JAKARTA:(GLOBALNEWS.ID): Masyarakat memiliki kesempatan yang sangat besar untuk menawarkan produk pariwisata melalui media sosial di tengah masifnya penggunaan internet di Indonesia pasca pandemi Covid-19.
“Masyarakat Pemalang misalnya, bisa menawarkan produk-produk pariwisata seperti produk pangan, objek wisata, kerajinan dan sebagainya kepada masyarakat digital dunia,” kata Anggota Komisi I DPR RI Dede Indra Permana dalam Webinar Ngobrol Bareng Legislator, Kamis (14/4).
Webinar dengan tema Memajukan Pariwisata Melalui Media Sosial itu menghadirkan narasumber Branding Consulting dan Akademisi Clint Willfred Tetelepta, Managing Editor Bandara Indonesia Group Rochmad Fitriana dan Dirjen Aptika Semuel Abrijani Pangerapan.
“Bahkan, masyarakat bisa memanfaatkan unicorn-unicorn untuk memasarkan produk-produk pariwisatanya sepanjang produk yang ditawarkan memang menjual,” katanya.
Dia mengingatkan problematika dunia digital dan media sosial adalah banyaknya berita-berita tidak benar atau bohong. Jangan sampai masyarakat terprovokasi dengan berita bohong. “Jangan juga terlalu senang dengan undian-undian berhadiah yang belum tentu benar,” tegasnya.
Dia juga mengingatkan perlu dijaga data pribadi dan jangan sampai disebarluarkan karena data pribadi bisa dimanfaatkan oleh orang lain untuk kejahatan. “Pastikan jika kita masuk mall dan lainnya, harus pastika n data pribadi benar-benar berada di tangan yang tepat,” ujarnya.
Branding Consulting dan Akademisi Clint Willfred Tetelepta mengatakan masyarakat, khususnya masyarakat Pemalang, Jawa Tengah sangat besar peluangnya untuk memanfaatkan media sosial dalam rangka mempromosikan atau mendapatkan informasi tentang pariwisata dari daerah lainya.
Saat ini, kemajuan teknologi informasi sudah masuk ke dalam seluruh sendi kehidupan manusia. Media sosial bisa dimanfaatkan untuk memperkenalkan produk wisata yang belum terkenal. “Misalnya saya melalui media sosial, banyak mendapatkan beberapa spot wisata di daerah Pemalang seperti hutan mangrove di Desa Mojo, Pantai Blendung dan lain-lain,” katanya.
Nama objek wisata tersebut tidak dikenal luas, tetapi semua itu bisa didapatkan informasinya di media sosial. “Jadi, tidak sedikit yang iseng-iseng mencari informasi wisata di Pemalang. Jadi, aktiflah bermedia sosial, khususnya untuk memperkenalkan potensi daerah,” katanya.
Managing Editor Bandara Indonesia Group Rochmad Fitriana mengatakan dampak media sosial terhadap total pengguna media sosial di Indonesia saat ini mencapai 160 juta atau 59% dari total populas Inonesia dengan rata-rata penggunaan mencapai 3 jam 26 menit per hari.
Dalam webinar yang dipandu Jurnalis Tularji AM selaku moderator, Fitriana menjelaskan potensi pengguna media sosial yang besar inilah yang telah dimanfaatkan oleh Pemerintah untuk mempromosikan pariwisata Indonesia.
Data Kemenparekraf menyebutkn bahwa 70% konsumen pariwisata Indonesia melakukan search and share melalui media digital. Angkanya 4 kali lebih efektif dibandingkan dengan media konvensional.(Jef)