JAKARTA:(Globalnews.id)- Guna meningkatkan daya saing KUMKM, Kemenkop dan UKM melakukan sinergi inovasi produksi dan pemasaran UMKM dengan Korea, yang merupakan salah satu partner dagang terbesar dan investor terbesar ketiga untuk Indonesia.
Sinergi dengan Korea merupakan kesempatan potensial bagi kedua Negara untuk meningkatkan kerjasama, serta mencari area potensial untuk meningkatkan ekonomi kedua Negara..
“Di bulan ini (November-red) ada tiga kegiatan yang bersinergi dengan Korea guna meningkatkan kualitas produksi dan produktivitas, serta perluasan jangkauan pemasaran produk KUMKM,” ujar I Wayan Dipta, Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kemenkop dan UKM, di Jakarta, Rabu (8/11) .
Wayan menjelaskan, ketiga sinergi itu adalah The Korea-Indonesia Eco-Innovation Technology Matching Event, pada 6 November 2017. Sinergi kedua, Korea-Indonesia SMEs Cooperation Forum 9 November 2017, keduanya di Jakarta.
Sinergi ketiga Business Matching Koperasi Kopi Indonesia melalui Café Show 9-12 November 2017 di COEX Seoul Korea
Sinergi Teknologi
Wayan menjelaskan, sinergi pertama terkait sinergi teknologi diselenggarakan ASEM SMEs Eco-Innovation Center (ASEIC), Kementerian Koperasi dan UKM, serta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Tujuan acara ini untuk menciptakan peluang bisnis baru bagi UKM Negara anggota ASEM, khususnya Korea dan Indonesia melalui acara matchmaking.
Acara ini akan membantu UKM menemukan area kerjasama dan sektor bisnis yang diminati di bidang TIK, Pertanian, Teknologi Lingkungan (Udara), Fotovoltaik (Energi PV), Kendaraan Elektronik dan Perubahan Iklim.
ASEM (Asia-Europe Meeting) SMEs Eco-Innovation Center (ASEIC) dibentuk Februari 2011 dengan mandat utama untuk mendukung kerjasama Asia Eropa untuk menciptakan dan meningkatkan eco-innovation pada UKM di kedua region.
Dimensi lingkungan dan ekonomi menjadi perhatian ASEIC diluar jarak geografis. ASEIC berkedudukan di Seoul Korea. Event ini merupakan tindak lanjut Indonesia-Korea Business Forum yang dilaksanakan tahun 2016 yang diselenggarakan Green Business Center (GBC) atas dukungan ASEM SMEs Eco Innovation.
Center (ASEIC) Republik Korea dengan Kementerian KUKM. GBC merupakan lembaga kerjasama Indonesia dan Republik Korea yang berperan sebagai incubator bisnis bagi produk hijau UKM Indonesia dan Korea. GBC berada di Gedung SME Tower Jl Gatot Subroto Jakarta Selatan.
Eco-innovation adalah pengembangan produk dan proses yang berkontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan, menerapkan aplikasi pengetahuan komersial untuk memperoleh perbaikan ekologi secara langsung atau tidak langsung.
Inovasi dari sisi pengusaha merupakan suatu cara strategis perusahaan untuk peran dan posisi tawar. Selain itu inovasi sebagai keuntungan kompetitif yaitu pengurangan biaya dan menuju pertumbuhan.
Untuk itu Kementerian KUKM perlu melibatkan BPPT agar pelaku UKM dapat memanfaatkan hasil riset dan penelitian, sehingga dapat memberi nilai ekonomis pada UKM.
Forum Kerjasama UKM
Sinergi kedua, mengenai Indonesia Korea SMEs Cooperation Forum atau forum kerjasama UKM, dalam rangka kunjungan kenegaraan Presiden Republik Korea Mr. Moon Jae-in yang baru terpilih, dimana Small and medium Business Corporation (SBC) bekerjasama dengan Kementerian Koperasi dan UKM menyelenggarakan kegiatan Korea-Indonesia SMEs Cooperation Forum untuk meningkatkan kerjasama untuk kemakmuran UKM Indonesia dan Korea.
Untuk dapat lebih meningkatkan Public Private Partnership, IWAPI dan Inni Biz Club juga dilibatkan secara aktif dalam persiapan dan pelaksanaan forum ini.
Acara ini diikuti tidak kurang dari 100 UKM Indonesia dan perusahaan Korea yang ada di Indonesia, diharapkan dapat membuka dan memperluas hubungan kerjasama dan jaringan usaha pengusaha kedua Negara.
Acara menurut rencana akan dihadiri Menkop dan UKM Puspayoga, serta President SBC, Mr. Lim Chae-un. Keynote speech akan diberikan oleh Hermawan Kertadjaya, President ACSB (Asia Council of Small Business).
Selain itu, topik pembahasan diantaranya 1) program pemerintah untuk UMKM kedua Negara, disampaikan Ministry of SMEs and Startups Korea yakni Soon Hong Park, dan Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan UKM yakni I Wayan Dipta; 2) strategi untuk koeksistensi dan kerja sama kedua Negara disampaikan dalam 2 (dua) sudut pandang yakni perspektif expert dari perguruan tinggi – Titik Anas dari Universitas Padjajaran, serta Korea Institute for Industrial Economics and Trade – Sang Hoon Kim. Disamping itu, dilengkapi pula kisah sukses pengusaha Korea di Indonesia serta pengusaha Indonesia masuk pasar Korea.
Dalam kesempatan ini juga akan ditandatangani MoU antara SBC, Inni Biz Club dan IWAPI serta MoU antara IWAPI dan Inni Biz Club. Berdasarkan ASEAN SME Policy Index 2018 ditemukenali bahwa kebijakan pemerintah di bidang UMKM dapat lebih maksimal apabila sesuai kebutuhan pelaku usaha, sehingga forum semacam ini penting. UMKM dan asosiasi UMKM dapat menyampaikan kebutuhan maupun kendala yang dihadapi sehingga dukungan kebijakan pemerintah lebih efektif dan efisien.
Akses Pasar Kopi ke Korea
Adapun sinergi ketiga terkait promosi bisnis Koperasi Kopi Indonesia melalui Café Show tanggal 9-12 November 2017 di COEX Seoul Korea.
Acara ini merupakan indak lanjut dari MoU Menkop dan UKM Puspayoga dengan SMBA Korea (saat ini Ministry of SMEs and Startups) yang ditandatangani Juni 2016 di New York, dimana salah satu bidang kerjasama adalah dukungan kemudahan akses pasar produk kopi Indonesia masuk Korea.
Dalam hal ini Ministry of SMEs and Startups Korea bersama SBC (Small and medium Business Corporation) memfasilitasi 4 Koperasi Kopi untuk mengikuti pameran internasional terbesar untuk Café dan produk terkait yaitu Café Show pada tanggal 9-12 November 2017 di COEX Seoul Korea.
Disamping bertemu dengan buyer pada event tersebut, SBC juga telah menyebarluaskan informasi peserta Café Show dari Indonesia dan dijadwalkan business matching pada tanggal 9-10 November 2017.
Lahan Paviliun Indonesia pada Café Show merupakan kerjasama dengan Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, KBRI di Seoul serta KJRI di Busan. Selain 4 Koperasi Kopi dukungan Kementerian Koperasi dan UKM RI dan SBC, 8 pengusaha kopi serta produk pendukung seperti gula aren dan mesin pengolah kopi juga akan diikutsertakan dalam business matching oleh SBC.
Pada kesempatan kali ini Indonesia akan mempromosikan 2 jenis kopi yaitu Kopi Arabica Gayo yang telah menjadi pemasok Starbucks serta Kopi Manglayang Jawa Barat. Koperasi yang ikut pada Café Show 2017 adalah, KBQ Baburayyan (Kopi Gayo dan Kopi Luwak Liar Gayo), Kenred Coffee (Kopi Arabica Gayo) , Kelompok Petani Kopi Manglayang (Manglayang Single Origin)
dan Koperasi Produsen Arisarina (Kopi Arabica Gayo). (jef)