LPDB KUMKM Targetkan Penyaluran Rp 1,5 Triliun di 2017

Dirut LPDB-KUMKM Kemas Daniel didampingi  Direktur Bisnis Warso Widanarto, Direktur Pengembangan Usaha‎ Adi Trisnojuwono, serta Direktur Umum dan Hukum‎ Sutowo, pada saat Konferensi Pers tentang Pencapaian LPDB tahun 2016 dan Rencana Kerja di Tahun 2017 di Jakarta, Senin (9/1).
Dirut LPDB-KUMKM Kemas Daniel didampingi Direktur Bisnis Warso Widanarto, Direktur Pengembangan Usaha‎ Adi Trisnojuwono, serta Direktur Umum dan Hukum‎ Sutowo, pada saat Konferensi Pers tentang Pencapaian LPDB tahun 2016 dan Rencana Kerja di Tahun 2017 di Jakarta, Senin (9/1).

JAKARTA (Globalnews.id)- Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah KUMKM) yang merupakan satuan kerja Kementerian Koperasi dan UKM, mentargetkan penyaluran dana bergulir sebesar Rp1,5 triliun kepada 120.292 UMKM mitra di seluruh Indonesia, pada tahun 2017 ini.

“Target penyaluran dana bergulir LPDB-KUMKM yang ditetapkan dalam Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) tahun 2017 sebesar Rp1,5 triliun yang disalurkan kepada 120.292 UMKM melalui 586 mitra yang terdiri dari koperasi dan non-koperasi” kata Direktur Utama LPDB-KUMKM, Kemas Daniel dalam jumpa pers penyampaian program 2017 di kantornya, Jakarta, Senin (9/1).

LPDB telah menyalurkan dana bergulir kepada mitranya yakni koperasi dan UKM sejak awal tahun 2008 hingga 31 Desember 2016, sebesar Rp 8,08 triliun, yang disalurkan kepada 965.685 UMKM melalui 4.251 Mitra di seluruh Indonesia. Sedangkan khusus tahun 2016, dana bergulir mampu terserap 100,55 persen dari total target penyaluran Rp 1 triliun. “Pada tahun 2016 LPDB telah melakukan proses atas penyaluran dana bergulir sebesar Rp1,05 triliun. LPDB juga telah mencairkan dana bergulir yang diproses tahun 2015 (carry over) sebesar Rp845,4 miliar”, jelas Kemas.

LPDB juga mencatat akumulasi realisasi pendapatan sejak tahun 2007 sampai dengan 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp1,12 triliun, yang bersumber dari pendapatan jasa layanan dana bergulir sebesar Rp680,40 miliar (60,69%), pendapatan jasa lainnya sebesar Rp 405,01 miliar (36,12%) dan pendapatan APBN sebesar Rp 36,41 miliar (3,24%). “Dari realisasi akumulasi pendapatan tersebut, LPDB berhasil membukukan surplus sebesar Rp625,89 miliar atau 55,83 persen dari total pendapatan yang diperoleh”, ucap Kemas.

Untuk tahun anggaran 2016, LPDB berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp205,43 miliar atau 130,02% dari target pendapatan sebesar Rp140,62 miliar. Realisasi pendapatan tersebut bersumber dari pendapatan jasa layanan dana bergulir sebesar Rp 142,29 miliar atau 112,43% dari target Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) sebesar Rp 126,54 miliar, serta pendapatan jasa lainnya sebesar Rp 63,13 miliar atau 444,88% dari target RBA sebesar Rp14,08 miliar. “Pada tahun 2016, LPDB memperoleh surplus sebesar Rp 99,01 miliar atau sebesar 48,19 persen dari realisasi pendapatan Tahun 2016”, tandasnya.

Tak hanya itu, LPDB juga akan menurunkan tarif layanan/bunga kepada mitranya pada 2017. Sektor Simpan Pinjam dari sebelumnya 8,0% per tahun sliding menjadi 7,0%per tahun sliding atau 0,30%per bulan flat. Sedangkan sektor riil 4,5%per tahun sliding atau 0,19% per bulan flat. Selain penurunan tarif layanan, LPDB juga akan memberlakukan Pembatasan suku bunga pinjaman untuk sektor simpan pinjam pada tingkat end-user sebesar maksimal 18 persen per tahun sliding atau sebesar 9,19 persen per tahun flat atau 0,77 persen per bulan flat.

Kemas mengatakan, salah satu misi LPDB adalah mewujudkan program pemerintah di bidang pembiayaan usaha KUMKM dalam upaya meningkatkan produktivitas dan daya saing ekonomi rakyat, penyerapan tenaga kerja, penumbuhan wirausaha baru, menciptakan lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan. “Penyerapan tenaga kerja melalui penyaluran dana bergulir LPDB hingga 31 Desember 2016 telah mencapai 1.759.608 orang. Dari data tersebut menunjukkan bahwa LPDB-KUMKM fokus terhadap penyerapan tenaga kerja, dalam rangka menekan angka pengangguran”, papar Kemas.

Untuk tahun anggaran 2017, dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada mitra khususnya dalam hal ini monitoring dan pengendalian pinjaman, Kemas akan menambah jumlah unit Satuan Tugas Monitoring Daerah sebanyak tiga, yang rencananya akan dibuka di Propinsi Bali, Kalimantan Timur dan Sumatera Utara. Sebelumnya, LPDB telah berinisiatif membentuk Satgas Monitoring Daerah di dua lokasi. Yaitu, Surakarta, untuk wilayah kerja Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan Makassar untuk wilayah kerja Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat dan Sulawesi Tenggara.

Pada 2017 ini juga LPDB akan membentuk Direktorat Syariah yang khusus menangani pengajuan pinjaman dengan pola syariah. Penyaluran dana bergulir dengan pola syariah sampai dengan 31 Desember 2016 sebanyak Rp1,48 triliun atau sebesar 18,31% dari total penyaluran dana bergulir sebesar Rp8,08 triliun.(jef)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.