JAKARTA:(GLOBALNEWS.ID)- PT ASDP Ferry Indonesia (Persero) mencatatkan penurunan jumlah penumpang yang cukup signifikan selama masa pandemi corona berlangsung. Meski demikian, dengan struktur keuangan yang kuat, manajemen optimis mampu memgaungi masa sulit ini.
” Keselamatan menjadi fakfor utama saat ini, kalau bicara laba, semuanya anjlok. Namun kami optimis oenurunan laba tidak akan banyak memberi tekanan,” Direktur Utama ASDP Ira Puspadewi dalam konferensi pers yang digelar secara virtual, Kamis, 14 Mei 2020
Ira menjelaskan, sejak Maret hingga 12 Mei 2020, perseroan telah kehilangan sekitar 3,1 juta penumpang di tujuh pelabuhan cabang utama. Pada 2019, total penumpang kami berjumlah 7,3 juta orang. Sedangkan pada 2020 hanya 4,4 juta orang atau turun 39 persen,” tutur Direktur Utama ASDP Ira Puspadewi dalam konferensi pers yang digelar secara virtual, Kamis, 14 Mei 2020.
Penurunan jumlah penumpang diikuti oleh melorotnya angka kendaraan pribadi yang diangkut kapal feri. Berdasarkan catatan ASDP, total kendaraan selama masa pandemi turun dari 395 ribu unit menjadi 220 ribu unit atau sekitar 44 persen.
Kondisi yang sama bahkan terjadi untuk angkutan barang. Dia menjelaskan, angkutan barang pada Maret hingga Mei 2020 menurun 8 persen dari 853 ribu menjadi 783 ribu kendaraan.
Dengan begitu, secara kumulatif, total kendaraan yang diangkut ASDP melalui pelabuhan penyeberangan sepanjang pandemi anjlok 27 persen. “Total kendaraan dari 1,8 juta menjadi 1,3 juta,” tuturnya.
Ira mengatakan penurunan jumlah kendaraan dan penumpang ini terjadi sejak pemerintah mengimbau masyarakat tidak bepergian guna menekan tingkat persebaran virus corona. Apalagi setelah pemerintah mengeluarkan aturan larangan mudik, ASDP langsung menyetop penjualan tiket kapal secara daring.
Saat ini, kata Ira, tiket kapal hanya dijual untuk keperluan angkutan logistik dan penumpang khusus. Berdasarkan data yang ada, penjualan tiket angkutan barang di Pelabuhan Merak-Bakauheni mencapai 70 persen dari total tiket keluar. Sedangkan penjualan untuk tiket angkutan khusus hanya 30 persen.
Adapun di Pelabuhan Ketapang, penjualan tiket untuk angkutan logistik mendominasi, yakni mencapai 93 persen. Sedangkan tiket penumpang hanya 7 persen. Lalu, di Pelabuhan Gilimanuk, penjualan tiket untuk angkutan logistik menempati porsi 88 persen dan penumpang hanya 12 persen. (jef)