JAKARTA: (Globalnews.id)- Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB KUMKM) akan meningkatkan target penyaluran dana bergulir menjadi Rp 1,5 T di 2019 dibanding tahun lalu Rp 1,2 T. Ini berarti ada penambahan Rp 300 M, meskipun target tersebut hanya tersalur Rp 1,052 T atau 87, 73%.
“Kami sangat optimis peningkatan target ini dapat kami capai karena kami sudah melakukan beberapa strategi tentang percepatan penyaluran, yaitu penyaluran mikro melalui fintech, kerjasama dengan BUMN dan bekerjasama dengan Apex,” kata Direktur Utama LPDB KUMKM Braman Setyo di Jakarta, Jumat (22/02/2019).
Braman Setyo manambahkan, dari target Rp 1,5 T tersebut akan disalurkan melalui skim konvensional sebesar Rp 975 M dan skim syariah sebesar Rp 5,25 M. Tahun ini LPDB KUMKM telah menyalurkan dana bergulir sebesar Rp 35 M.
Sejak 12 tahun beroperasi, LPDB KUMKM telah menyalurkan dan Rp 8,5 T yang diberikan kepada 1.019.273 pelaku usaha mikro dan kecil. Dari jumlah UKM yang disalurkan tersebut telah membantu program pemerintah dalam penyerapan tenaga kerja sebanyak 1.857.252 orang.
Berdasarkan data tersebut LPDB KUMKM telah melayani berbagai sektor usaha, 27,4% sektor perdagangan, 15,2% sektor pertanian peternakan dan perikanan, sedangkan sektor usaha jasa sebesar 13,5% dan sektor usaha bangunan sebesar 8,9%. Sisanya sebesar 35,1% disalurkan kepada sektor industri pengolahan, pertambangan, listrik, gas, air bersih, pengangkutan dan keuangan.
Braman menambahkan, pada 2018 capaian kerja LPDB KUMKM yang tercapai 87,73% tersebut sebesar Rp 43,5 M dan Putusan Komite pinjaman sebesar Rp 1.009 T lebih. “Sampai dengan akhir semester, manajemen fokus pada pembenahan infrastruktur termasuk membenahi peraturan dan kebijakan dengan diterbitkannya Permenkop dan UKM No 08 tahun 2018 dengan maksud mempermudah akses permodalan kepada LPDB KUMKM,” jelasnya.
Selain itu juga pengembangan IT dan SDM dalam rangka pengembangan proses bisnis supaya dapat dimanfaatkan secara optimal sehingga mengakibatkan proses penyaluran tersebut belum optimal. Sementara itu untuk rasio piutang bermasalah pada 2018 sebesar 4,16% atau masih di bawah batas 5%.
Pengalihan Dana Bergulir
Braman Setyo, juga menyampakan bahwa selain melakukan penyaluran, pihaknya juga melakukan funding melalui pengalihan dana bergulir. Dana pengalihan ini merupakan dana program Kementerian Koperasi dan UKM yang disalurkan pada periode tahun 2000-2007.
Pada tahun 2018, target pengalihan dana bergulir ini sebesar Rp20 miliar. Adapun, yang telah dialihkan ke rekening LPDB-KUMKM sebesar Rp23,01 miliar atau sebesar 115,10% dari target.
“Dana pengalihan ini akan menjadi sumber dana yang akan digulirkan oleh LPDB-KUMKM. Selain itu, koperasi yang sudah lunas dan masih berjalan dengan baik dapat juga memiliki kesempatan untuk mengakses pembiayaan dari LPDB-KUMKM,” sebut Braman.
Rencananya, pada tahun 2019 LPDB-KUMKM akan menyalurkan langsung ke usaha mikro dengan batas pinjaman minimal Rp10 juta dan maksimal Rp50 juta dengan suku bunga 7% per tahun.
Selain itu, guna mendorong peningkatan market share keuangan syariah dan mendorong literasi keuangan syariah di Indonesia yang saat ini masih minim, yakni sebesar 5,3%, LPDB-KUMKM telah menyelenggarakan acara Indonesia Syariah Fair (INSYAF) Tahun 2018 pada tanggal 27-29 November 2018 lalu di Balai Kartini, Jakarta.
Pada acara tersebut terdapat pengajuan dana bergulir oleh 845 UKM dengan total pengajuan Rp216 miliar. Pada tahun 2019, acara INSYAF akan dilaksanakan kembali pada bulan Oktober 2019. (jef)