Jakarta:(Globalnews.id)-Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) sebagai pelaksana program Bantuan Presiden (Banpres) Produktif Usaha Mikro atau BPUM memastikan, bahwa penyaluran BPUM diberikan kepada UMKM, untuk digunakan dalam kegiatan produktif.
Ditegaskan Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM Bidang Pemberdayaan Ekonomi Kreatif Fiki Satari, bantuan ini harus digunakan untuk produktif bukan konsumtif. Selain BPUM, ada juga program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang bisa dimanfaatkan untuk lebih mengembangkan usaha UMKM.
“Di sini (kunjungan UMKM), alhamdulillah BPUM bisa digunakan untuk bertahan. Selanjutnya, untuk peningkatan lagi, penerima juga bisa meluaskan usaha seperti menjadi agen, dan bisa mengakses KUR,” ucap Fiki dalam kegiatan meninjau beberapa UMKM penerima Banpres Produktif Usaha Mikro Tahun 2021 di kawasan Bukit Duri dan Manggarai, Jakarta, Rabu (1/12).
Ia juga bersyukur, penggunaan BPUM bisa tepat sasaran. Artinya digunakan bukan hanya untuk bertahan selama pandemi, tapi juga menambah skala usaha. “Saya mengapresiasi para UMKM yang tetap semangat bertahan, dan mengembangkan usahanya, dan tentunya sudah memanfaatkan banpres ini secara produktif,” ungkap Fiki.
Terkait KUR untuk pelaku UMKM, Fiki menyampaikan, dari pemerintah sudah menetapkan sampai Rp50 juta tanpa agunan. Bahkan rencananya akan ditingkatkan hingga Rp100 juta tanpa agunan.
“Ke depan, BPUM ini juga butuh ide-ide kreatif pelaku usaha untuk bisa tetap bertahan bahkan mengembangkan usahanya seperti Bu Syelda dan Bu Purwanti (penerima BPUM),” kata Fiki.
Ia menegaskan, KemenKopUKM terus memastikan dan memantau, bahwa penyaluran bantuan pemerintah, mulai dari BPUM hingga KUR benar-benar dimanfaatkan secara baik oleh para penerima. “Kami juga siap membantu jika ada hambatan apa saja yang dialami UMKM,” imbuhnya.
Salah satu penerima BPUM, Purwanti yang merupakan pedagang telur di kawasan Bukit Duri, Jakarta Selatan menceritakan, awalnya ia menjalani usaha jualan cilok, namun harus tutup lantaran pandemi Covid-19.
Kemudian ia berpikir bagaimana untuk bisa bertahan, yang akhirnya ia mencoba usaha lain. Di mana sang anak yang kerja di gudang telur, di Kebon Nanas, menjadi pilihannya untuk berjualan telur.
“Saya ngambil ilmunya dari anak saya dan coba usaha sendiri. Awalnya saya pinjam modal Rp2 juta dari PNM Mekaar untuk beli 3 peti telur. Dari sini saya mulai memasok di warung-warung dengan menawarkan telur lewat WhatsApp,” terangnya.
Purwanti yang anggota PNM Mekaar ini pun didatangi petugas, yang memberitahu, bahwa ia mendapat Banpres Produktif. Dengan usahanya tersebut, saat ini Purwanti sukses meraup omzet Rp800 ribu hingga Rp1 juta per hari.
“Bantuan tersebut saya pakai untuk beli telur lagi. Sekarang saya sudah bisa jualan sampai 15 peti sehari,” ceritanya.
Senada, penjual roti dan kue di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan, Syelda Megariany juga mesti menutup usahanya karena pandemi lantaran sepi pembeli. Ia bersyukur pada Mei 2021 mendapatkan BPUM sebesar Rp1,2 juta yang dicairkan lewat BNI.
“Karena produksi kue-kue agak tersendat jadi saya alihkan ke sembako. Berkat bantuan tersebut, alhamdulilah sekarang usaha saya masih bisa berjalan. Saya juga sekarang masuk ke Mitra Bukalapak sama Tokopedia dan Shopee,” pungkasnya. (Jef)