Tanggamus:(Globalnews.id)- Dalam rangka menciptakan terwujudnya koperasi modern yang khususnya bergerak dibidang usaha sektor riil, Kementerian Koperasi dan UKM melalui Deputi Bidang Perkoperasian berperan aktif memberikan pembinaan maupun pelatihan terhadap pengelola, pengurus maupun anggota koperasi.
Koperasi modern ini diwacanakan dapat memberi peranan yang sangat penting dalam rangka menjaga ketahanan pangan dalam skala nasional ungkap Asdep Pengembangan SDM Perkoperasian dan Jabatan Fungsional,
Nasrun Siagian, kepada awak media diselah-selah acara sosialisasi perkoperasian bagi pengurus, pengelola maupun anggota Koperasi Tani Hijau Makmur, di Tanggamus, Sabtu (18/9).
Hal ini juga sejalan dengan program prioritas pemerintah dalam rangka pengembangan sumber daya manusia yang unggul dalam peningkatan produktivitas kerja dalam memenangkan persaingan dalam dunia usaha, ujar Nasrun lebih lanjut.
Menurut Nasrun, ciri koperasi modern antara lain adalah terhubung dengan off taker masuk dalam ekosistem digital. Koperasi Tani Hijau Makmur yang akan didorong menjadi koperasi modern diketahui adalah koperasi yang bergerak dibidang produksi pisang dan terhubung serta melakukan kerjasana dengan perusahaan off taker yaitu Great Giant Peneaple (GGP).
“Oleh sebab itu sangatlah penting pemerintah memberikan pelatihan bagi koperasi ini baik dari sisi kelembagaan maupun pengembangan usahanya agar dapat memberikan kesejahteraan kepada seluruh angggotanya” ungkap Nasrun.
Ia menambahkan, off taker yang bekerja sama dengan Koperasi Tani Makmur Mandiri melakukan ekspor produk keberbagai negara seperi Korea, Jepang maupun Amerika, dan ini menjadi role model yg akan direflikasi ke daerah lain.
“Saya sebagai perwakilan pemerintah mendapat tugas untuk memberikan pelatihan dalan rangka penguatan SDM dan kelembagaan Koperasi Tani Hijau Makmur” tandasnya.
Dalam sambutanya, dihadapan peserta maupun tamu undangan yang hadir, Nasrun mengatakan saat ini tantangan baru yang dihadapi oleh dunia perkoperasian nasional tidak hanya sekadar mengubah cara berbisnis dengan memanfaatkan teknologi digital dan inovasi produk, tetapi menjadi momentum untuk menghadirkan visi baru di tengah perubahan sosial-ekonomi yang dinamis.
Agregasi UMKM dan Korporatisasi Petani melalui koperasi modern seperti model bisnis yang mengumpulkan produk UKM terstandarisasi dan diberikan satu brand identitas, sehingga produk akan lebih berdaya saing, tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kab. Tanggmus yang diwakili oleh Kapala Bidang Perkoperasian, Junadi menyambut baik program yang diberikan oleh Kemenkop dan UKM.
“Saya berterimakasih dan memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Kemenkop dan UKM yang sudah memberikan pelatihan bagi para pengurus, pengelola maupun anggota Koperasi Tani Hijau Makmur yang merupakaan salah satu koperasi binaan kami” tandasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Koperasi Tani Hijau Makmur Mandiri, Sigit Wicaksono mengatakan bahwa koperasi yang dipimpinnya saat ini dengan perlahan tapi pasti mengalami kemajuan.
Sigit mengatakan, saat ini omset yang dimiliki oleh Koperasi Tani Hijau Makmur yang berdiri pada tahun 2018 berkisar diangka Rp8 milyar pertahun.
Sedangkan asetnya mencapai Rp250 juta, dengan produksi 100 ton perbulan atau 25 ton perninggu.
Kendati demikian, Sigit mengakui bahwa salah satu kendala yang dihadapi oleh Koperasi Tani Hijau Makmur yakni dari sisi permodalan. Untuk mengatasi persoalan tersebut, Sigit mengatakan bahwa Ia dan teamnya tengah berupaya untuk mendapatkan pembiayaan dari LPDB-KUMKM.
“Saat ini segala persyaratan yang diperlukan sudah 90 % kami persiapkan” tandas Sigit.
Kunjungi Koperasi Srikandi Maju Bersama
Desela-sela kesibukannya, Asdep Pengembangan SDM perkoperasian dan Jabatan Fungsional, Nasrun melakukan kunjungan ke salah satu Koperasi Produsen Srikandi Maju Bersama yang bergerak dibidang pengolahan kopi dan simpan pinjam.
Ketua Koperasi Srikandi Maju Bersama, Sri Wahyuni mengatakan saat ini market dari produksi kopi yang yang dikelola oleh koperasinya masih dikalangan Nasional yang dikirim kebeberapa daerah.
Namun, Sri Wahyuni berharap suatu saat nanti dapat melakukan ekspor keberbagai negara.
Ia juga menambahkan, koperasi yang dipimpinnya saat ini terbentuk tahun 2018 dengan jumlah anggota sebanyak 20 orang.
” Saat ini jumlah anggota kami sudah 245 orang, aset saat ini Rp1 milyar dan omset perbulan dikisaran Rp10-50 juta rupiah dengan mempekerjakan 10 rang karyawan yang berasal aggota kami” tandasnya.
Semantara itu, Nasrun menyampaikan bahwa tujuan berkoperasi adalah untuk menciptakan kesejahteraan secara bersama-sama, baik itu pengurus maupun anggota koperasinya.
“Anggota sebagai pemilik sekaligus penerima manfaat dari koperasi serta ikut mengawasi koperasi” tandasnya.
Ia juga mengatakan agar Koperasi Srikandi Maju Bersama masuk dalam koperasi modern yang salah satunya harus bisa dapat menggunakan aplikasi digital untuk mempermudah proses marketingnya.
“Dengan penggunaan aplikasi digital, otomatis akan membantu proses pemasaran baik itu dalam maupun luar negeri” imbuhnya.(Jef)