Pemerintah Dorong UKM RI Fokus Pemanfaatan Sumber Daya Unggulan

BANDUNG : (Globalnews.id) – Momentum globalisasi ekonomi yang kini diikuti revolusi industri 4.0 serta bonus demografi yang akan dirasakan Indonesia dalam beberapa tahun ke depan menjadi faktor pendorong bangsa Indonesia untuk mampu melesat menjadi sebuah negara dengan kekuatan ekonomi yang lebih besar.

Hanya saja Indonesia perlu melihat potensi-potensi yang dimiliki terutama dalam perspektif ekonomi dimana peran UMKM menjadi salah satu faktor penentu majunya perekonomian Indonesia.

Deputi Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan UKM Victoria Br. Simanungkalit mengatakan saat ini Indonesia perlu fokus pada apa yang akan diangkat untuk mendongkrak ekspor langsung yang dilakukan UKM. Hal ini berkaca pada negara lain yang mampu melakukan pengembangan usaha fokus pada satu produk.

“UKM di Indonesia perlu didorong untuk menghasilkan produk yang unik dan spesifik yang kualitasnya berbeda dari yang lain dan dapat menyasar pasar tertentu khususnya di tingkat internasional,” kata Victoria saat membuka secara resmi acara Training of Mentors ASEAN Mentorship for Entrepreneurs Network (AMEN) di Mercure Bandung City Center.

Untuk mendorong UKM fokus pada pemanfaatan sumber daya unggulan lokal, dinilai perlu adanya pendamping-pendamping yang handal untuk membantu mendorong nilai tambah produk dan mengedukasi bagaimana UMKM bisa masuk pasar global.

“Sehingga produk yang diekspor sudah memiliki nilai tambah tidak hanya berupa komoditas/bahan baku,” papar Victoria.

Kegiatan Training of Mentors (TOM) Dalam Rangka Peningkatan Ekspor dan Internasionalisasi UKM kali ini merupakan rangkaian kegiatan pelatihan mentor di Kota ke-4 yang dilaksanakan pada tanggal 27-28 Maret 2019 di Bandung setelah sebelumnya sudah dilaksanakan di Kota Surabaya, Surakarta, dan Makassar.

Kegiatan ini terselenggara atas sinergi Kemenkop dan UKM, DIrjen Beacukai, FTA Center Kementerian Perdagangan serta Asosiasi Business Development Service Indonesia (ABDSI). TOM di Kota Bandung diikuti oleh 50 orang peserta yang berasal dari 14 Kabupaten/Kota, dari Jawa Barat, Jawa Tengah, dan bahkan tercatat peserta yang berasal dari Kalimantan Utara.

Berbagai background peserta meliputi ABDSI, Akademisi, Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT), Komunitas/asosiasi pendamping UKM, PNM, dan juga pelaku UKM itu sendiri.

Kegiatan ini diarahkan pada pelatihan bisnis bagi pelaku usaha dan pendamping/konsultan UKM untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan bisnis, mensosialisasikan Modul Kurikulum AMEN bagi pelaku usaha dan pendamping, atau konsultan UMKM agar mampu berdaya saing di tingkat ASEAN.

Begitu juga pelatihan terkait ekspor dan pemanfaatan FTA bagi pendamping UKM dan pelaku UKM yang telah berorientasi ekspor, membentuk jaringan mentor UKM Indonesia yang berkualifikasi dan bersertifikasi dengan standar pelatihan mentor ASEAN.

“Ini upaya kami menginternasionalisasikan UKM di tengah tantangan pasar global, bagaimana menyasar ceruk pasar dengan fokus pada produk unggulan yang memiliki keunikan dan memiliki nilai jual tinggi,” ujar Victoria.

Menurut dia, permasalahan UKM ini umumnya tidak punya kemampuan market intelligence ke pasar yang dituju, tidak punya pengetahuan spesifikasi produk yang dibutuhkan pasar seperti apa, juga pengetahuan peraturan untuk masuk pasar, dan yang tidak kalah penting adalah pengetahuan pesaing bisnis.

“Untuk itu, kegiatan ini wujud bahwa pemerintah tidak hanya membina UKM dengan hal-hal yang sifatnya teori, sudah seharusnya ditambah pengetahuan lainnya, tinggal disini bagaimana membangun moral dan mental UKMnya,” tandasnya.

Pada pelatihan ini berisikan konten meliputi strategi UMKM Go Global melalui 3M AMEN, menggali peran Bea Cukai dalam mendukung ekspor UMKM, menggali peluang pasar global UMKM, tata cara mencari potensial buyer, hingga penyusunan rencana kerja, implementasi, pelaporan mentorship, dan mentoring Melalui Platform Layanan UKM Naik Kelas (LUNAS).

Di sisi lain, melalui kegiatan ini diharapkan mampu mendorong jiwa sociopreneur para pendamping UMKM untuk mengabdikan diri tanpa pamrih, namun dapat menggali potensi bisnis bersama-sama dengan pelaku UKM. Dari kegiatan ini pula diharapkan dapat mendorong UMKM untuk beradaptasi dengan industri 4.0 agar dapat bersaing di pasar global.

“Karena eranya era efisiensi, era kolaborasi, dan kualitas yang mana pemerintah harus menjalin kolaborasi yg efektif dengan berbagai stakeholder,” ujar Victoria.

Untuk itu kata dia, perlu forum sharing dan komunikasi untuk menjadi partner pemerintah dalam memberikan input berupa informasi agar kebijakan dan program yang digagas kedepan sesuai dengan apa yang dibutuhkan UMKM di lapangan.

Lebih lanjut, ia mengatakan outcome dari AMEN ini ditargetkan dengan adanya peningkatan UKM yang melakukan ekpor langsung dengan memanfaatkan fasilitasi pendampingan, pemanfaatan FTA Center hingga informasi Bea Cukai. Dampak jangka panjang, UKM ditargetkan mampu berkontribusi pada pada Global Value Chain.

“Dengan keterlibatan dari para konsultan dari PLUT dukungan Internasional Council for Small Business (ICSB) Indonesia, Bea Cukai, serta FTA Center Bandung diharapkan adanya keberlanjutan sinergitas yang aktif demi mewujudkan UMKM Go-Global,” tutup Victoria.(jef)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.