TULUNGAGUNG:(Globalnews.id)-Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga mengatakan bahwa kemajuan dan perkembangan koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah (KUMKM) di wilayah Jawa Timur demikian pesat.
“Waktu masih menjadi Wakil Gubernur Bali, saya banyak belajar dari Jatim bagaimana mengembangkan KUMKM. Salah satunya adalah mengenai penjaminan kredit untuk KUMKM. Jatim merupakan provinsi pertama di Indonesia yang memiliki Jamkrida. Setelah itu pun saya mendirikan Jamkrida di Bali, sebagai Jamkrida kedua di Indonesia. Jadi, saya pikir, Kepala Daerah lain pun bisa belajar dari Jatim, bagaimana mengembangkan ekonomi kerakyatan berbasis KUMKM”, tegas Puspayoga pada peringatan Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) ke-70 Tahun 2017 Tingkat Provinsi Jawa Timur, di Kabupaten Tulungagung, Jumat (21/7).
Di acara yang dihadiri Gubernur Jatim Soekarwo dan Bupati Tulungagung Syahri Mulyo, Menkop Puspayoga berharap agar Kepala Daerah tak lagi banyak-banyak membuat koperasi. Karena, saat ini, yang lebih penting adalah kualitas koperasi ketimbang kuantitas.
“Lebih baik sedikit koperasi tapi berkualitas dengan jumlah anggota koperasi yang terus meningkat. Saat ini, kami sudah membubarkan koperasi sebanyam 43 ribu. Dan kami juga sedang membina sekitar 76 ribu koperasi yang sakit. Kalau yang sakit tidak bisa disehatkan, ya akan kita bubarkan. Karena, ke depan kita hanya akan melihat dan memiliki koperasi yang sehat saja”, tandas Puspayoga.
Terkait pembiayaan KUMKM, Puspayoga menjelaskan bahwa pemerintah sudah memiliki beberapa skim pembiayaan. Diantaranya, kredit usaha rakyat (KUR) yang bunganya saat ini sudah mencapai 9%. Pihaknya juga akan terus mendorong penyaluran dana bergulir dari LPDB KUMKM untuk pembiayaan koperasi.
Bahkan, pemerintah juga tengah menggodok kredit ultra mikro Indonesia (KUMI) yang bunganya hanya 2%. “Untuk penyaluran KUMI, Kemenkop dan Kemenkeu sudah kerjasama dengan NU dan Muhammadiyah dalam penyalurannya kepada koperasi-koperasi. Dari koperasi akan disalurkan kepada anggotanya yang memang merupakan pelaku UMKM”, kata Menkop.
Menurut Puspayoga, peningkatan kinerja koperasi bisa dilihat dari torehan PDB Koperasi yang mencapai 3,99%, dari sebelumnya yang tak pernah bergerak dari level satu komaan selama bertahun-tahun.
“Ini prestasi luar biasa dari Reformasi Koperasi yang sudah kita gulirkan. Tentunya juga ini semua merupakan hasil kerja dari para kepala daerah seperti Gubernur, Bupati, dan Walikota, di seluruh Indonesia. Saya yakin, PDB Koperasi akan terus meningkat bila semua elemen terus bersinergi. Karena, implementasi kebijakan pemerintah pusat berada di daerah”, ucap Menkop lagi.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Jatim Soekarwo menegaskan bahwa pilihan pembangunan ekonomi melalui KUMKM merupakan pilihan yang tepat. “Lihat saja di beberapa negara Eropa dimana KUMKM-nya terpinggirkan, tingkat pengangguran mereka tinggi. Di Spanyol mencapai 18% dan Prancis 11%. Oleh karena itu, negara harus hadir dalam membela KUMKM dalam pertarungannya di pentas multinasional”, tegas Soekarwo.
Menurut Soekarwo, bila KUMKM diberdayakan dan diurus dengan baik, maka akan menjadi raksasa yang bisa bersaing dengan usaha besar lainnya. “Sekali lagi saya tegaskan bahwa KUMKM merupakan pilihan ekonomi yang tepat sebagai tulang punggung perekonomian nasional”, kata Gubernur Jatim seraya menyebutkan bahwa kontribusi KUMKM terhadap perekonomian Jatim sebesar 54,8%.
Soekarwo pun menekankan pentingnya memberdayakan perempuan dalam wadah koperasi, yaitu Koperasi Wanita atau Kopwan. “Potensi perempuan itu luar biasa untuk dikembangkan, karena sudah memiliki sifat dasar penuh kehati-hatian sejak lahir. Kami pernah menggulirkan program Kopwan hingga ke desa-desa, dengan bantuan permodalan sebesar Rp25 juta per desa untuk total jumlah desa sebanyak 8501 desa yang ada di Jatim”, papar Soekarwo.
Bupati Tulungagung Syahri Mulyo menambahkan, kinerja Kopwan di wilayahnya maju secara signifikan. Total aset Kopwan di Tulungagung sebesar Rp24,5 miliar, meningkat dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp22 miliar. Bahkan, dari total jumlah koperasi yang ada di Tulungagung, 271 diantaranya merupakan Kopwan dan 105 Kopwan Syariah. “Kami akan terus menggelorakan Gerakan Sadar Koperasi bagi pembangunan ekonomi di Tulungagung”, kata Syahri.
Sedangkan mengenai KUMKM, Syahri mengatakan, saat ini Tulungagung memiliki 51 ribu unit UMKM dengan omzet sebesar Rp1,6 triliun. “Ke depan, kami akan terus melakukan pemberdayaan dan pembinaan terhadap UMKM sesuai Nawacita, seperti program revitalisasi pasar tradisional, pengembangan pusat layanan usaha terpadu atau PLUT, hingga pelatihan kewirausahaan. Kita akan kembangkan potensi ekonomi Tulungagung, diantaranya kerajinan batu sungai yang sudah diekspor, marmer, tenun, batik, ikan hias, produk pertanian, dan sebagainya”, pungkas Bupati Tulungagung.(dan)