MAKASSAR: (Globalnews.id)- Agar produk yang dihasilkan oleh KUMKM dapat bersaing baik itu dalam negeri maupun menembus pasar ekspor, maka perlu memperhatikan bagaimana kualitas dari produk yang dihasilkan.
Selain itu, pemasaran produk tidak hanya secara langsung tapi juga dituntut untuk memasarkan secara online. Hal ini diperlukan kreatifitas KUMKM dalam melaksanakan pemasaran produknya. Poin-poin tersebut terungkap dalam acara Temu Konsultasi KUMKM Dalam Rangka Penanganan Dampak Perdagangan Bebas MEA di Makassar, Selasa (13/3) lalu.
Untuk itu, Asisten Deputi Perlindungan Usaha Kementerian Koperasi dan UKM Karimuddin berkomitmen meningkatkan produktifitas dan daya saing KUMKM. “Kami juga memprioritaskan pengembangan KUMKM secara terintegrasi dari hulu hingga hilir dalam menghadapi era perdagangan bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN”, tandas Karimuddin.
Menurut Karimuddin, Temu Konsultasi ini sebagai forum konsultasi yang memberikan pemahaman kepada Pendamping Penanganan Dampak Perdagangan Bebas MEA yang akan melakukan pendampingan terhadap KUMKM dan menggali permasalahan yang dihadapi KUMKM. “Sehingga, dapat dicarikan solusi permasalahan KUMKM yang didampingi”, kata Karimuddin.
Karimuddin menambahkan, pendampingan KUMKM yang dilakukan para Pendamping MEA telah berlangsung sejak 2016 di enam wilayah. Yaitu, Kota Batam, Kabupaten Tasikmalaya, DI Yogyakarta, Provinsi Bali, Provinsi Kalimantan Barat dan Provinsi Sulawesi Selatan. Tahun ini, jumlah pendamping di enam wilayah tersebut berjumlah 18 orang pendamping yang mendampingi 90 KUMKM.
“Dan ini adalah bagian dari komitmen pemerintah untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing KUMKM, sehingga bisa menguasai pasar dalam negeri dan menembus pasar ekspor khusunya wilayah ASEAN”, tegas Karimuddin.
Dalam kesempatan yang sama, Sales Departemen Head PT Angkasa Pura I Bandara Sultan Hasanuddin Makassar Iwan Sanusi Libere menjelaskan bahwa bandara adalah tempat yang strategis untuk mengenalkan sekaligus memasarkan suatu produk karena di bandara terdapat calon penumpang pesawat ke berbagai destinasi baik itu dalam negeri maupun luar negeri. “Itu yang memungkinkan produk tersebut dibawa ke destinasi tersebut”, kata Iwan.
Sampai saat ini, lanjut Iwan, di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin telah memiliki 117 mitra usaha. Menyediakan tempat (space) yang secara khusus disediakan bagi KUMKM di Sulawesi Selatan untuk memasarkan produknya. “Diharapkan setelah kegiatan Temu Konsultasi ini Dinas Koperasi dan UKM Prov. Sulawesi Selatan dapat menindaklanjuti dengan mengusulkan para KUMKM melakukan pemasaran produknya secara bersama di Bandara Sultan Hasanuddin Makasar yang dikelola oleh koperasi”, jelas Iwan.
Bahkan, pada kesempatan ini juga dari contoh produk yang dibawa peserta UMKM Temu Konsultasi, Bandeng Presto “Barokah” ditawarkan untuk memasarkan produk tersebut di Bandara Internasional Sultan Hasanudin, karena belum ada produk serupa yang dijual.
“Dengan dilaksanakannya Temu Konsultasi ini pendampingan yang dilakukan pendamping MEA diharapkan dapat tepat sasaran sesuai kebutuhan KUMKM di era perdagangan bebas MEA yang semakin kompetitif baik di pasar dalam negeri dan maupun pasar ASEAN”, pungkas Iwan.(dan)