JAKARTA:( Globalnews.id)- Ketua Pusat Kajian Pertanian Pangan dan Advokasi (Pataka), Yeka Hendra Fatika yang mengatakan, berdasarkan data Kementerian Pertanian (Kementan), impor jagung pakan ternak di masa kepemimpinan Jokowi memang turun dari tahun ke tahun.
Meski tercatat turun, namun imbas dari penurunan jagung ini berdampak lain. Salah satunya terkait impor gandum. Sebab, dengan impor jagung yang dikendalikan otomatis para peternak mencari alternatif lain untuk pakan ternaknya.
“Jadi kalau Pak Jokowi bilangimpor jagung sudah berhasil diturunkan itu fakta, bukan hoax. Tetapi yang tidak pernah dibuka ke publik impor gandum untuk pakan meningkat, karena jagungnya dikendalikan,” ujar dua dalam diskusi yang digelar di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (21/2).
Kini ada kecenderungan petani mengurangi porsi jagung dalam pakan ternak dan menggantinya dengan gandum. Hal itu berakibat antara lain kuning telur yang dihasilkan tidak begitu cerah, cenderung pucat.
Sementara itu terkait ekspor jagung, menurut ia sebenarnya hal itu merupakan hal biasa, dan sudah dilakukan sejak 2013 lalau dengan negara tujuan ekspor Filipina, Jepaang, Vietnam.. “Namun jumlahnya tidaklah besar,, mislanya banyak pedagang dari Filipina langsung datang ke Gorontalo membeli jagung disitu,” katanya. Karena itu menurut Yeka, pemerintah diminta hati-hati dalam mengelola isu jagung, (jef)