JAKARTA: (Globanews.id)-Hadirnya Revolusi Industri 4.0 harus dapat dimanfaatkan dan dikelola dengan baik oleh kaum perempuan karena memiliki prospek yang menjanjikan bagi posisi perempuan sebagai bagian dari kemajuan peradaban dunia. Hal itu dikatakan Staf Ahli Menteri Koperasi dan UKM bidang Produktivitas dan Daya Saing Herustiati saat memberikan sambutan sekaligus membuka acara seminar memperingati hari Kartini dengan tema “Peran Perempuan Indonesia Membangun Budaya Bangsa”, di Jakarta, Rabu (24/4).
Herustiati mengakui, masih ada sejumlah tantangan dalam menarik tenaga profesional perempuan untuk bekerja di dunia industri. “Untuk itu dibutuhkan kepercayaan diri yang tinggi dalam menggali potensi kaum perempuan agar menjadi wanita karir yang kuat dan mampu menghadapi persaingan di era revolusi industri 4.0”, kata Herustiati.
Herustiati pun mencontohkan di Indonesia memiliki Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita Surabaya, Jawa Timur merupakan Koperasi Terbaik serta wanita-wanita Tangguh di bidang TI seperti, Catherine Hindra Sutjahyo, Direktur Zalora Indonesia, Diajeng Lestari, Founder Hijup, Veronika Linardi, Founder dan CEO of Qerja, dan masih banyak wanita atau para pelaku UKM hebat lainnya.
“Kita juga memiliki perempuan perempuan hebat di Kabinet Kerja yang berprestasi di skala Nasional maupun Internasional, seperti Ibu Sri Mulyani Menteri Keuangan dan Ibu Retno Marsudi Menteri Luar Negeri”, papar dia.
Menurut Herustiati, perempuan yang cerdas di era digital saat ini merupakan implementasi konkrit perjuangan pahlawan nasional RA Kartini. “Sebagai pejuang emansipasi kaum perempuan, perjuangan dan kegigihan beliau menjadi inspirasi bagi perempuan Indonesia untuk dapat maju dan mengembangkan kecerdasan dan potensi diri”, tandas Herustiati.
Karena itu, bagi Herustiati, pemaknaan hari Kartini lebih berhakikat ketika kita menggunakan momen ini untuk berkontemplasi. Berusaha untuk terus mencerdaskan diri, menjadi ibu yang layak dijadikan sekolah utama bagi anak-anak kita.
“Tak peduli apakah berkarya di luar rumah sebagai wanita karir ataupun di rumah, semua ibu mempunyai tanggungjawab dan peran yang sama dan utama. Karena seperti yang Kartini pernah katakan, kita dapat menjadi manusia sepenuhnya, tanpa berhenti menjadi wanita sepenuhnya”, jelas Herustiati.
Bagi Herustiati, tanpa perjuangan Kartini, wanita di Indonesia tidak akan bisa menikmati pendidikan dan kesetaraan hak dengan kaum pria. Kartini pun dikenal dengan wawasannya yang luas akan ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
“Wanita tangguh ini pun memberi perhatian khusus pada masalah emansipasi wanita dengan melihat perbandingan antara wanita Eropa dengan wanita pribumi”, pungkas Herustiati.(jef)