KUALA LUMPUR: (Globalnews.id)– Beragam produk unggulan desa yang dibawa 115 Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan unit usaha pedesaan dipamerkan dalam Indonesia Archipelago Exhibition (Archex) 2018 di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur, Malaysia. Gelaran ini menjadi upaya promosi komoditas unggulan desa di pasar internasional.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) yang juga merangkap sebagai Pejabat Penghubung Investasi Indonesia Malaysia, Eko Putro Sandjojo, mengapresiasi gelaran Archex 2018 yang diinisiasi oleh KBRI Kuala Lumpur. Dengan adanya kegiatan ini, Menteri Eko mengharapkan promosi dan pemasaran produk lokal desa ke pasar internasional dapat lebih mudah.
“Pameran ini bantu pasarkan produk unggulan kawasan perdesaan di Malaysia. Rekan-rekan di Malaysia juga apresiasi. Paling tidak produk kita bisa dibeli oleh masyarakat kita disini,” ujarnya.
Umumnya, lanjut Menteri Eko, produk desa yang kerap dikenal yakni dari sektor pertanian. Pada expo kali ini, BUMDes yang mengelola kawasan wisata, produk herbal, kerajinan, dan lainnya juga turut serta untuk mempromosikan produk mereka. Dengan demikian, diharapkan peningkatan ekonomi masyarakat desa dapat terakselerasi dengan adanya perluasan pasar.
“Kita ingin kemiskinan di desa harus ditangani dengan baik. Kemajuan ekonomi jika tidak dibarengi dengan pengentasan kemiskinan akan menjadi bensin yang menyulut permasalah sosial. Peluang ini harus dimanfaatkan untuk membuka pasar dan mengundang investor,” sambungnya.
Sementara itu, Duta Besar Indonesia untuk Malaysia, Rusdi Kirana mengatakan, program Archex merupakan program yang akan dilakukan tiap bulan oleh KBRI. Untuk kali pertama, peluang promosi diinisiasi oleh Kemendes PDTT. Hal ini menjadi peluang pasar ekspor yang baik mengingat besarnya minat pasar Malaysia pada produk Indonesia.
“Populasi di Malaysia itu mencapai 20 juta. Kita ini serumpun. Ekspor kita ke Malaysia sudah seperti keluarga. Selain itu, masyarakat Indonesia disini mencapai lebih dari 2 juta. Lalu ada 20 juta turis yang datang. Mereka menyukai produk Indonesia. Kita bisa jadikan marketing agent untuk produk-produk kita,” ujar Dubes Rusdi.
Selain itu, lanjut Dubes Rusdi, gelaran Archex tidak hanya akan fokus pada peningkatan nilai ekspor Indonesia ke Malaysia. Archex juga dapat mempererat hubungan Indonesia dan Malaysia dalam banyak aspek.
“Ke depan, Archex juga akan menggelar eksibisi infrastruktur dan juga pariwisata,” pungkasnya.
Dalam pembukaan Archex 2018, turut hadir jajaran Komisi IX DPR yang dipimpin langsung oleh Ketua Komisi IX Dede Yusuf, para Bupati dan Walikota, Ketua Kadin Indonesia Komite Malaysia merangkap Direktur Utama CIMB Niaga Tigor Siahaan, Direktur Utama BRI Suprajarto, Perwakilan dari BNI, dan sejumlah pengusaha dari Malaysia.
Pada kesempatan terpisah, Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (PPMD) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), Taufik Madjid mengatakan, keikutsertaan BUMDes dalam Archex 2018 ini menjadi peluang melebarkan sayap usaha komoditas desa di pasar internasional.
“Kami ingin memajukan dan mengembangkan BUMDes di seluruh Indonesia yang berbasis pada sumber daya yang mereka miliki. Kita ke Malaysia karena ingin menangkap peluang bisnis. BUMDes yang sudah maju dan berkembang kita fasilitasi untuk mencari pangsa pasar,” ujar Taufik saat ditemui pada pembukaan Archex 2018 di KBRI Kuala Lumpur.
Taufik menambahkan, Kemendes PDTT berharap BUMDes yang turut serta di Archex 2018 memiliki orientasi ekspor. Pemerintah pun mendorong produk-produk desa memiliki nilai kompetitif yang tinggi. Dengan demikian produk mereka dapat bersaing tidak hanya di pasar domestik, melainkan juga di pasar internasional.
“Ada 7 jenis komoditas utama yang kami bawa dalam Archex 2018 ini. Produk yang ikut serta telah menyesuaikan dengan permintaan pasar di Malaysia. Target kami ke depan ada investasi yang masuk ke pedesaan,” sambungnya.
Tujuh jenis komoditas tersebut, lanjut Taufik, yakni bahan non pokok (mis. VCO, produk olahan sagu), bahan pokok (beras organik), herbal/ rempah (teh daun sirsak, gula semut), kerajinan, kopi, makanan ringan, dan destinasi wisata. Melalui Archex 2018 ini, Taufik juga berharap produk-produk BUMDes bisa dikenal luas minimal di kawasan Asean.
“Ini adalah awal. Ke depan kami akan konsolidasi dengan kementerian dan instansi terkait seperti Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Luar Negeri atau Kedutaan Besar, dan lainnya agar produk BUMDes juga bisa dipasarkan di luar negeri,” ungkap Taufik.
Salah satu peserta expo yakni Muhammad Asrul dari BUMDes Mattuju Desa Pitue, Kecamatan Ma’rang, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan mengatakan, dirinya mengapresiasi inisisatif Kemendes PDTT yang mengikutsertakan BUMDes Mattuju dalam Archex 2018 ini. Ia mengungkapkan promosi produknya di pasar internasional menjadi mimpinya.
“Produk kami adalah kerupuk kepiting Puang Crab. Menariknya, kami memanfaatkan kepiting kecil yang biasanya dibuang oleh nelayan. Kami berhasil memberi nilai tambah limbah kepiting ini. Harapannya adalah produk kami dikenal dan diminati pasar internasional dan dapat diekspor,” ujarnya.
Senada dengan BUMDes Mattuju, Sugeng dari BUMDes Nglanggeran Desa Nglanggeran, Gunung Kidul, yang memamerkan produk unggulan Cokelat Nglanggeran menilai inisiatif Kemendes PDTT sangat membantu masyarakat desa untuk berjejaring dengan pasar internasional. Selain produk cokelat, BUMDes Nglanggeran juga mengutamakan promosi kawasan wisata yang mereka miliki.
“Tentu ini membantu kami untuk bisa mengembangkan sociopreneur masyarakat desa. Ini bukti nyata desa membangun Indonesia,” ujarnya.
Kegiatan Archex 2018 berlangsung selama 2 hari, yakni 3 hingga 4 April mendatang di Aula Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Malaysia. Selain expo produk unggulan, rangkaian acara juga akan diisi dengan Business Networking Investasi Indonesia Malaysia. Forum tersebut akan mempertemukan para pengusaha dari Indonesia dan Malaysia. Sementara dalam Seminar Investasi Indonesia Malaysia, sejumlah Bupati akan mempresentasikan produk unggulan mereka untuk menarik minat para investor Malaysia. (jef)