Arsip Tag: ADK bidang edukasi dan perlindungan konsumen Friderica Widyasari dewi

TINGKATKAN LITERASI, OJK GELAR EDUKASI KEUANGAN BAGI MASYARAKAT KECIL

Jakarta:(Globalnews.id)- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus berupaya meningkatkan literasi keuangan bagi masyarakat dengan menggelar kegiatan edukasi keuangan di Aula Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Kemang yang dihadiri ratusan warga
dan pelaku usaha kecil dari wilayah Jakarta Selatan.

Kegiatan edukasi dihadiri Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi bersama Anggota Komisi XI DPR-RI Eriko Sotarduga dan pimpinan Industri Jasa Keuangan dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Pegadaian dan PT BPJS Kesehatan.

Friderica dalam sambutannya menyampaikan bahwa literasi atau pemahaman masyarakat
atas suatu produk dan layanan keuangan sangat diperlukan agar masyarakat terlindung dari jeratan pinjaman online ilegal maupun investasi ilegal.

“Saya berharap ketika menggunakan produk jasa keuangan, masyarakat harus paham hak dan kewajibannya. Setelah menggunakannya, apabila ada permasalahan yang dialami terkait produk jasa keuangan, masyarakat dapat melaporkan aduannya ke aplikasi portal perlindungan konsumen OJK, menghubungi Kontak 157 melalui telepon di nomor 157
atau chat Whatsapp di nomor 081-157-157-157,” kata Friderica.

Friderica juga mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dalam melakukan investasi karena masih marak investasi ilegal yang menyasar kalangan awam. Adapun ciri investasi ilegal antara lain menjanjikan keuntungan yang besar, tidak diawasi oleh lembaga berwenang dan penawarannya kadang agresif atau sering ada pemaksaan.

Dalam kesempatan tersebut, Eriko menyambut baik inisiasi pelaksanaan kegiatan edukasi keuangan yang diselenggarakan karena dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang pentingnya pemahaman terkait produk jasa keuangan.

“Ini merupakan kesempatan yang langka dan baik bagi kita semua karena berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan yang dilakukan OJK tahun 2022 lalu, terjadi peningkatan indeks literasi keuangan masyarakat namun belum semua memahami produk
jasa keuangan, terbukti dari masih banyaknya masyarakat yang terjebak pinjaman online ataupun investasi ilegal,” tambah Eriko.

Ke depannya Eriko berharap kegiatan edukasi keuangan ini dapat dilakukan di setiap kecamatan agar semakin banyak juga yang mensosialisasikan terkait penggunakan produk jasa keuangan yang aman dan benar.Kegiatan edukasi keuangan tersebut dihadiri sekitar 300 warga dari Ciganjur, Cimpeda, Jagakarsa, Pasar Minggu, Kebayoran Lama, Tanjung Barat, Srengseng Barat, Lenteng Agung, Pejaten, Cipulir, Cilandak, Mampang dan Pancoran yang kebanyakan merupakan pelaku usaha mikro

Di sela-sela acara dilakukan juga penyerahan simbolis produk keuangan kepada penerima manfaat Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Tabungan Emas.Salah satu peserta edukasi penerima Tabungan Emas, Sri Purwanti ibu rumah tangga
warga Lenteng Agung menyampaikan harapannya agar ke depannya semakin sering dilakukan kegiatan edukasi keuangan agar masyarakat yang masih belum mengetahui tentang produk keuangan dapat diberi pemahaman lebih baik agar tidak terjebak oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab.

“Kegiatan ini sangat bagus ya, terutama dilakukan di kalangan masyarakat umum yang jarang diberi edukasi keuangan. Jadi, kami bisa lebih berhati-hati dalam penggunaan produk keuangan,” kata Sri Purwanti.

Yulianti, yang juga menjadi peserta edukasi keuangan dan berprofesi sebagai penjahit rumahan di daerah Lenteng Agung menyampaikan bahwa ia sangat terbantu atas kegiatan edukasi yang dilakukan hari ini karena sebagai tulang punggung keluarga, ia menjadi lebih mendapat gambaran cara mengelola keuangan.
Materi dalam kegiatan edukasi keuangan yang disampaikan meliputi tata cara mengelola dan melakukan perencanaan keuangan, tips menggunakan produk keuangan seperti Kredit Usaha Rakyat, Tabungan Emas, Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan materi waspada investasi serta pinjol ilegal.(Jef)

OJK LUNCURKAN SARANA INFORMASI MOBIL LITERASI DAN EDUKASI KEUANGAN BAGI MASYARAKAT

Karanganyar:(Globalnews.id) – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meluncurkan Sarana Informasi Mobil Literasi dan Edukasi Keuangan (Simolek) Edutainment dan menyelenggarakan Kegiatan Edukasi Keuangan Bagi Masyarakat Karanganyar di Alun-alun Kabupaten Karangayar sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Bulan Inklusi Keuangan (BIK) Tahun 2022.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Dolfie Othniel Fredric Palit, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar, Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Friderica Widyasari Dewi, Bupati Karanganyar Julyatmono dan Pimpinan Industri Jasa Keuangan.

Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Friderica Widyasari Dewi dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan edukasi oleh OJK tidak hanya dilakukan secara daring, tetapi juga dilakukan secara langsung di tengah-tengah masyarakat, salah satunya dengan menggunakan mobil Simolek.

“Penyerahan mobil Simolek ini untuk menjangkau kelompok masyarakat yang belum mendapatkan akses edukasi secara online, dan juga sesuai pesan Bapak Presiden supaya OJK memberikan edukasi dengan cara yang kreatif dan variatif, dengan mengedepankan unsur edukasi juga entertainment,” kata Friderica.

Friderica juga menyampaikan bahwa saat ini OJK telah menyerahkan sebanyak 54 unit mobil Simolek yang telah dilengkapi dengan perangkat audio visual, ke seluruh Indonesia melalui Kantor Regional dan Kantor OJK di daerah berdasarkan luasan wilayah dan kepadatan penduduk.

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar dalam sambutannya menyampaikan bahwa untuk mengatasi permasalahan banyaknya praktek rentenir dan pinjaman online ilegal di masyarakat diperlukan tidak hanya peningkatan akses keuangan oleh industri jasa keuangan, tetapi juga adanya edukasi dan literasi keuangan.

“Yang harus dilakukan bersama adalah penyederhanaan dari segi pendekatan industri jasa keuangan itu sendiri dan melalui Simolek ini untuk peningkatan edukasi dan literasi keuangan bagi masyarakat,” kata Mahendra.

Lebih lanjut Mahendra menyampaikan bahwa pemanfaatan Simolek Edutainment juga disesuaikan dengan karakter daerah setempat yang dalam penyampaian edukasi kepada masyarakat dikaitkan dengan hiburan seni dan budaya lokal.

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Dolfie Othniel Fredric Palit menyampaikan di tengah kondisi pemulihan ekonomi saat ini, edukasi dan literasi keuangan sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

“Kami berterimakasih kepada OJK yang mengambil inisiatif untuk memperluas edukasi kepada masyarakat dan literasi keuangan melalui peluncuran Simolek pada hari ini, sehingga masyarakat dapat membedakan mana jasa keuangan yang legal, mana jasa keuangan yang ilegal, dan kalau sudah tertipu bagaimana cara mengatasinya,” Kata Dolfie.

Bupati Karanganyar Julyatmono menyampaikan apresiasi sekaligus harapannya dengan peluncuran mobil Simolek Edutainment di Karanganyar ini, agar masyarakat bisa mendapatkan edukasi keuangan yang baik agar terhindar dari pelaku penipuan dan terjebak pinjaman online ilegal.
“Agar masyarakat dapat teredukasi, mendapatkan nilai tambah yang baik dan tugas perbankan bagaimana ekonomi berjalan dengan cepat dan lancar, mobilitasnya kenceng sehingga masyarakat juga dapat menyimpan uangnya dengan sangat baik,” kata Julyatmono.

Dalam acara tersebut, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menyerahkan secara simbolis mobil Simolek Edutainment kepada Kepala OJK Solo Eko Yunianto, untuk selanjutnya dapat digunakan OJK bersama industri jasa keuangan, pemerintah daerah dan para pemangku kepentingan lainnya di wilayah Solo Raya dalam pelaksanaan program edukasi dan literasi keuangan kepada masyarakat. (Jef)

OJK DAN MASYARAKAT EKONOMI SYARIAH SINERGI TINGKATKAN LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN PARA SANTRI

Yogyakarta:(Globalnews.id) – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bekerja sama dengan
Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) dan Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK) Syariah menggelar rangkaian kegiatan untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah serta menyemarakkan Hari Santri Nasional tahun 2022 dengan mengusung tema “SAKINAH” (Santri Cakap Literasi Keuangan Syariah).

Perayaan Hari Santri Nasional dibuka dengan Opening Ceremony yang dilaksanakan secara serentak di lima pondok pesantren pada tanggal 22 Oktober 2022 yang dipusatkan di Pondok Pesantren Al-Munnawir Krapyak, Bantul dan diikuti oleh Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta, Pondok Pesantren Mathla’ul Anwar Leuwipanjang -Banten, Pondok Pesantren API Syubbanul Wathon Secang – Magelang, dan Pondok Pesantren Al-Anwar – Bangkalan.

Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Friderica Widyasari Dewi dalam sambutannya menyampaikan pentingnya pemahaman keuangan syariah bagi santri. Santri didorong memiliki tingkat literasi keuangan yang baik agar
dapat memperoleh kesempatan yang sama dalam mengakses keuangan (inklusi) pada
lembaga jasa keuangan formal.

“Pada intinya belajar keuangan itu adalah kemampuan kita untuk dapat mandiri secara keuangan nantinya. Karena sebetulnya ilmu tentang pengelolaan keuangan adalah essential life skill atau keterampilan hidup yang sangat penting dibutuhkan oleh kita
semua,” kata Friderica.

Tingkat literasi keuangan yang baik juga dapat menumbuhkan kesadaran mengenai
kewaspadaan terhadap penawaran investasi ilegal/bodong yang marak terjadi di masyarakat.

Rangkaian kegiatan Hari Santri Nasional meliputi Talkshow Edukasi Keuangan Syariah, Launching Gerakan Santri Menabung, dan Tabligh Akbar/Doa Bersama. Kegiatan dilanjutkan dengan pembukaan rekening Simpel iB selama periode 22 – 25 Oktober 2022 guna mendukung Gerakan Santri Menabung dan Bulan Inklusi Keuangan.

Puncak dan Closing Ceremony Hari Santri Nasional direncanakan pada 28 Oktober 2022 yang akan dihadiri oleh Wakil Presiden Republik Indonesia K. H. Ma’ruf Amin dengan agenda Penyerahan Simbolis Rekening Tabungan Santri, dan Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara OJK dengan MES.

Pelaksanaan kegiatan hari ini dihadiri lebih dari 5.000 peserta yang hadir secara tatap muka di masing-masing pondok pesantren.

Pelaksanaan Perayaan Hari Santri Nasional 2022 di pondok pesantren diharapkan juga dapat memberikan multiplier effect kepada lingkungan sekitar, mengingat peran penting
santri di lingkungannya, kegiatan edukasi keuangan ini diharapkan dapat meningkatkan literasi keuangan pada masyarakat sehingga dapat berkontribusi dalam upayapencegahan agar tidak terjerumus pada utang yang konsumtif atau penipuan yang berkedok investasi.

Program TPAKD

Dalam kesempatan di Yogyakarta, Friderica juga menyempatkan diri mengunjungi sejumlah debitur Kredit Pemberdayaan Ekonomi Daerah (Pede) dari BPD DIY yang merupakan salah satu program Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) yogyakarta di Kelurahan Patehan Kemantren Kraton Yogyakarta.

Kredit Pede di lokasi tersebut menyasar Kelompok Wanita Tani (KWT) yang merupakan pelaku UMKM dengan awal usaha berfokus pada olahan hasil pertanian dan terus berkembang menjadi berbagai usaha di sektor perdagangan, perikanan dan kerajinan.

Debitur Kredit Pede di kawasan tersebut juga mendapatkanpendampingan dari Dinas
Pertanian dan Dinas Pariwisata setempat dalam pengembangan usahanya.

“Ini adalah hasil kerja sama dari berbagai pihak, dari pencetusan TPAKD oleh OJK, kemudian didukung oleh Pemda dengan menerbitkan SK Gubernur serta Pelaku Usaha Jasa Keuangan, sehingga kehadirannya dapat memberikan manfaat dan nilai tambah serta mendorong peningkatan perekonomian di daerah,” kata Friderica.

Kredit Pede merupakan implementasi dari Generic Model Skema Kredit Pembiayaan
Melawan Rentenir Skema 3 (GM K/PMR) yaitu penyediaan kredit/pembiayaan yang cepat dan murah. Kredit Pede memberikan plafon sebesar Rp2,5 juta (tanpa agunan) dan plafon sampai dengan Rp50 juta (dengan agunan tambahan).

Sejak diluncurkan pada tahun 2020 sampai dengan triwulan 2 2022, kredit Pede telah dinikmati oleh lebih dari 2.499 debitur dengan total penyaluran kredit sebesar Rp16,63 miliar.

Sedangkan secara nasional sampai dengan triwulan 2 2022, TPAKD melalui program K/PMR telah menyalurkankredit/pembiayaan total sebesar Rp4,4 triliun kepada
337.940 debitur.

OJK bersamaPemerintah Daerah dan PUJK akan terus meningkatkan kolaborasi dalam
perluasan akses keuangan di daerah melalui program TPAKD dalam mendukung
percepatan pemulihan ekonomi nasional.
(Jef)

OJK Peringati Hari Santri Nasional 2022 Sebagai Momentum Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan

BANTUL:(GLOBALNEWS.ID)- Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan ( OJK ) Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Friderica Widyasari Dewi mengatakan, pemahaman literasi dan inklusi bagi santriwati dan santriawan sejak dini sangat dibutuhkan.

Pasalnya saat ini literasi keuangan di Indonesia masih sekitar 38 persen dan inklusi di Indonesia masih 76 persen. Sedangkan pemerintah menargetkan inklusi pada tahun 2024 mencapai 90 persen.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK )selalu melakukan pendidikan edukasi dan literasi ke masyarakat cara kita ingin meningkatkan indeks literasi dan inklusi masyarakat kita jadi sekarang literasi kita 38 persen, dan inklusi di Indonesia 76 persen.

“Ini artinya inklusi dan literasi perlu ditingkatkan pemahaman masyarakat terhadap akses produk dan jasa keuangan agar bisa mencapai inklusi keuangan tahun 2024 sebesar 90 persen,” kata Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan ( OJK ) Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Friderica Widyasari Dewi dalam acara Edukasi Keuangan Syariah dalam rangka Hari Santri Nasional 2022, di Pesantren Al Munawwir, Krapyak, Bantul, Sabtu (22/10).

Friderica yang akrab dipanggil mbak Kiki mengatakan untuk keuangan syariah, literasi dan inklusinya masih jauh lebih rendah dari yang konvensional yakni untuk literasi syariah mencapai 8,9 persen dan inklusi mencapai 9,1 persen.

“Untuk pengetahuan tentang keuangan syariah kalau dilihat literasi dan inklusi jauh lebih rendah daripada yang konvensional yaitu sekitar sekitar 8 -9 persen. Itu masih kecil banget, jadi ayo adik adik santri sama-sama belajar supaya meningkatkan indeks ini “ tegasnya.

Ia juga mengatakan, para santri ini akan menjadi penurus bangsa yang harus bisa mengelola dan pintar keuangan dengan baik, agar terhindar dari investasi atau pinjaman ilegal. “Semua nanti santriwan santriwati ini nanti akan mengelola keuangan, misalnya santriwati bisa mengelola keuangan rumah tangga, bisa berinvestasi , nanti punya asuransi, kalau santriawan juga mungkin pengurus keuangan, tapi jangan sampai kena skema-skema penipuan investasi,“ tegasnya.

Kiki berharap seluruh santriwan santriwati ini ketika sudah lulus dari Pondok pesantren bisa memberikan manfaat kepada manusia melalui pengetahuannya tentang apa yang dipelajari di pondok dan Insya Allah ke depan akan semakin banyak ilmu yang dipelajari tentang keuangan yang memberikan penerangan ini kemudian menjadi agen perubahan di masyarakat yang akan bisa mendorong pemberdayaan ekonomi umat.

Kiki juga mengatakan, Wakil Presiden Republik Indonesia Ma’ruf Amin yang juga merupakan ketua dewan Pembina masyarakat ekonomi syariah menyampaikan bahwa Pesantren merupakan garda terdepan dalam mewujudkan Islam yang rahmatan lil alamin.
“Kehadirannya di tengah kehidupan masyarakat mampu mewujudkan kedamaian dan bermanfaat bagi manusia maupun alam,” ujarnya

Kiki menuturkan, di era global ini, produk dan layanan jasa keuangan syariah dapat menjadi solusi dalam mendukung aktivitas transaksi keuangan di sekitar pondok pesantren.
Mengenalkan pesantren dengan layanan jasa keuangan syariah yang legal, ujar Kiki, juga mengantisipasi bahaya pergerakan lembaga ilegal seperti pinjaman online ilegal yang belakangan marak dan banyak dikeluhkan masyarakat.

“Dengan paham literasi keuangan, para santri bisa mengingatkan orang terdekatnya, seperti orang tuanya agar tidak menjadi korban pinjaman ilegal, dan OJK akan membantu memberi informasi juga edukasi,” katanya.

Sakinah

Lebih lanjut Kiki mengatakan , OJK juga meluncurkan Gerakan Santri Menabung dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Syariah dalam peringatan Hari Santri Nasional. Gerakan Santri Menabung sebagai bentuk ikhtiar OJK dengan masyarakat ekonomi syariah dalam mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah di kalangan santri.
Gerakan menabung dengan tema “Sakinah” yang merupakan kepanjangan dari Santri Cakap Literasi Keuangan Syariah., diikuti oleh santri dari lima pondok pesantren dari Jakarta, Magelang, Bangkalan .

Sementara itu, Pengasuh Ponpes Al-Munawir Krapyak, Kiai Haji Raden Muhammad Najib Abdul Qodir Munawwir, mengatakan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah perlu sinergi kuat di antara berbagai elemen masyarakat terutama santri dan pesantren.

“Santri dan pesantren memperkuat ekosistem pembangunan ekonomi dan keuangan syariah yang inklusif,” katanya.

dikatakan Kementerian Agama mencatat total santri di Indonesia sampai 2022 mencapai 4,1 juta tersebar di 2.722 pesantren. Itu baru santri dari NU saja. “Jumlah pondok pesantren dan santri yang besar ini jelas elemen penting mendorong kemajuan peradaban di pesantren,” kanya.

“ Semoga acara ini bermanfaat bagi kalangan santri agar terdepan santri mempunyai pengetahuan yang lebih luas tentang pengelolaan keuangan syariah dengan baik dan benar. Kami berharap para santri benar-benar memanfaatkan momentum ini dengan menyimak rangkaian materi yang nanti akan disampaikan, pesantren pada umumnya serta dapat meningkatkan literasi keuangan syariah para santri menuju santri yang berdaya dan bermartabat,” paparnya. (Jef)