Jakarta:(Globalnews.id)— Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki memastikan Bantuan Presiden (Banpres) Produktif untuk Usaha Mikro sudah tersalurkan kepada 9,7 juta pelaku usaha mikro yang tersebar di seluruh Indonesia dengan nilai Rp23,4 triliun (81,19 persen).
Banpres Produktif Untuk Usaha Mikro diberikan sebesar Rp2,4 juta untuk pelaku usaha mikro yang memenuhi syarat. Hingga akhir tahun 2020 pemerintah masih membuka kesempatan kepada 3 juta pelaku usaha untuk mendapatkan Banpres Produktif Usaha Mikro.
Program itu diluncurkan oleh pemerintah agar bagi para pelaku usaha mikro tetap bertahan menjalankan usahanya di tengah krisis akibat pandemi Covid-19.
“Bagi UMKM yang sudah bankable dapat mengakses kredit perbankan, maupun lembaga pembiayaan lainnya,” kata Teten dalam Webinar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran dengan tema “Menangkap Momen Penguatan UMKM dan Koperasi Pasca Pandemi”, Selasa (24/11/2020).
Teten mengatakan sesuai hasil rapid survey Asian Development Bank (ADB) menunjukkan kebijakan yang paling dibutuhkan usaha mikro di masa pandemi Covid-19 ini adalah pinjaman tanpa bunga dan agunan yaitu sebanyak 91,8 persen usaha mikro, serta 89,5 persen UMKM membutuhkan bantuan hibah.
“Bagi pelaku usaha mikro seperti petani, nelayan, atau petambak yang
belum mengakses pembiayaan perbankan dapat mengakses,” kata Teten.
Sedangkan bagi pelaku usaha yang sudah ber-Koperasi diminta dapat mengakses perkuatan modal kerja Koperasi melalui LPDB-KUMKM. Pemerintah menggulirkan program Pemulihan Ekonomi Nasional melalui LPDB-KUMKM dengan alokasi anggaran sebesar Rp1 triliun.
“Kami telah menyalurkan 100 persen dengan 63 Koperasi penerima (101.011 UMKM). Saat ini LPDB-KUMKM mendapatkan penambahan anggaran sebesar Rp292 miliar diperuntukan bagi Koperasi untuk menyerap produk petani/nelayan,” papar Teten.
Untuk diketahui Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi di kuartal 3 (Q3) minus 3,49 persen. Meski angka ini menunjukkan terjadinya pertumbuhan positif sejak kuartal 2 (dari sebelumnya minus 5,32 persen).
Adapun angka jumlah pengangguran di Indonesia per Agustus 2020 mencapai 9,77 juta orang, dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mencapai 7,07 persen.
“Oleh karena itu, UMKM dan kewirausahaan menjadi sangat vital posisinya dalam upaya akselerasi pemulihan ekonomi nasional serta penyerapan tenaga kerja. Namun demikian, kita juga dihadapkan dengan Rasio Kewirausahaan rendah berkisar 3,47 persen,” ujar Teten.
Upaya untuk meningkatkan rasio kewirausahaan salah satunya menurut Teten dapat dilakukan melalui jalur perguruan tinggi yakni dengan memasukkan kewirausahaan ke dalam semua kurikulum bidang studi, mendirikan inkubator wirausaha, dan mengadakan event kewirausahaan bagi mahasiswa.
“Adapun Program Studi Magister Manajemen Keuangan FEB Unpad juga dapat mendukung penguatan KUMKM khususnya dengan memberikan masukan yang konstruktif berkenaan model dan skema pembiayaan UMKM yang lebih efektif ke depannya,” pinta Teten.(Jef)