Menkop dan UKM Bersama Menpar Membuka Sanur Village Festival 2019

DENPASAR:(GLOBALNEWS.ID)- Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga bersama Menteri Pariwisata Arief Yahya membuka secara resmi gelaran Sanur Village Festival (SVF) 2019 di Pantai Sanur, Denpasar, Bali, Rabu (21/8). Ajang seni dan budaya bergengsi SVF ke-14 ini akan berlangsung selama lima hari, pada 21-25 Agustus 2019.

Dalam sambutannya, Menpar mengungkapkan bahwa Sanur Village Festival 2019 telah menjadi trending topic di jagat media sosial. Bahkan, event ini juga masuk dalam jajaran Top Ten kalender event nasional. “Pariwisata Sanur Bali juga sudah menjadi benchmark dalam pengembangan community based tourism”, tegas Arief Yahya.

Selain itu, lanjut Menpar, Sanur juga dijadikan contoh bagi suistanable tourism development, dimana dalam mengembangkan pariwisata itu harus mencakup penghormatan terhadap alam, juga pembangunan manusianya. “Semakin kita melestarikan alam dan budaya, maka akan semakin mensejahterakan”, imbuh Menpar seraya menyebutkan, sumbangan devisa dari sektor pariwisata sebesar US$19 miliar, 40% diantaranya disumbang dari pariwisata Bali.

Yang pasti, event SVF ini menggabungkan kegiatan berskala besar yang melibatkan festival makanan, pameran ekonomi kreatif, serangkaian kontes dan kompetisi, atraksi seni dan budaya, musik, serta berbagai kegiatan ramah lingkungan.

Ada banyak keseruan yang bisa dinikmati wisatawan. Termasuk sederet makanan lezat yang tersaji di sana. Semua akan fokus di satu lokasi, yakni Pantai Sanur.

Diantara acara-acara yang menggembirakan, akan ada Fiesta Kuliner. Berbagai vendor hadir untuk menjual makanan, mulai dari jalanan hingga menu-menu hotel dan restoran bintang lima. Akan ada bazaar makanan lezat, serta pertunjukan seni dan budaya tradisional. Termasuk sendratari kolosal atau balet tradisional Bali.

Tak hanya itu, pesta seni kontemporer juga akan dihadirkan meliputi seni lukis tubuh, pameran seni dan fotografi, ukiran buah, dan masih banyak lagi. Bahkan, panitia juga akan mengelar Lomba Pariwisata Olahraga. Mencakup lari maraton, futsal, tenis, golf, selancar, memancing, dan kapal tradisional.

Tak kalah seru, Festival Layang-Layang Internasional. Masyarakat bisa menikmati keindahan layang-layang dengan berbagai bentuk, ukuran dan warna. Biasanya, peserta lokal akan menampilkan layang-layang tradisional khas Bali. Namun, peserta dari daerah lain atau dari mancanegara pun akan punya banyak kreasi menarik.

SVF juga akan menyoroti aksi lingkungan. Seperti penanaman karang, pelepasan bayi penyu atau tukik ke laut, pembersihan pantai, penanaman bakau, dan kegiatan pendidikan kesadaran lingkungan lain. Termasuk kampanye hidup hijau yang melibatkan penduduk lokal dan wisatawan.

Darmaning Gesing

Sementara itu, Ketua Yayasan Pembangunan Sanur (YPS) Ida Bagus Gede Sidharta Putra mengatakan SVF 2019 mengusung tema Darmaning Gesing. Tema ini secara harfiah dapat diartikan sebagai kewajiban berbuat baik terhadap bambu. Sebab, bambu merupakan jenis tanaman yang paling banyak digunakan masyarakat Bali dalam kehidupan sehari-hari.

“Bambu juga mengandung unsur penting bagi kehidupan masyarakat di Bali. Baik dari spiritual, membuat layang-layang, dan lain-lain. Hampir di setiap upacara keagamaan, bambu parti digunakan,” terang Sidharta.

Sidharta menambahkan, bagi masyarakat Bali, bambu memiliki filosofi yang kuat dan mendalam. Keunggulan bambu dibanding tanam lain, menjadi spirit dan semboyan hidup bagi masyarakat Bali.

Ida Bagus Sidharta menyebutkan, kegiatan tahunan ini diharapkan mampu mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan. Dikatakan, tingkat hunian hotel di kawasan Sanur pada semester I tahun ini rata-rata berkisar pada 55%. “Karena itu, diperlukan langkah bersama untuk mampu meningkatkan kunjungan wisatawan serta tingkat hunian hotel di kawasan pariwisata tertua di Bali ini”, pungkas dia.(jef)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.