Menteri Puspayoga: Pertumbuhan Pariwisata Harus Menjaga Kearifan Lokal

DENPASAR :(Globalnews.id)- Dalam pengembangan sektor pariwisata takkan pernah bisa lepas dari kaitan dengan masalah hukum, terutama untuk menjaga kearifan lokal di daerah masing-masing. Yang pasti, ada hubungan yang sangat erat antara masalah hukum, kearifan lokal, dan sektor pariwisata.
     Hal itu diungkapkan Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga saat membuka acara International Conference on Business Law and Local Wisdom in Touris di Kampus Universitas Warmadewa, Kota Denpasar, Bali, Rabu (14/2).
     Di depan Rektor Universitas Warmadewa Prof dr Dewa Putu Widjana, Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kemenkop dan UKM I Wayan Dipta, Ketua Yayasan Kesejahteraan Korpri Provinsi Bali AA Gede Oka Wisnumurti, Walikota dan Bupati se-Bali, juga para panelis dari kalangan akademisi dalam dan luar negeri (salah satunya adalah Prof Simon Butt dari University of Sidney),
     Puspayoga menegaskan bahwa local wisdom merupakan sesuatu yang harus dilakukan agar masyarakat dapat menjadi terdampak positif dari kemajuan zaman.
“Zaman sekarang banyak investasi dari pemodal besar dalam dan luar negeri yang masuk ke wilayah pariwisata di Indonesia. Jangan sampai hanya para investor yang mendapat keuntungan. Masyarakat juga harus mendapat keuntungan dari perkembangan destinasi wisata di daerahnya”, kata Puspayoga.
     Terkait hal itu, Puspayoga berharap agar banyak dibangun homestay di pedesaan-pedesaan, yang akan berdampak langsung pada perekonomian dan kesejahteraan masyarakat disana.
     “Selain itu, juga harus dibangun para UKM yang mampu menghasilkan produk-produk khas daerah sebagai cinderamata bagi para turis yang datang, termasuk mengembangkan kuliner khas daerahnya. Agar bisa berkembang kuat, sebaiknya para UKM tergabung dalam satu wadah bernama koperasi. Karena, koperasi merupakan wujud nyata dari ekonomi rakyat sekaligus sebagai wujud pemerataan kesejahteraan dari sebuah pertumbuhan ekonomi”, kata Puspayoga lagi.
     Bagi Puspayoga, perkembangan sebuah destinasi wisata tidak akan terjadi tanpa pertumbuhan UKM-nya. Begitu juga sebaliknya, UKM takkan bisa berkembang tanpa sektor pariwisata. “Antara sektor pariwisata dan UKM merupakan dua sisi mata uang yang saling melengkapi”, tandas Menkop dan UKM.
     Puspayoga pun menunjuk Bali yang kini bergelar sebagai destinasi terbaik di dunia. Hal itu sudah dirancang jauh-jauh hari ratusan tahun lalu sejak zaman Raja-Raja Bali, yang kemudian dilanjutkan oleh Presiden RI pertama Soekarno. Raja-Raja di Bali mengundang tokoh-tokoh dunia untuk datang dan tinggal hingga menikah di Bali. Soekarno melanjutkan program tersebut dengan membangun pantai Bali, bandara Ngurah Rai, dan sebagainya. “Bahkan, Presiden Soekarno mengajak para penari Bali keliling dunia untuk mempromosikan Pulau Bali. Salah satu penarinya adalah ibu kandung saya”, papar Puspayoga.
     Menurut Puspayoga, hal tersulit dalam membangun sebuah destinasi wisata adalah mengubah mindset masyarakat sekitar atas derasnya laju pariwisata.
       “Kalau mengubah infrastruktur mudah, yang penting ada uang untuk membangun jalan, bandara, dan infrastruktur lainnya. Di sisi lain, apakah masyarakat disana mau mengubah mindset terhadap perkembangan destinasi wisata. Akan datang para turis dari berbagai belahan dunia yang datang membawa budaya dan juga masing-masing perilaku. Ini tidak mudah, tapi bisa dipersiapkan”, tegas Menkop dan UKM.
Komitmen Kerakyatan
     Dalam kesempatan yang sama, Menkop dan UKM Puspayoga pun meresmikan Gedung Koperasi dan Wirausaha Warmadewa yang berlokasi di Universitas Warmadewa, Denpasar. “Kehadiran gedung ini saya anggap merupakan komitmen luar biasa dari Universitas Warmadewa terhadap pengembangan ekonomi kerakyatan”, tukas Puspayoga.
     Menkop dan UKM berharap gedung berlantai tiga itu bisa dimanfaatkan bagi pemasaran produk-produk UKM. “Minimarket yang ada disini juga hasil kerjasama dengan Lotte Mart, sebagai pemasok barang dengan harga pabrik. Sehingga, bisa bersaing dari sisi kualitas dan harga produk. Produk dari UKM juga harus bisa masuk kesini, tentunya disesuaikan dengan kebutuhan para mahasiswa. Percuma saja produk UKM dipajang tapi tidak dibutuhkan, sehingga tidak laku”, kata Puspayoga.
     Puspayoga juga menyambut baik langkah Lotte Mart dalam memberikan pelatihan manajemen dan melakukan survei pasar atas produk yang dibutuhkan. “Saya pikir, kuliner para UKM bisa dikembangkan di gedung baru ini”, pungkas Puspayoga. (jef)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.