SURABAYA:(Globalnews.id) Bagi masyarakat sekitar kampus ITS, pasti kenal supermarket Sakinah. Supermarket yang berada di Jalan Arif Rahman Hakim, Keputih, Sukolilo, Surabaya ini menjadi tempat berbelanja favorit jika ingin mendapatkan barang dengan harga termurah.
“Kami mengambil untung untuk tiap produk memang sangat kecil dengan margin keuntungan yang sangat rendah sehingga harga di Supermarket Sakinah lebih murah karena segmen pasar yang dibidik adalah masyarakat menengah bawah,” kata M. Daud, Sekretaris Koperasi Pondok Pesantren Hidayatullah As-Sakinah, Jawa Timur.
Supermarket Sakinah merupakan milik Koperasi Pondok Pesantren Hidayatullah As-Sakinah, Jawa Timur. Koperasi yang dikelola oleh para santri ini sangat dikenal dengan usaha ritelnya yang cukup berkembang, seperti Supermarket Sakinah. Di luar itu, koperasi telah mengembangkan cabang-cabang minimarket Sakinah lainnya berbentuk swakelola maupun kemitraan.
Supermarket Sakinah yang semua karyawannya laki-laki ini, memiliki luas 2.300 m2. Dibangun sejak 1991, supermarket merupakan satu-satunya usaha koperasi saat pertamakali berdiri. “Tujuan mendirikan koperasi ini untuk menghidupi para santri, menyejahterakan santri dan bisa berbagi kepada masyarakat,” kata Daud. Koperasi yang beranggotakan 500 orang ini memang separuhnya adalah para santri dan sisanya masyarakat umum.
Supermarket Sakinah semula hanya sebuah toko kecil, lama kelamaan berkembang secara bertahap. Luasnya semakin bertambah seiring peningkatan penjualan. Daud mengakui, mereka harus melakukan berbagai strategi agar bisa bersaing dengan ritel besar lainnya, termasuk menjual harga barang lebih murah meski dengan keuntungan yang kecil.
“Untuk membangun bisnis ritel ini kami banyak belajar kepada ke berbagai usaha ritel yang sudah besar. Kami hanya santri tidak punya keahlian usaha sebelumnya,” tutur Daud.
Tidak hanya supermarket, koperasi As-Sakinah kemudian melebarkan sayap dengan membangun minimarket Sakinah ke berbagai lokasi strategis. Dengan mengusung nama Sakinah, minimarket juga menunjukkan tingkat penjualan yang sangat baik. Koperasi bahkan membangun pusat logistik dan gudang untuk mendukung distribusi ke cabang-cabang yang tersebar di berbagai daerah. Saat ini dari 13 jaringan minimarket Sakinah tersebar di berbagai lokasi di Surabaya, Malang, Gresik, Lamongan dan Kediri.
Daud mengatakan untuk mengembangkan minimarket, koperasi menerapkan pola kerja sama dengan skema mandiri dan kemitraan. Skema mandiri, adalah modal investasi dari internal koperasi sedangkan kemitraan dilakukan dengan dua bentuk, yaitu sistem mudharabah (sistem kerja sama operasional) dan sistem musyarakah (kerja sama operasional dan permodalan). Pada sistem mudharabah, manajemen Sakinah hanya menjalankan operasional dengan bagi hasil dari laba bersih diterapkan 25 persen untuk pengelola dan 75 persen bagi mitra.
Pada sistem musyarakah, mitra menyediakan bangunan sedangkan manajemen Sakinah berinvestasi pada peralatan, sistem dan modal kerja. Pada sistem ini bagi hasil diterapkan sebanyak 50 persen bagi pengelola dan 50 persen bagi mitra.
Kesempatan bermitra ini dibuka bagi perorangan maupun lembaga, khususnya koperasi. Minat bermitra dengan Sakinah ternyata sangat banyak. “Penawaran kerja sama sangat banyak, namun banyak juga belum memenuhi standar kelayakan usaha,” jelas Daud.
Selain kemitraan, Koperasi As-Sakinah membuka diri untuk berbagi ilmu dengan melakukan pendampingan usaha dan pelatihan bagi yang ingin mengembangkan usaha ritel.
Merambah Bisnis Baru
Purwiyanto, Bendahara Koperasi As-Sakinah mengatakan dengan optimalisasi kinerja dan berbagai terobosan pengembangan, unit usaha ritel mengalami peningkatan penjualan. “Dari 13 gerai ritel koperasi Sakinah, menghasilkan penjualan sekitar Rp 56 miliar tahun 2017,” kata Purwiyanto.
Tahun 2013, koperasi kemudian menjajaki bisnis baru, unit simpan pinjam dan pembiayaan syariah (USPPS). Usaha USPPS dirintis karena dinilai potensi bisnis yang besar. Menurut Purwiyanto, kepercayaan anggota berinvestasi di usaha ini sangat besar, dibuktikan dengan persentasi pertumbuhan dana simpanan. Tahun 2017, UPPS menyalurkan pembiayaan Rp 3,6 miliar kepada anggota.
Lebih lanjut Daud mengatakan koperasi As-Sakinah masih ingin terus menjajaki investasi baru. “Saat ini ada kemungkinan investasi di peternakan dan pertanian. Namun semua masih tahap penjajakan tergantung model investasi yang ditawarkan,” kata Daud.
Menurut Daud, pengurus Koperasi As-Sakinah sangat menekankan pada tata kelola yang baik agar mampu bersaing dalam berbagai dinamika usaha. Ini akan meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk bekerja sama dengan koperasi AS-Sakinah. Karena itu, koperasi tak segan menggandeng konsultan dalam perbaikan manajemen yang berstandar ISO agar pengelolaan koperasi lebih professional, transparan, efisien dan menciptakan lingkungan usaha yang kondusif.
Rangkaian perbaikan tata kelola koperasi juga ditujukan untuk meningkatkan jumlah anggota. Koperasi As-Sakinah membidik penambahan jumlah anggota menjadi 1.000 orang tahun ini. “Anggota adalah sumberdaya utama bagi koperasi, sebagai pemilik dan pengguna jasa yang memainkan peran penting di koperasi,” kata Daud.
Koperasi melakukan berbagai terobosan untuk meningkatkan partisipasi anggota, diantaranya memanfaatkan media sosial, website. Cara-cara ini diharapkan sekaligus menarik masyarakat untuk menjadi anggota.
Koperasi yang baru mendapatkan penghargaan sebagai Koperasi Berprestasi 2018 tingkat nasional dari Kementerian Koperasi dan UKM ini, mengalami pertumbuhan kinerja yang sangat baik dari sisi aset, omzet dan laba, Tahun 2017, pertumbuhan laba bersih naik 16 persen, aset meningkat 22 persen dan omzet naik 25 persen. Koperasi As-Sakinah bisa mendapatkan SHU sebesar Rp 4,2 miliar yang dibagikan ke anggota sebanyak Rp 1,9 miliar dan sebagian SHU diperuntukan cadangan, dana sosial, pendidikan dan lainnya. (jef)