Kembangkan Bisnis dari Usia Belia, Melisa Etna Tiara Jadi Panutan Wanita Muda

BERANI untuk menentukan pilihan hidup sebagai pebisnis diusianya yang kala itu masih sangat belia – 17 tahun, kini Melisa Etna Tiara telah membuktikan kapabilitasnya sebagai pebisnis ulung. Lebih dari tiga perusahaan dijalankannya secara mandiri dengan jabatan sebagai President Director. Hal itu jelas menjadikan Melisa salah satu panutan bagi wanita muda di zaman sekarang.

Salah satu bisnisnya di bidang hijab dan lifestyle, La Sabelle, telah memiliki lebih dari 115,000 followers di Instagram. Meski baru tiga tahun berdiri, La Sabelle dibawah naungan Melisa telah berhasil untuk mempertahankan eksistensinya menciptakan karya-karya yang out of the box dengan menggaet beberapa public figure kenamaan Indonesia seperti Olla Ramlan, Renzi Lazuardi, Rachel Vennya, Mama Lita (Master Chef Indonesia), dan yang paling terbaru adalah Zsalsadil (Influencer asal Aceh).

Di satu sisi, kesuksesan La Sabelle untuk berhasil berkolaborasi bersama banyak public figure juga sejalan dengan ketekunan Melisa sebagai President Director.

Menurut Melisa, mindset dalam berbisnis adalah meyakini bahwa setiap hal adalah kesempatan dan setiap kesempatan merupakan cara untuk berkembang. “Aku menjalankan bisnis dari usia muda, jadi pasti pasang surutnya ada. Ada banget. Tapi yang selalu aku coba tanamkan ke diri aku adalah, setiap keberhasilan maupun kegagalan sekalipun, itu adalah kesempatan untuk aku berkembang. Jadi dinikmatin aja semua prosesnya,” ucap Melisa.

Bulan Agustus ini, La Sabelle kembali berkolaborasi dengan Zsalsadil setelah bulan lalu sukses dengan kolaborasi scarfnya bersama Mama Lita (MasterChef). Dengan nama Ceudah Lagoina Collection, yang terinspirasi dari keindahan Aceh, Melisa mengatakan, Zsalsadil merupakan muse yang tepat untuk koleksi ini.

Hal ini terbukti saat proses brainstorming, banyak sekali pandangan dan ide baru tentang Aceh yang diberikan oleh Zsalsadil, selaku perempuan yang besar dan lahir di Aceh. “Ide awalnya itu kan menghadirkan koleksi yang terinspirasi dari Aceh. Tapi, agar pesannya lebih dapet, butuh muse atau icon dari Aceh. Disini kita pilih kak Zsalsa, sebagai salah satu public figure asal Aceh untuk kolaborasi bersama. Dan ternyata itu adalah salah satu hal terbaik dari koleksi ini, karena sebagai orang Aceh kak Zsalsa banyak memberi masukan dan ide baru tentang kepada tim La Sabelle yang akhirnya tersampaikan lewat kolaborasi ini,” jelas Melisa.

Ceudah Lagoina Collection sendiri merupakan kalimat dari bahasa Aceh yang memiliki arti “Cantik Rupanya”. Lewat koleksi ini, La Sabelle dan Zsalsadil mencoba untuk mengulik semua hal tentang Aceh, baik dari segi keunikan bangunanmya, sampai keindahan tumbuhan dan fauna di dasar lautnya.

Beberapa motif yang terdapat dalam koleksi ini, seperti motif bangunan masjid baiturrahman, motif bungong seulanga, motif bungong jeumpa, motif kerang khas pantai Lampuuk Aceh dan juga motif batik pinto aceh dan tolak angin.

Lebih lanjut, yang menjadi ke-khas-an dari koleksi ini adalah karena setiap sisi dari scarf-nya bisa menjadi scarf utama. Dengan visi “multi-pattern, multi-color”, koleksi scarf Ceudah Lagoina ini berhasil memberikan sensasi seperti memiliki empat scarves di dalam satu scarf yang sama.

Sebuah keunikan yang jarang dimiliki oleh scarf motif lainnya. “Disini kita gak hanya menjual scarf ya, tapi juga ada kualitas dan ciri khas yang gak mungkin bisa ditemuin di pattern scarf lainnya. Kita mencoba untuk menawarkan multi-pattern, multi-color scarf sehingga pilihan yang digunakan bisa lebih banyak. Solusi untuk perempuan-perempuan yang bosen dengan scarf yang monoton,” ucap Melisa.

Tidak hanya dari segi motif, dari segi warna pun koleksi ini mencoba untuk menjauhi kata monoton. Total terdapat 12 warna yang ditawarkan seperti; Black Grey, Mocca, Black Flower, Gold Flake, Sage, Toffee, Mauve, Silver Pink, Taupe, Olive, Blue Denim dan juga Blue Teal, dengan kisaran harga dari Rp 355 ribu sampai Rp 373 ribu. (jef)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.