Gorontalo:(Globalnews.id) – Kementerian Koperasi dan UKM menggelar Temu Konsolidasi Wirausaha dan Calon Wirausaha dalam rangka Penumbuhkembangan Wirausaha lokal berbasis Ekowisata di Provinsi Gorontalo.
Asisten Deputi Konsultasi Bisnis dan Pendampingan Kementerian Koperasi dan UKM Destry Anna Sari saat memberikan sambutan secara daring, dalam acara temu konsolidasi wirausaha dan calon wirausaha di Gorontalo, Kamis (30/9/2021) mengatakan, pembangunan pariwisata memiliki nilai dan keuntungan yang signifikan bagi kemajuan sektor lainnya, seperti hotel, homestay, restoran, angkutan, industri kerajinan dan lain-lain.
Menurutnya, multiplier effect pariwisata dapat dan mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Namun demikian, membangun pariwisata mengharuskan banyak aktivitas yang dapat membawa dampak negatif bagi lingkungan.
“Untuk meminimalisasi risiko atau dampak negatif pembangunan industri pariwisata maka pembangunan pariwisata perlu dikembangkan dengan konsep “Sustainable Tourism” sesuai keunikan dan kondisi wilayah yang ada,” ujar Sari.
Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025, semua sektor pembangunan di Indonesia harus menerapkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Dalam konteks pariwisata, paradigma pembangunan kepariwisataan telah mengalami evolusi, dari bentuk mass tourism menjadi sustainable tourism.
Kabupaten Bone Bolango menyimpan berbagai macam potensi keanekaragaman hayati berupa flora dan fauna yang tersebar di beberapa wilayah kawasan hutan. Untuk mensinergikan kegiatan ekowisata, program harus bisa mendukung kelestarian lingkungan hidup dan mendatangkan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Pengembangan ekowisata suatu desa atau kawasan perlu juga diarahkan untuk pengembangan inklusif bisnis, sehingga sektor wisata yang sebagai pemicu pengembangan suatu desa dapat berkelanjutan dan melibatkan seluruh unsur masyarakat desa dengan mengangkat produk unggulan desa.
“Kementerian Koperasi dan UKM melalui Asisten Deputi Konsultasi Bisnis dan Pendampingan bermaksud untuk mengembangkan penciptaan wirausaha berbasis ecotourism guna mendukung pencapaian rasio kewirausahaan yang pada tahun 2024 ditargetkan sebesar 3,95% atau membutuhkan 1,5 juta wirausaha inovatif,” kata Sari.
Ia menekankan pentingnya “Gerak Bersama” untuk mencapai target tersebut. Sinergi, kolaborasi dan kontribusi dari para pemangku kepentingan, baik swasta, organisasi masyarakat, pemerintah daerah dan pihak lain sangat diharapkan, termasuk dalam hal pengembangan ekowisata di Provinsi Gorontalo, khususnya di Kabupaten Bone Bolango.
“Oleh karena itu kami akan melakukan Temu Konsolidasi Wirausaha dan Calon Wirausaha dalam rangka mendorong terwujudnya pengembangan wirausaha lokal yang dapat menggerakkan ekonomi masyarakat dengan pendekatan sosial, berdampak dan berbasis lingkungan,” katanya.
Dikesempatan yang sama Bupati Bone Bolango Hamim Pou mengatakan, visi misi dan prioritas pihaknya, senada dengan Kementerian Koperasi dan UKM, yakni ingin melahirkan banyak wirausaha muda baru. Banyak potensi disekitar kita yang dapat dikembangkan, salah satunya melalui ekowisata.
Hamim Pou menegaskan, Kabupaten Bone Bolango memiliki kekayaan alam yang luar biasa.
“Kami punya flora, fauna dan satwa endemik khas Sulawesi, seperti anoa, burung maleo yang ada di Taman Nasional Bogani Nani Wartabone. Kemudian hiu paus, tidak semua pantai, tidak semua laut memiliki hiu paus, di Kabupaten Bone Bolango kami memiliki hiu paus,” kata Hamim Pou.
Karenanya ia menyebutkan, apa yang di inisiasi oleh Kementerian Koperasi dan UKM di Kabupaten Bone Bolango, menjadi salah satu jawaban bagaimana sustainable tourism bisa terus digencarkan di Kabupaten Bone Bolango.
Senada dengan hal tersebut, Founder AMATI Indonesia Viringga Prasetyaji Kusuma menambahkan, Gorontalo merupakan provinsi konservasi. Gorontalo memiliki DNA ekowisata atau sustainable tourism yang sangat besar di Indonesia.
“Hal itu tercemin dari kondisi yang ada disini, mereka memiliki Taman Nasional Boga Nani Wartabone yang memiliki potensi sangat sangat besar. Secara khusus Gorontalo sangat kental sekali dengan sustainable tourism dan sosial entrepreneurship yang bisa dikembangkan disini,” pungkas Ringga. (Jef)