Jakarta: PT ASDP Ferry Indonesia menyatakan kesiapannya menjelang tibanya Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru). ‘PT ASDP Indonesia Ferry menyiapkan dua hal penting untuk kelancaran dan keselamatan perjalanan,” tegas Direktur Komersial dan Pelayanan ASDP Indonesia Ferry M Yusuf dalam pers gathering di Jakarta, Rabu (15/12/2021).
Hadi menyebutkan dua hal itu adalah dari segi operasional dan penerapan protokol kesehatan. “Kami menyiapkan 206 kapal dan 56 dermaga di 12 lintasan untuk angkutan Nataru,” ungkap Hadi.
Selanjutnya dari sisi lainnya yakni memastikan bahwa protokol kesehatan (prokes) diterapkan dengan baik demi menangkal penyebaran Covid-19.
Direktur Utama ASDP Indonesia Ferry Ira Puspadewi menegaskan bahwa pihaknya sangat konsen dalam menegakkan prokes di Pelabuhan dan selama penyeberangan. Apalagi pemerintah sudah memutuskan bahwa tidak ada penyekatan namun dilakukan pengetatatan prokes selama libur Nataru.
“Untuk penumpang dipastikan sudah jalani vaksin lengkap (2x) dan melakukan tes antigen dengan hasil negatif,” ungkap Ira
Seluruh penumpang juga dianjurkan untuk membeli tiket melalui ferizy dan saluran cashless, untuk mempermudaperjalanan.
Tiket dapat dibeli sejak 60 hari sebelum keberangkatan.
Cuaca Ekstrem
Yusuf Hadi menambahkan mengantisipasi cuaca ekstrem yang biasa terjadi di akhir tahun, PT ASDP Indonesia Ferry lakukan beberapa langkah preventif ini. “Ya, memang ada tiga situasi yang ada yakni normal, ekstrem, sangat ekstrem,” ujar Direktur Komersial dan Layanan ASDP M. Yusuf Hadi.
Apalagi menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) yang sebentar lagi tiba. Saat cuaca normal menurutnya, maka penyeberangan berjalan lancar tanpa hambatan.
Saat memasuki cuaca ekstrem maka akan dilakukan penyesuaian jadwal apabila ada yang berangkat dan sandar maka akan dilakukan antrean. “Istilahnya delay, namun ini terjadi karena kondisi cuaca, demi keselamatan,” katanya.
Bila dihadapkan pada situasi cuaca sangat ekstrem, dengan gelombang tinggi dan angin kencang, maka akan dilakukan langkah preventif. Jika kecepatan angin lebih dari 32 knot maka operasional akan dihentikan sementara. “Caranya dengan buka tutup dermaga dan operasional disesuaikam dengan kondisi cuaca selanjutnya,” tutur dia.
Terkait armada, ditambahkan Yusuf, maka yang dioperasikan adalah yang benar-benar fit kapalnya.Pemeriksaan dilakukan oleh KSOP, BPTD, dan BKI melalui ramp check atau uji petik untuk mengetahui kondisi kapal. Sedangkan dari sisi operasional fasilitas di pelabuhan, maka disiapkan Standar Pelayanan Minimum (SPM) di dermaga dan terminal penumpang. (Jef)