Menkop dan UKM Harap Sisa Alokasi KUR 2017 Bisa Diserap 

YOGYAKARTA:(Globalnews.id)- Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga mengakui bahwa dirinya terus berkeliling memantau secara langsung penyerapan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dilakukan perbankan penyalur KUR, khususnya Bank BRI, di seluruh Indonesia.

“Saya berharap penyaluran KUR tahun 2017 sebesar Rp100 triliun bisa terealisasi dengan baik”, kata Puspayoga, saat mengunjungi Teras BRI Digital di Pasar Beringharjo, Yogyakarta, Sabtu (7/10).

Dalam perbincangan hangat dengan Wakil Pimpinan Kantor Wilayah BRI Yogyakarta Agung Yugopratama beserta jajarannya dan beberapa pedagang pasar, Menkop dan UKM  juga berharap di sisa akhir tahun 2017 ini Bank BRI bisa mengefektifkan strategi penyaluran KUR agar mencapai target yang sudah dicanangkan. “Karena, setelah itu, kita harus sudah bersiap-siap lagi untuk penyaluran KUR tahun depan”, tandas Puspayoga.

Dalam kesempatan itu, Wakil Pimpinan Kantor Wilayah BRI Yogyakarta Agung Yugopratama menjelaskan bahwa penyaluran KUR di Yogyakarta sudah terserap sebesar Rp7,1 triliun untuk KUR mikro dan Rp881 miliar untuk KUR ritel.

“Saya optimis, hingga akhir tahun 2017, target kita sebesar Rp7,2 triliun bisa tercapai, bahkan bisa melampaui. Begitu juga dengan KUR ritel, bisa melebihi target kira-kira bisa mencapai Rp1,3 triliun”, kata Agung.

Agung menjelaskan bahwa Teras BRI Digital di Pasar Beringharjo memiliki 1300 nasabah pedagang Pasar Beringharjo. “KUR bagi para pedagang pasar biasanya diperuntukkan untuk pengembangan usaha. Oleh karena itu, di zaman serba online ini, selain memiliki 1600 agen BriLink, akan ditambah agen sebanyak 22 ribu yang melakukan tugas secara mobile online”, imbuh Agung.

Sementara itu, seorang pedagang pakaian bernama Sofyan mengungkapkan, dirinya mengajukan KUR Rp25 juta untuk mengembangkan usahanya dengan cicilan Rp1,2 juta perbulan selama dua tahun.

“Berkat KUR, usaha saya sekarang bisa berkembang, hingga bisa mengirim barang hingga ke NTT dan Bali. Setelah lunas, saya pasti ambil KUR lagi untuk lebih mengembangkan pasar. Sekarang, peningkatan keuntungan usaha saya sudah mencapai 20%”, kata Sofyan.

Dana Bergulir

Selain Teras BRI Digital Pasar Beringharjo, Menkop dan UKM Puspayoga juga mengunjungi Baitul Mal wat Tamwil (BMT) Beringharjo, yang pernah menerima dana bergulir dari LPDB KUMKM sebesar Rp1 miliar (2006) dan Rp8 miliar (2014).

“Kita akan terus perbaiki mekanisme penyaluran dana bergulir secara profesional dan transparan. Dan jangan sampai penyaluran dana bergulir dikaitkan dengan kegiatan politik praktis”, tegas Puspayoga saat berbincang dengan Direktur BMT Beringharjo Mursida Rambe dan jajaran pengurus lainnya.

Puspayoga juga menekankan bahwa penyaluran dana bergulir harus langsung ke BMT-BMT, tanpa harus melalui asosiasi. “Fungsi asosiasi hanya sebatas pendampingan bagi BMT, bukan penyalur dana bergulir bagi BMT”, tegas Menkop dan UKM lagi.

Sedangkan Mursida menjelaskan, setelah mendapat permodalan dana bergulir, kinerja BMT Beringharjo yang sudah berusia 23 tahun terus meningkat. Saat ini, dengan jumlah anggota sebanyak 10 ribu orang, sudah memiliki aset sebesar Rp148 miliar.

Selain itu, BMT Beringjarjo sudah memiliki 17 kantor cabang di lima provinsi, dengan total karyawan sebanyak 140 orang. “Selain dari LPDB, kita tidak pernah memakai dana perbankan untuk bisa berkembang seperti sekarang. Motto kita adalah dari kita untuk kita”, kata Mursida.

Tak hanya itu, lanjut Mursida, BMT Beringharjo tidak sekadar menyalurkan kredit kepada anggotanya. Tapi juga melakuka  pendampingan bagi pedagang. “Para pedagang tidak hanya memerlukan kredit, tapi juga pendampingan agar usahanya terjaga dan terus berkembang. Mereka butuh pendampingan dari kita”, papar Mursida.

Hasilnya, ada seorang pedagang kerajinan aksesoris sukses bernama Irawati yang dulunya asongan, kini sudah memiliki kios sendiri di Pasar Beringharjo. “Saya dari nol sampai sekarang bersama tim pendampingan dari BMT Beringharjo. Saya memproduksi sendiri produk-produk kerajinan untuk oleh-oleh pelancong ke Yogjakarta. Saya juga membuat kerajinan untuk dikirim ke wilayah lain, seperti Lombok, Danau Toba, hingga Papua

BMT Beringharjo juga melakukan kegiatan keliling Pasar Beringharjo dengan tujuan melakukan edukasi perkoperasian kepada sekitar 7000 pedagang pasar. “Lihat saja, bila dikelola dengan baik dan profesional, koperasi juga bisa tumbuh menjadi besar”, pungkas Menkop dan UKM Puspayoga.*jef)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.