT di Lamongan telah dilakukan sehari sebelumnya.

Sistem yang dipakai dalam penyaluran BPNT ini menggunakan Kartu yang memiliki multi fungsi, yaitu sebagai e-wallet yang dapat menyimpan data penyaluran bantuan Pangan serta berfungsi sebagai kartu tabungan. Dengan sistem ini, Bantuan pangan Non Tunai akan langsung disalurkan ke rekening Penerima Manfaat dalam hal ini E-wallet dan hanya dapat digunakan untuk membeli barang sesuai program yang ditetapkan pemerintah.

Dalam sistem penyaluran ini, dibangun pula sistem monitoring berupa Dashboard yang bersifat online untuk pemantauan, penyaluran, dan penyerapan bantuan sosial serta rekonsiliasinya. Sistem ini dapat diakses untuk kepentingan secara nasional sampai dengan Desa.”Untuk pengembangan kedepan, metode ini juga dapat diterapkan untuk penyaluran Bantuan Sosial atau Subsidi lainnya seperti Pupuk, Elpiji, sehingga dapat mendukung program Pemerintah untuk bantuan sosial dan subsidi,” ujar Suprajarto.

Penerima BPNT dapat mendatangi Agen46 BNI atau Agen-agen Branchless Banking lain dari Bank Himbara untuk memanfaatkan bantuan pangan tersebut. Kekhususan BPNT adalah pada penyalurannya yang hanya bisa dicairkan dalam bentuk komoditas pangan.

Pada Penyaluran BPNT perdana di Surabaya kali ini, BPNT hanya dapat dicairkan menjadi beras bersubsidi sebanyak 10 kilogram (kg) dan gula sebanyak 2 kg atau senilai Rp 110.000 per penerima. Bantuan tersebut tidak dapat dicairkan dalam bentuk uang. Untuk itu, BPNT juga dapat dicairkan melalui Rumah Pangan Kita (RPK) yang dikelola BULOG dan Warung Gotong Royong Elektronik (E-Warong) yang dioperasikan oleh koperasi dibawah koordinasi Kementeriaan Sosial RI.

Jaringan Agen Bank HIMBARA, saat ini mencapai lebih dari 165.000 agen yang cukup banyak dan luas sehingga dapat mengakomodir penyaluran beragam bantuan sosial. Sebanyak 16.000 agen diantaranya siap menyalurkan BPNT.

Untuk tahun 2017 sebanyak 1,4 Juta orang Penerima Manfaat yang berada di 51 Kota/Kabupaten  akan menerima bantuan Pangan Non tunai melalui Bank-Bank Himbara. Agen Bank Himbara bekerjasama dengan Perum Bulog untuk menyediakan Barang Natura dimana pada tahap awal ini telah di sepakati bersama Kementerian Sosial bahwa komoditas barang terdiri dari Beras dan Gula dengan nilak bantuan sebesar Rp. 110.000 / bulan dapat dicairkan untuk belanja barang tersebut. Total penyaluran Bantuan Sosial di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2017 ditetapkan akan mencapai Rp 6 triliun lebih. Khusus untuk Surabaya Rp 145 miliar lebih.  Bantuan Sosial (Bansos) tersebut terdiri atas Program Keluarga Harapan, Beras Sejahtera (Rastra), Bansos Lansia, dan Bansos Disabilitas. (jef)

BTN Targetkan Penguasaan Pasar KPR 40 persen di 2019

IPEX 2017/ANTARA Direktur Consumer Bank BTN Handayani (kiri), Irjen Kementerian PUPR Rildo Ananda Anwar (kedua kiri), Direktur Utama Bank BTN Maryono (tengah) dan Ketua DPD REI DKI Jakarta Amran Lukman (kedua kanan) saat meninjau Indonesia Property Expo (IPEX) 2017 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Sabtu, 11 Februari 2017. Ajang pameran berkala ini digelar Bank BTN dalam rangka HUT ke-67 Bank BTN, sekaligus sebagai langkah perseroan mencapai bidikan pangsa pasar kredit pemilikan rumah (KPR) sebesar 40% pada 2019.
IPEX 2017/ANTARA
Direktur Consumer Bank BTN Handayani (kiri), Irjen Kementerian PUPR Rildo Ananda Anwar (kedua kiri), Direktur Utama Bank BTN Maryono (tengah) dan Ketua DPD REI DKI Jakarta Amran Lukman (kedua kanan) saat meninjau Indonesia Property Expo (IPEX) 2017 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Sabtu, 11 Februari 2017. Ajang pameran berkala ini digelar Bank BTN dalam rangka HUT ke-67 Bank BTN, sekaligus sebagai langkah perseroan mencapai bidikan pangsa pasar kredit pemilikan rumah (KPR) sebesar 40% pada 2019.

JAKARTA:(Globalnews.id)-PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dalam rangka memperingati hari ulang tahun ke-67, kembali menggelar pameran perumahan berkala, Indonesia Property Expo (IPEX) 2017. Pameran itu sekaligus sebagai salah satu langkah mencapai target peningkatan pangsa pasar kredit pemilikan rumah (KPR) naik ke level 40% pada 2019 mendatang.

Direktur Utama Bank BTN Maryono mengatakan tahun 2017 menjadi peluang besar bagi sektor properti. Potensi tersebut terlihat dari angka backlog (kekurangan rumah) dan kebutuhan rumah yang masih tinggi, serta minat investasi ke sektor properti yang masih besar.

Belum lagi, pemerintah juga terus mendukung kepemilikan rumah masyarakat Indonesia dengan mengalokasikan anggaran Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), Subsidi Selisih Bunga (SSB), dan bantuan uang muka pada 2017 yang lebih besar dibandingkan di 2016. “Bank Indonesia pun kian mempermudah masyarakat mengakses KPR dengan melonggarkan aturan loan to value (LTV) pada 2016,” kata Maryono saat pembukaan Indonesia Property Expo (IPEX) 2017 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Sabtu 11 Februari 2017. Hadir Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimulyono.

Adanya potensi tersebut, kata Maryono, juga ditopang berbagai langkah transformasi yang digelar Bank BTN, diyakini akan mampu mengantarkan perseroan mencatatkan pangsa pasar sebesar 40% pada 2019 dari posisi saat ini sekitar 33,57%.

“Potensi di sektor properti tersebut akan Bank BTN manfaatkan untuk meningkatkan kredit sekaligus menambah pangsa pasar. Berbagai langkah akan dilakukan salah satunya melalui berbagai ajang promosi seperti IPEX 2017 ini, juga melalui berbagai transformasi yang telah dan akan digelar perseroan,” jelas Maryono.

Sementara itu, dalam IPEX ke-11 ini, Bank BTN juga membidik penambahan kredit baru senilai Rp 2,5 triliun. Perseroan optimistis mampu mencapai target tersebut mengingat ajang pesta KPR ini akan menghadirkan 700 proyek properti dari 212 pengembang di seluruh Indonesia.

Optimisme tersebut juga didukung berbagai promosi yang ditawarkan dalam pameran yang digelar mulai 11-19 Februari 2017 ini. Di antaranya, ditawarkan bunga murah sebesar 4,67% fixed 1 tahun untuk KPR Non-Subsidi, kemudian bunga 5% fixed untuk KPR Subsidi. Masyarakat pun dapat menikmati fasilitas uang muka mulai 5% untuk KPR Non-Subsidi dan 1% untuk KPR Subsidi.

Dalam pameran ini, Bank BTN juga menawarkan jangka waktu kredit selama 25 tahun untuk KPR Non-Subsidi dan 20 tahun untuk KPR Subsidi. Pameran ini juga menawarkan diskon 50% biaya administrasi dan provisi, diskon hingga 20% pada premi asuransi jiwa, sistem one hour approval, hingga fasilitas KPR bundling dengan kredit kendaraan bermotor serta furnitur untuk isi rumah.

Sementara itu, pada tahun 2017 ini BTN membidik penyaluran KPR baru naik sekitar 33%. Per Desember 2016, perseroan tercatat telah merealisasikan kredit baru senilai total Rp 31,86 triliun atau naik 21,75% dari Rp 26,17 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Maryono optimistis target tersebut akan dicapai mengingat berbagai peluang dan kondisi yang mendukung sektor properti. Untuk kebutuhan rumah misalnya, dari data Kementerian PUPR, angka backlog perumahan secara kumulatif mencapai 15 juta unit. Setiap tahunnya, Kementerian PUPR pun mencatat masih ada kekurangan pasokan rumah sebanyak 400.000 unit.

Pemerintah pun tahun ini menganggarkan anggaran untuk membiayai perumahan yang lebih tinggi dibanding tahun lalu. Pada 2017, pemerintah mengalokasikan FLPP senilai Rp 9,7 triliun, SSB sekitar Rp 3,7 triliun, dan bantuan uang muka sebesar Rp 2,2 triliun. Nilai tersebut melebihi anggaran FLPP 2016 senilai Rp 9,22 triliun dan SSB sebesar Rp 2,2 triliun.

Kebijakan lain yang mendukung yakni relaksasi LTV oleh bank sentral. Pada pertengahan 2015, BI mewajibkan pembayaran uang muka untuk KPR pertama sebesar 20%, KPR kedua 30%, serta KPR ketiga dan selanjutnya 40%. Namun, jelang akhir tahun lalu, aturan ini diperlonggar sehingga uang muka untuk KPR pertama menjadi sebesar 15%, KPR kedua 20%, dan KPR ketiga serta seterusnya 25%.“Berbagai kebijakan yang mendukung ini tentu tak hanya bermanfaat bagi sektor properti saja. Sebab, ada sekitar 170 lebih sektor lain yang terkait dengan sektor properti,” jelas Maryono.(jef)

 

 

HUT 67 Tahun, BTN Fokus Tingkatkan Layanan Perbankan

85685-bank-btn-rayakan-hut-ke-67-H03_highres

JAKARTA:(Globalnews.id)-Menginjak usianya ke-67  tahun yang jatuh pada tanggal  9 Februari 2017, Bank BTN kian fokus melakukan transformasi untuk memberikan pelayanan yang lebih baik bagi nasabahnya dan mengakselerasi kinerja bisnis perseroan.

Adapun, proses transformasi secara bertahap telah sukses dilalui Bank BTN. Pada transformasi tahap pertama, yaitu survival periods, Bank BTN memantapkan posisinya sebagai pemimpin pasar kredit perumahan. Pada transformasi tahap kedua, yang dimulai sejak tahun 2015 lalu hingga tahun 2020, bank dengan kode saham BBTN ini bergerak ke arah digital banking.

Tranformasi yang telah dirintis manajemen Bank BTN terbukti membawa bank yang dulu bernama Bank Tabungan Pos  ini terus menanjak. Dalam 10 tahun terakhir, laba dan aset Bank BTN rata-rata naik 21%, kemudian pertumbuhan kredit  juga tumbuh rata-rata 24% dalam 10 tahun terakhir.

Pencapaian positif selama satu dekade terakhir akan terus dipertahankan Bank BTN. Tahun ini, Bank BTN menargetkan pertumbuhan kredit bisa naik 21%, kemudian Dana Pihak Ketiga (DPK) diharapkan bisa dikerek hingga naik  22% dibandingkan tahun lalu.

Untuk mencapai target tersebut, Bank BTN tidak berhenti berinovasi dalam memberikan variasi produk pembiayaan maupun tabungan, serta mendukung beragam program pemerintah baik di sektor properti maupun sektor perbankan. Program Sejuta Rumah pun masih menjadi perhatian utama Bank BTN. Dengan pangsa pasar kredit pemilikan rumah (KPR) nasional  sebesar 32% dan KPR subsidi mencapai 96%, perseroan  optimistis bisa bertahan menjadi penguasa pasar KPR di Indonesia.

Penambahan Smart Branch Bank BTN

Kompetisi di sektor perbankan yang ketat, membuat Bank BTN terus berbenah untuk menarik nasabah. Saat ini pun, Bank BTN menyasar semua segmen, termasuk angkatan usia kerja yang produktif dan melek teknologi. Alhasil, digital banking menjadi salah satu prioritas untuk menjemput para calon nasabah.

“Dari sisi bisnis, kami  terus meningkatkan pelayanan perbankan dengan mengakselerasi tahapan transformasi kami di era digital, salah satunya dengan terus menambah Smart Branch,” kata Maryono, Direktur Utama Bank BTN saat membuka acara perayaan hari ulang tahun ke-67 Bank BTN, di Jakarta (9/2).

Pembukaan Smart Branch merupakan salah satu langkah Bank BTN untuk menyelaraskan transformasi bisnis ke arah digital banking.  Selama ini, cakupan transformasi yang telah dilakukan Bank BTN meliputi produk, proses bisnis, hingga pembentukan budaya organisasi.

Sementara itu, setelah sukses dengan uji coba  4 gerai digital sejak akhir 2015 lalu, Bank BTN  akan menambah sekitar 60 “Smart Branch” yang akan disebar di Kantor Cabang Utama, Kantor Cabang, maupun Kantor Kas  dalam 2 tahun ke depan. Investasi yang dikucurkan akan mencapai lebih dari Rp50 Miliar.

“Adanya Smart Branch Bank BTN akan meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan yang terpenting memberikan pelayanan yang lebih cepat, lebih baik, dan lebih mudah bagi nasabah,” ujar Maryono.

Adapun, Smart Branch Bank BTN dilengkapi beragam layanan untuk memfasiltasi kebutuhan nasabah dalam memeroleh informasi perbankan, melakukan komunikasi, registrasi, pembukaan rekening, transaksi, dan transaksi di luar produk perbankan.

Pengembangan Nasabah BTN

PrioritasPeningkatan pelayanan lewat digital banking juga menyentuh para nasabah BTN Prioritas. Untuk memanjakan para nasabah prioritas, Bank BTN merevitalisasi 41 gerai BTN Prioritas, dan menambah sejumlah fitur layanan perbankan berbasis digital.

Layanan tersebut diantaranya, i-Reksadana yang memudahkan nasabah prioritas untuk berinvestasi reksadana lewat aplikasi langsung di ponsel. “Saat ini fitur i-Reksadana masih terus ditingkatkan agar bisa memenuhi kebutuhan nasabah untuk memperluas investasinya,” kata Maryono.

Dengan layanan yang lebih baik kepada nasabah prioritas, tahun ini Bank BTN menargetkan jumlah nasabah bertambah menjadi  di atas 18.000 nasabah dengan jumlah dana kelolaan atau Asset Under Management di atas Rp25 triliun naik sekitar 8% dibandingkan tahun lalu.

“Kehadiran Smart Branch Bank BTN bagi seluruh nasabah Bank BTN diharapkan bisa meningkatkan mutu dan layanan kegiatan operasional bank, dan memenuhi kebutuhan nasabah terhadap layanan perbankan “anywhere and anytime,” tegas Maryono. (jef)