BANDUNG(Globalnews.id)- Provinsi Jawa Barat sukses membangun pertumbuhan ekonomi inklusif lewat gerakan pencetakan wirausaha baru (WUB). Hasil ini, diharapkan bisa ditularkan ke semua provinsi. Agar jumlah pengangguran, penduduk miskin dan ketimpangan ekonomi sedang dengan rasio 0,42 persen bisa dipangkas.
“Maret 2014, Jabar launching gerakan pencetakan 100 ribu wirausaha baru (WUB) dan tampaknya keinginan tersebut akan terwujud tahun 2018, nanti. Sebab hingga 2016 kemarin jumlah WUB sudah mencapai 60 ribu. Yang terdata by name, by addres,” kata Dedi Mizwar (Demiz) Wakil Gubernur Jawa Barat dalam sambutannya mewakili Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, di acara Gelar Produk Wirausaha Baru Jawa Barat di pelataran Gedung Sate, Bandung, Minggu (12/03/2017).
Hadir dalam acara tersebut, Sekretaris Menteri Koperasi dan UKM Agus Muharram, Duta Koperasi dan UKM Dedi Gumelar (Miing), Ketua Kadin Jabar Agung Suryamal, Anggota DPRD Jabar Abdul Hadi Wijaya,
Rektor Universitas Padjajaran Tri Hanggono, dan Kepala Dinas Koperasi Jabar Dudi Sudrajat Abdurachman.
Demiz juga mengatakan berkat gerakan tersebut di atas, ekonomi Jabar di tahun 2016 tumbuh mencapai 5,67 persen atau meningkat dibanding tahun 2015 yang hanya mencapai 5,04 persen. Dan itu merupakan capaian tinggi.
Yang disayangkan, kata Demiz, pada saat yang sama di Jabar masih terdapat pengangguran sebanyak 1,79 juta orang atau 8,72 persen dari jumlah angkatan kerja. Selain itu, jumlah penduduk miskin juga masih tinggi mencapai 4,48 juta orang atau 9,57 persen.
“Kita juga mengalami ketimpangan ekonomi sedang dengan rasio 0,42 persen,” kata Demiz.
Harapannya, gerakan bertema WUB Bersatu Memperkuat Ekonomi Bangsa sejalan dengan cita-cita dan ikhtiar pemerintah Indonesia untuk menumbuhkan pertumbuhan ekonomi iklusif yang dampaknya dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Agar indek pengangguran dan kemiskinan bisa dientaskan dengan cepat, kemudian pada saat yang sama kesenjangan ekonomi bisa kita perkecil.
Dalam rangka menghadirkan pertumbuhan ekonomi inklusif, Jabar selain terus berupaya memperkuat iklim investasi yang disertai juga dengan, peningkatan daya saing melalui pendidikan maupun pelatihan atau kursus.
Selain itu, Jabar kata Demiz juga tengah gencar mengupayakan penguatan jiwa wirausaha kepada para pelajar, mahasiswa, santri dan para pemuda. Tujuannya untuk membuka paradikma dan mindset dari pencari kerja menjadi jobdivers atau jobcreator.
Hal tersebut menurut Demiz, penting karena berdasarkan hasil survey yang dilakukan Bank Dunia 83 persen para pemuda dan mahasiswa Indonesia bercita-cita menjadi pegawai, dan hanya 4 persen saja yang berminat menjadi wirausaha.
“Kalau 83 persen pemudanya hanya ingin menjadi pencari kerja. Tidak akan tertampung, di dunia industri sekalipun,” ungkap Demiz.
Wirausaha Tangguh, Inovatif dan Peduli
Sekretaris Menteri Koperasi dan UKM Agus Muharam mengatakan dalam upaya menumbuhkan dan mengembangkan kewirausahaan, pemerintah sejak tahun 2011, hingga saat ini sedang dan akan terus melaksanakan program Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN), yang melibatkan seluruh stakeholders baik di pusat maupun daerah.
Untuk kita ketahui bersama, kata Agus Muharam “Gerakan Kewirausahaan Nasional 2017” kali ini mengangkat tema “Wirausaha Tangguh, Inovatif dan Peduli”.
Tangguh, jelas Agus Muharram, berarti terampil dan handal dalam menjalankan usahanya agar dapat berkembang lebih baik lagi atau bisa disebut naik kelas. Inovatif berarti gigih dalam menciptakan hal baru dan mencari solusi pada setiap persoalan yang dihadapi. Peduli selain sebagai wirausaha yang mencari keuntungan juga berbagi dengan lingkungan sosialnya atau biasa disebut social entrepreneur.
“Dan saya yakin diantara para wirausaha wirausaha baru yang ada disini, juga banyak terdapat wirausaha yang tangguh, inovatif dan peduli,” ujar Agus Muharram saat membacakan sambutan atas nama Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga.
Untuk itu, terang Agus Muharram, acara ini sangat penting dan sangat strategis, terutama untuk terus menumbuhkan spirit kewirausahaan di tanah air. “Hal ini sangat penting bagi kita semua, terutama dalam menyongsong dan memasuki era baru dalam komunitas masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) sebagai pasar tunggal (single market) dan tempat berproduksi (production base),” paparnya.
Berdasarkan Data Kementerian Koperasi dan UKM, dapat disampaikan bahwa PDB Koperasi sebagai lembaga sebesar 4,41%, sedangkan kontribusi PDB koperasi dari sisi anggota sebesar 18,96% dan PDB UMKM sebesar 61,41%.
Berdasarkan Data Sensus Ekonomi BPS tahun 2016, dengan jumlah penduduk sebesar 252 juta orang di Indonesia, terdapat wirausaha sebanyak 7,8 juta orang atau 3,10% dari jumlah penduduk.
Dengan demikian tingkat kewirausahaan Indonesia telah meningkat sebesar 1,33% selama kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir, dari 1,67% menjadi 3,10% ditahun 2016, dimana hal ini telah melampaui 2% dari populasi penduduk sebagai syarat utama suatu negara mencapaik kestabilan dalam perekonomian nasional.(jef)