JAKARTA(Globalnews.id)-Kementerian Koperasi dan UKM bersama Dinas Koperasi dan Perdagangan Pemprov DKI Jakarta bekerjasama menggelar acara Pemasyarakatan dan Pelatihan Kewirausahaan melalui Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN) bagi anggota koperasi perkampungan dan industri kecil, di Jakarta (17/10). Tujuan dari acara tersebut adalah terus menggelorakan semangat berwirausaha di kalangan masyarakat, khususnya generasi muda, di Jakarta.
“Kita ingin hadir untuk menguatkan yang selama ini dianggap lemah. Kita ingin hadir bagi UMKM yang selama ini tidak memiliki kesempatan. Mari kita majukan UMKM di Jakarta. Jakarta itu kota yang tersambungkan. Konektifitas Jakarta itu sangat luar biasa. Sekarang kalau mau pesan Batik Betawi bisa lewat online. Mau kuliner atau semuanya bisa lewat online. Pasarnya sudah tercipta dan tersambungkan lewat teknologi. Bila UMKM memiliki manajemen usaha yang baik, maka peluang pasar yang ada ini dapat dinikmati”, papar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, saat membuka acara pelatihan tersebut.
Di acara yang juga dihadiri Deputi Bidang Pengembangan SDM Kemenkop dan UKM Prakoso BS, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno, Kadis Koperasi dan Perdagangan DKI Jakarta Irwandi, dan lebih dari 250 pelaku UMKM di Jakarta, Anies memberikan apresiasi adanya program pelatihan seperti ini. “Namun, selain pelatihan, pendampingan juga penting. Bahkan, ke depan, kita harus memastikan akan ada program mentoring. Sandiaga memiliki pengalaman panjang dalam membangun dan mengembangkan UMKM selama ini”, kata Anies.
Anies juga berharap agar para pelaku UMKM di Jakarta jangan pernah khawatir karena ukuran. “Sekarang kita kecil, suatu hari nanti bisa meningkat menjadi menengah dan besar. Yang sekarang besar, dulunya juga kecil merangkak. Semua ada proses dan pertumbuhannya”, tandas dia.
Kunci suksesnya, lanjut Anies, para pelaku UMKM harus berpikir out of the box, atau berpikir yang tidak terbayangkan oleh orang lain. Kerjakan hal-hal unik yang tidak terbayangkan orang lain dan lakukan terobosan-terobosan menarik. “Jadi, kreatifitas sangat penting sekali. Saya berharap, kerja keras, kreatifitas, manajemen yang baik, harus menjadi bagian dari karakter wirausaha kecil dan mikro di Jakarta”, tutur Anies lagi.
Sementara itu, Wagub DKI Jakarta Sandiaga Uno menegaskan bahwa UMKM, kewirausahaan, dan penciptaan lapangan kerja akan menjadi program utama dari Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang baru. “Menjadi pemerintah itu harus berpihak kepada rakyat. Kepemimpinan Anies-Sandi akan akan menunjukkan keberpihakan kepada UMKM”, kata Sandiaga.
Menurut Sandiaga, membangun UMKM dan lapangan kerja perlu tiga hal. Pertama, lahan usaha, termasuk pasar harus kita hadirkan. Peluang pasar harus kita hadirkan. UMKM harus hadir dalam menciptakan produk-produk souvenir bagi turis asing yang datang ke Jakarta.
Kedua, SDM harus dipastikan bagus. Terlebih lagi sekarang sudah zaman teknologi. Harus melek teknologi, agar bisa naik kelas, dari mikro ke kecil, dari kecil ke menengah, menengah jadi besar. Jangan yang kecil jadi gurem dan jalan di tempat. Ketiga, akses permodalan bisa ditopang dengan baik. “Dinas Kominfo Pemprov DKI juga akan mendata UMKM, karena sebuah kebijakan nantinya akan berbasis data”, tandas Sandiaga.
Usai acara, Deputi Pengembangan Bidang SDM Kemenkop dan UKM Prakoso BS menekankan bahwa program pelatihan kewirausahaan dari Kemenkop dan UKM merupakan ‘trigger’ bagi pemerintah daerah dalam memajukan dan mengembangkan UMKM di daerahnya masing-masing.
“Untuk tujuan agar UMKM naik kelas, Kemenkop dan UKM terus menggulirkan beberapa program strategis seperti program kewirausahaan, vocational, dan manajemen keuangan. Satu lagi, yang juga akan terus kita dorong dan kita gulirkan adalah program pendampingan. Saat ini, Kemenkop dan UKM memiliki sekitar 1.500 tenaga pendamping kewirausahaan di seluruh Indonesia”, kata Prakoso.
Selain itu, kata Prakoso, Kemenkop dan UKM juga sudah meluncurkan satu aplikasi bernama Lamikro atau Laporan Keuangan Mikro. Aplikasi Lamikro ditujukan bagi pelaku usaha mikro atau wirausaha pemula agar memiliki laporan keuangan secara baik dan tertib administrasi.
“Selama ini pelaku usaha mikro belum memiliki tata kelola administrasi maupun laporan keungan secara baik. Sekarang ini wirausaha itu kegagalan utamanya dia tidak bisa menghitung berapa yang dia harus ambil keuntungannya berapa, dan pengeluaran, cash flow (arus kas) dia enggak tahu. Nah, dengan Lamikro, semuanya bisa jelas. Yang jelas, penggunaan aplikasi laporan keuangan ini sangat diperlukan bagi UKM agar memiliki laporan keuangan yang akuntabel dan dapat menunjang pengembangan usaha kedepan,” kata Prakoso.
Prakoso menyebutkan, aplikasi Lamikro sudah dibuat dengan berbagai kemudahan dan fleksibilitas untuk digunakan pelaku usaha mikro. Lamikro merupakan aplikasi pembukuan akuntansi sederhana untuk usaha mikro yang bisa digunakan melalui smartphone dengan sistem operasi Android. “Selain itu, Lamikro juga untuk meningkatkan daya saing dan kapasitas UKM dalam negeri, dengan cara mendorong pelaku usaha memiliki laporan keuangan yang akuntabel dalam mengelola usahanya”, tandas Prakoso.
Prakoso menargetkan, pada tahap awal, aplikasi Lamikro dapat digunakan oleh 1 juta UKM di seluruh Indonesia. “Lamikro ini agar digunakan seluruh pelaku usaha UKM di Indonesia tetapi targetnya ya minimal satu juta pengguna di tahap awal ini”, pungkas Prakoso.(jef)