Koperasi Bisa Jadi Alat Terwujudnya Perubahan Struktur Ekonomi

PURWOKERTO:(GLOBALNEWS.ID)-Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Darmin Nasution menegaskan bahwa seluruh kebijakan pemerintah terkait ekonomi kerakyatan bisa diimplementasikan dengan pembentukan kluster ekonomi, terutama koperasi. Seperti kebijakan redistribusi aset, Perhutanan Sosial, hingga Kredit Usaha Rakyat (KUR).

“Dengan membentuk kluster ekonomi atau koperasi, maka transformasi ekonomi akan lebih mudah untuk dilaksanakan”, kata Darmin pada puncak peringatan Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) ke-72 Tahun 2019 di GOR Satria Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (12/7).

Di depan Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga, Ketua Umum Dekopin Nurdin Halid, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan para Bupati/Walikota se-Indonesia, Darmin menyebutkan, alokasi KUR dengan bunga murah 7% akan mudah tersalurkan untuk membantu pembiayaan KUMKM. “Dengan membentuk koperasi, kita juga akan lebih mudah mengorganisasikannya. Begitu juga dengan perbaikan di sisi budidaya lewat teknologi”, ujar Darmin.

Darmin menambahkan, penerima KUR memang individu-individu. Namun, koperasi bisa memberikan daftar nama siapa-siapa UKM yang menjadi anggota koperasi yang layak mendapatkan KUR. “Saya mencontohkan, dengan transformasi ekonomi, petani tetap melakukan kegiatan menanam. Tapi, dengan perkuatan modal, petani menanam tanaman yang lebih menguntungkan”, ucap Darmin.

Lebih jauh, lanjut Darmin, kebijakan redistribusi lahan bisa dilakukan secara maksimal. Dalam kebijakan Perhutanan Sosial, Darmin menjamin pemerintah membuka akses untuk mengusahakan lahan sosial. “Hanya saja, itu bukan untuk menebang, tapi untuk menanam dan beternak di atas lahan tersebut”, tandas Darmin.

Selain itu, Darmin juga menyatakan bahwa pihaknya melakukan kebijakan peremajaan kelapa sawit rakyat, karet rakyat, kelapa rakyat, hingga coklat rakyat. “Saat ini, ada sekitar 3,7 juta hektar lahan karet. Itu terlalu besar untuk satu jenis tanaman saja, alias pemborosan lahan. Ke depan, kita lakukan peremajaan dimana separuh dari lahan itu tetap untuk karet, separuhnya lagi bisa ditanami tanaman lain seperti kopi atau coklat”, papar Darmin lagi.

Momentum Tepat

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menyebutkan bahwa saat ini merupakan momentum yang tepat bagi koperasi untuk memasuki era digital. “Suka tidak suka, koperasi harus sudah masuk ke era digital. Di Jateng, ada beberapa koperasi bagus yang sudah 100% menetapkan sistem digital dalam sistem kerja dan melayani para anggotanya”, kata Ganjar.

Ganjar mencontohkan, BMT Sejahtera (Pekalongan), Koperasi Khairul Umah (Rembang), Koperasi Karika (Wonosobo), dan Koperasi Srikandi (Purworejo). “Itu membuktikan bahwa dengan kekuatan penuh dari anggota, koperasi akan mampu mengembangkan kinerjanya, termasuk di era ekonomi digital”, ujar Ganjar.

Ganjar berharap koperasi mampu mengangkat kinerja pelaku usaha mikro dan kecil di seluruh Indonesia. “Sudah banyak produk UKM berkualitas di Jateng yang layak untuk dikembangkan pemasarannya hingga ke pasar global”, imbuh Ganjar.

Terkait kualitas koperasi di Jateng, Ganjar menegaskan bahwa pihaknya tidak main-main dalam membenahi kinerja perkoperasian di wilayahnya. Saat ini, dari jumlah koperasi di Jateng sebanyak 22.422 unit, 3.817 unit diantaranya terdeteksi tidak aktif dan sudah tidak melakukan Rapat Anggota Tahunan (RAT). Koperasi yang sudah dibubarkan tercatat sebanyak 4.012 unit. “Kalau koperasi seperti itu tidak dibubarkan dan dibiarkan tetap hidup maka dikhawatirkan akan mempengaruhi kondisi koperasi yang lainnya”, tukas Ganjar.

Sementara Ketum Dekopin Nurdin Halid menegaskan bahwa koperasi saat ini sudah mampu menjelma menjadi unit usaha moderen dengan menerapkan digitalisasi, terutama dalam hal pelayanan terhadap anggota. “Ada Koperasi Telekomunikasi Seluler (Kisel) yang sudah masuk ke jajaran 300 koperasi besar dunia di peringkat 94. Begitu juga dengan Koperasi Warga Semen Gresik (KWSG)”, kata Nurdin.

Di era Revolusi Industri 4.0 ini, Nurdin mengajak koperasi sudah menerapkan digitalisasi ekonomi dan sudah melangkah ke pola sharing economy. “Itu untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional. Pasalnya, momentum perubahan sangat terasa dan cepat. Dunia sekarang tanpa batas lagi. Koperasi harus siap menghadapinya”, pungkas Nurdin.(jef)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.