Bekasi:(Globalnews.id)- Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Prof Rully Indrawan bersama Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga berkesempatan berbincang dengan penerima Banpres Produktif untuk Usaha Mikro sebesar Rp2,4 juta di Kabupaten Bekasi.
Ketiga pelaku usaha mikro penerima Banpres tersebut adalah Anita, Dessy Mayangsari, Erna Setiadi, dan Ermawati.
“Pelaku usaha perempuan memiliki potensi yang luar biasa untuk dikembangkan,” ungkap Prof Rully, di sela-sela kunjungan ke komunitas usaha perempuan dan pusat oleh-oleh Bekasi “Gerai Bunda Sugih” (GBS) di Kawasan Industri Jababeka, Kabupaten Bekasi, Selasa (20/10).
Sementara Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga menegaskan bahwa kebijakan dari pemerintah daerah harus responsif perempuan. Terutama, dalam pemberdayaan wirausaha perempuan di daerah.
“Terlebih di masa pandemi Covid-19 ini, kita harus terus melakukan pemberdayaan usaha mikro dan kecil yang dijalankan kaum perempuan,” kata Bintang.
Dalam kesempatan itu, Erna Setiadi mengatakan, Banpres sebesar Rp2,4 juta akan dipergunakan untuk menambah modal usahanya. “Saya berjualan Pop Ice dan jus buah di rumah,” kata Erna.
Selama pandemi, Erna mengaku penjualannya menurun drastis. Oleh karena itu, dana tersebut akan digunakan untuk inovasi dagangan. “Saya akan menambah dangangan dengan membuat goreng-gorengan dan stok buah segar di rumah,” kata Erna.
Hal serupa dikatakan Ermawati, yang sehari-sehari berjualan siomay di rumah, serta kantin SMP 2 Cikarang dan SD 03 Cikarang. “Banpres akan saya manfaatkan untuk menambah modal bahan baku pembuatan siomay, seperti ikan, terigu, dan bumbu-bumbu dapur,” ucap Ermawati.
Saat ini, ketika sekolah diliburkan, dengan modal baru tersebut, Ermawati mengalihkan usahanya ke sebuah sirkuit baru di kawasan Gading II, Cikarang. “Saya sekarang mangkal disitu,” kata Ermawati.
Sementara Anita, pedagang minyak wangi warga Kampung Cibitung, mengatakan bahwa Banpres sebesar Rp2,4 juta akan dipergunakan untuk belanja bahan parfum.
“Biasanya, saya bisa menjual 50 botol dalam sebulan. Dengan bantuan modal ini, saya akan meningkatkan penjualan minyak wangi saya ini,” ucap Anita.
Anita mengaku, selama pandemi Covid-19, penjualan minyak wanginya tidak terdampak. Artinya, masih banyak pelanggan yang rutin membeli minyak wangi.
“Saya masih menjual minyak wangi secara konvensional, belum masuk online. Pemasaran masih sekitaran teman, tetangga, dan teman kantor adik saya. Saya gaptek,” aku Anita.
Sedangkan bagi Dessy Mayangsari, Banpres Rp2,4 juta itu akan dipergunakan untuk menambah produk dagangannya. Selama ini, Dessy berjualan keliling produk-produk seperti keripik singkong dan keripik pisang.
“Agar dagangan saya lebih bervariasi, dengan bantuan modal ini, saya akan menambah produk dengan berjualan ubi dan snack anak-anak,” pungkas Dessy, warga Desa Cikedokan, Cibitung.(Jef)