PALU: (Globalnews.id)- Untuk memulihkan kondisi pasca bencana gempa di Palu, Kementerian Koperasi dan UKM kembali melaksanakan serangkaian kegiatan pemulihan bagi Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (KUMKM). Diantaranya, merestrukturisasi usaha KUMKM, penerapan Aplikasi Sistem Peringatan Dini (Early Warning System/EWS-KUMKM), Standar Operasional Prosedur (SOP), hingga skema restrukturisasi usaha bagi koperasi dan UMKM di wilayah Palu. “Untuk pemulihan ekonomi perlu dilakukan restrukturisasi usaha”, ucap Asisten Deputi Pemetaan Kondisi dan Peluang Usaha Kemenkop UKM Sri Istiati, saat pembukaan acara di Kota Palu, beberapa waktu lalu.
Di depan peserta sebanyak 50 orang, Sri Istiati berpandangan bahwa wilayah yang terdampak gempa, tsunami dan likuifaksi harus segera dibangkitkan kembali dalam hal ini terkait kehidupan perekonomiannya, yakni dari aspek usahanya. “Sebab, bila tidak segera dibangkitkan maka akan susah keluar dari zona traumatik yang membekas di benak para korban”, kata Sri Istiati.
Dia mengakui, program-program bimbingan ini sengaja menyasar ke Palu dimana wilayah ini juga menjadi titik terparah gempa, tsunami dan likuifaksi. “Penting untuk memberikan bimbingan dan pelatihan terhadap pelaku usaha disini.” tukas Sri Istiati.
Bagi Sri Istiati, restrukturisasi usaha bagi koperasi dan UMKM sangat penting untuk menjaga stabilitas kinerja usahanya. “Fungsi utama Aplikasi Sistem Peringatan Dini (EWS-KUMKM) adalah memberi peringatan secara dini tentang tanda-tanda buruk yang berpotensi menggangu usaha koperasi dan UMKM. Sehingga, jika peringatan ini bisa disampaikan secara cepat, para pelaku usaha KUMKM dapat melakukan tindakan siaga”, imbuh Sri Istiati.
Dengan begitu, Sri Istiati berharap mereka bisa menyiapkan segala sesuatu untuk mencegah terjadi kemungkinan yang lebih buruk atau melakukan tindakan perbaikan atau pemulihan usaha sesegera mungkin. “Penggunaan EWS-KUMKM ini dengan proses penginputan dan pengolahan serta penyajian data dan informasi yang diperlukan untuk mengenali tanda-tanda gangguan, sumber penyebab gangguan”, tandas dia.
Termasuk kinerja keuangan serta prediksi kebangkrutan suatu unit usaha yang sedang diamati, permasalahan dan tanda–tanda gangguan, faktor penyebab gangguan, menyajikan laporan keuangan dan analisa rasio keuangan, memprediksi kebangkrutan serta menyajikan data dan informasi mengenai kualitas pengelolaan usaha KUMKM dan perencanaan bisnis berkelanjutan terkait dengan ketahanan Koperasi dan UMKM jika sewaktu-waktu terjadi bencana maupun yang sudah terjadi.
“Dan data yang sudah diinput dalam EWS-KUMKM, kemudian dilanjutkan dengan Standar Operasional Prosedur dan Skema Restrukturisasi”, ujar Sri Istiati lagi.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Koperasi, UMKM dan Tenaga Kerja Kota Palu Setyo Susanto mengatakan, Kota Palu memiliki banyak UMKM potensial, diantaranya di daerah yang terdampak gempa, tsunami dan likuifaksi. “Melalui koperasi maju, unggul, kreatif dan mandiri akan mengembangkan batik tulis motif sebagai produk unggul daerah. Oleh sebab itu Pemerintah Daerah harus terus mendorong KUMKM untuk bisa berkembang dan menghasilkan produk-produk unggulan daerah yang bisa dikenal luas tidak hanya di Palu, tetapi secara nasional dan internasional”, jelas Setyo.
Setyo berharap, melalui kegiatan ini bisa kembali membangkitkan KUMKM khususnya di daerah bencana gempa, tsunami dan likuifaksi. “Pemerintah mengambil langkah tepat dan tanggap untuk merestrukturisasi UMKM pasca gempa, tsunami dan likuifaksi”, kata Setyo.
Setyo Susanto menilai, bimbingan-bimbingan semacam ini mesti berkesinambungan atau berkelanjutan.
“Dalam bidang koperasi dan UMKM, ilmu semacam ini sangatlah berguna dan bermanfaat untuk mengembangkan usaha yang sedang digeluti. Tetapi kalau bisa pembinaan dari tingkat daerah tetap berkelanjutan agar semangat berwirausaha tetap terjaga”, pungkas Setyo.(jef)