Arsip Tag: Bank BNI

Posko Mudik BNI Fasilitasi Istirahat Pemudik, dari Pijat Sampai Pemeriksaan Kesehatan

Jakarta:(Globalnews.id)-Dalam rangka membantu terwujudnya kenyamanan dan keselamatan selama periode mudik lebar 2023, BNI ikut mendukung program Kementerian BUMN dalam menempatkan 3 posko mudik BUMN di KM260, Bandara Yogyakarta International Airport, dan Juanda International Airport.

Posko mudik sinergi & kolaborasi antar BUMN, yakni BNI dengan Angkasa Pura I & Jasa Marga ini, menyediakan berbagai fasilitas perisirahatan seperti relaksasi pijat, takjil gratis, hingga pemeriksaan kesehatan gratis yang ditujukan menjaga kesehatan bagi para pemudik agar sampai tujuan dengan selamat.

Selain itu, berbagai kegiatan yang bisa dilakukan di posko mudik BNI di antaranya penukaran uang baru, panduan channel transaksi perbankan terdekat, penjualan TapCash untuk layanan parkir, pembagian TapCash gratis, hingga reward saldo TapCash untuk nasabah testimoni.

Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo menyampaikan kegiatan layanan dan atensi di posko merupakan salah satu semangat BNI untuk selalu hadir dalam setiap momen-momen besar seluruh masyarakat Indonesia.

Okki pun berharap, keberadaan posko mudik BNI selama lebaran 2023 dapat digunakan dengan baik oleh masyarakat sehingga menciptakan suasana mudik yang aman dan nyaman.

“Kami ucapkan selamat mudik dengan aman dan selamat sampai tujuan. Silakan menikmati seluruh layanan dan fasilitas di posko mudik BNI secara gratis. Mudah-mudahan kontribusi kami ini bisa membantu masyarakat agar lebih rileks bersama posko mudik BNI,” pungkasnya.(Jef)

Kinerja Membaik, BNI Terus Lakukan Tranformasi

JAKARTA:(Globalnews.id)- PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk membukukan kinerja meyakinkan pada kuartal I 2023 ini. Transformasi korporasi yang dijalankan BNI menjadi salah satu kunci terjaganya kinerja secara baik.

Direktur Digital & Integrated Transaction Banking BNI Corina Leyla Karnalies mengatakan BNI berkomitmen menjalankan tranformasi perusahaan dengan menekankan pentingnya disiplin dalam mengelola portofolio kredit. Dengan demikian, kata Royke, BNI dapat memberikan pengembalian profit yang lebih tinggi dan berkelanjutan kepada para pemegang saham.

Pada dua tahun lalu, BNI mencatat hanya 61 persen portofolio kredit yang siap tumbuh sementara 39 persen sisanya masih mengalami masalah kualitas aset. Pada satu sisi, jelas Corina, BNI tumbuh agresif dengan compounded annual growth rate (CAGR) 15 persen untuk Growth Portofolio.

“Pada sisi lain, BNI menurunkan Selective Portofolio 9 persen CAGR dalam periode yang sama,” ungkap. Corina di Jakarta, Rabu (19 April).

Kini, komposisi Growth Portfolio semakin dominan menjadi 71% dari total portofolio, dari hanya 61% dua tahun lalu. Artinya, kata Royke, BNI memiliki lebih banyak ruang tumbuh jika kondisi makroekonomi mendukung.

Terkait profil risiko protofolio kredit, ia menjelaskan BNI berhasil memperbaiki aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR) yang turun dari 81 persen menjadi 76 persen. Perbaikan profil risiko ini tidak hanya menghasilkan pertumbuhan laba bersih yang kuat dalam dua tahun terakhir, tetapi juga di masa mendatang akan mengurangi volatilitas laba selama siklus penurunan ekonomi.

Corina menyatakan BNI ingin tingkat return on equity (ROE) yang berkelanjutan dan meningkat terjaga dengan baik. Menurut dia, BNI masih memiliki pekerjaan rumah yang harus dilakukan dalam hal Selective Portofolio ini.

Meskipun terjadi peningkatan besar dalam dua tahun terakhir, BNI masih memiliki Loan at Risk senilai Rp 49 Triliun dalam Selective Portofolio yang perlu dihapus secara bertahap.

“Kami terus menggunakan PPOP kami untuk membangun cakupan penyediaan yang lebih tinggi, yang sekarang mencapai cakupan LAR 46 persen,” kata Corina.

Dengan strategi ini, BNI melakukan pendekatan yang berbeda dari bank-bank lain dalam memperkuat bisnisnya. Corina menyatakan pertumbuhan top line BNI mungkin belum tentu di atas industri, tetapi pertumbuhan bottom line terus menguat.

BNI membukukan laba setelah pajak mencapai Rp 5,2 triliun pada kuartal I 2023 atau tumbuh 32 persen tahun ke tahun (year on year/yoy). Pertumbuhan kredit BNI menyentuh 7,2 persen tahun ke tahun, menunjukkan antusiasme kegiatan ekonomi terus bergerak ke atas.

Pengamat ekonomi Ryan Kiryanto berpendapat kinerja perbankan di Tanah Air baik-baik saja jika melihat kondisi perekonomian saat ini. Ryan menyebut prinsip “banks follow economy, business and industry”, maka sejauh perkembangan ekonomi Indonesia masih bagus seperti terlihat dari beberapa data ekonomi.

Data-data ekonomi itu utamanya, jelas Ryan, PDB tumbuh berkisar 5%, inflasi terkendali 2-4%, indeks PMI di zona ekspansi berkisar 51, konsumsi masyarakat dan investasi langsung meningkat), dan pertumbuhan kredit tahun ini tetap cukup tinggi berkisar 10-12%.
“Apalagi PPKM sudah dicabut,” Ryan menegaskan.

Di sisi sumber dana, penghimpunan DPK juga akan tumbuh positif berkisar 8-10% karena volume ekonomi meningkat, arus masuk modal asing berlanjut dan suku bunga perbankan di dalam negeri masih menarik. Menurut Ryan, itu semua akan membawa kinerja perbankan nasional tetap positif, ditandai pertumbuhan profit yang signifikan, karena memiliki likuiditas dan permodalan yang sangat memadai.(Jef)

Transformasi Dorong Kinerja BNI Tumbuh Positif dan Berkualitas di Kuartal I 2023

Jakarta:(Globalnews.id)-PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI mengawali 2023 dengan torehan yang positif dan berkelanjutan. Agenda transformasi yang masih terus berjalan semakin memberikan dampak positif pada perseroan sekaligus membuka berbagai potensi bisnis baru.

Di kuartal I 2023, kredit konsolidasi BNI tumbuh 7,2% secara tahunan (year-on-year/YoY) atau mencapai Rp634,3 triliun. Perseroan secara konsisten melanjutkan strategi kami untuk tumbuh pada segmen-segmen prioritas, yaitu kepada debitur top tier mulai dari segmen korporasi dan turunan bisnisnya yang masuk dalam sektor industri prospektif, hingga segmen konsumer, dengan tetap mengedepankan asas prudential.

Dari sisi likuiditas, Perseroan membukukan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 7,4% YoY atau mencapai Rp743,7 triliun. Strategi pertumbuhan DPK difokuskan pada CASA khususnya CASA transaksional yang kuat melalui penyediaan solusi keuangan dan transaksi yang komprehensif serta peningkatan kemampuan transaksional terutama pada aplikasi mobile banking dan BNI Direct.

CASA Perseroan, yaitu giro dan tabungan tumbuh 6,9% YoY dengan rasio CASA mencapai 69%. Pertumbuhan kredit dan CASA tersebut membuat Perseroan mampu mengelola Net Interest Margin (NIM) terjaga pada level 4,7%.

Perseroan membukukan laba bersih kuartal I sebesar Rp5,2 triliun atau tumbuh 31,8% YoY, hal ini tentunya berdampak positif pada rasio profitabilitas yang tercermin dari rasio Return on Average Equity (ROAE) yang meningkat dari 14,3% di kuartal I 2022 menjadi 15,5% di kuartal I 2023, sekaligus pre-tax Return on Asset (ROA) yang juga meningkat dari 2,3% menjadi 2,7%.

Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati menyampaikan, pencapaian pada kuartal I 2023 sejalan dengan visi Perseroan untuk tumbuh secara sehat dan berkelanjutan dalam jangka panjang. Perseroan terus menjalankan strategi pertumbuhan yang selektif dan terukur agar konsisten menghasilkan pertumbuhan kinerja yang berkualitas.

“Kami bersyukur kinerja kuartal I 2023 ini dapat diawali dengan baik yang tentunya akan membuat kami semakin optimis untuk membukukan kinerja yang lebih baik lagi dari tahun sebelumnya,” katanya.

Adi Sulistyowati, yang akrab disapa Susi menjelaskan untuk mencapai target bisnis tahun 2023, Perseroan telah menetapkan tujuh kebijakan strategis. Pertama, BNI mengembangkan solusi transaksi & ekosistem dalam memenuhi kebutuhan nasabah. Kedua, mengembangkan infrastruktur teknologi serta inovasi digital melalui data driven berbasis analytics, customer experience, dan perluasan partnership.

Ketiga, BNI fokus pada peningkatan CASA dan Fee Based Income (FBI) yang sustain. Keempat, BNI meningkatkan ekspansi bisnis pada corporate top tier serta sektor prioritas, value chain, dan cross selling dengan mengutamakan budaya risiko.

Kelima, Perseroan melanjutkan Transformasi Human Capital, Culture, dan Operasional sehingga lebih agile dan lean dalam mendukung bisnis. Keenam, perseroan memperkuat jaringan bisnis Internasional dalam mendukung penetrasi pasar global. Ketujuh, BNI juga mengoptimalisasi sinergi BNI Grup dalam memperkuat posisi Perusahaan Anak.

“Dengan berpedoman kepada tujuh kebijakan strategis tersebut, tentunya kami optimis akan dapat mencapai target bisnis kami di tahun 2023,” katanya.

*Pertumbuhan Kredit Berorientasi Kualitas*

Direktur Finance BNI Novita Widya Anggraini memaparkan, Dinamika bisnis dan ekonomi serta baru pulihnya perekonomian nasional pasca pandemi membuat BNI harus cermat dalam mengidentifikasi dan mendorong mesin-mesin pertumbuhan bisnis yang telah siap untuk melakukan ekspansi.

Hal ini bertujuan untuk memastikan kualitas aset tetap terjaga dan BNI mampu mengoptimalkan pendapatan dari ekosistem bisnis nasabah sehingga pencapaian laba dapat sustain kedepannya.

Kinerja pertumbuhan kredit pada kuartal I 2023 didorong oleh segmen korporasi swasta yang tumbuh 21,2% YoY menjadi Rp234,0 triliun, diikuti oleh segmen enterprise atau Large Commercial yang meningkat 13,2% YoY menjadi Rp52,2 triliun, dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang tumbuh 7,8% YoY menjadi Rp50,1 triliun.

Sementara, segmen konsumen secara keseluruhan tumbuh 11,9% YoY menjadi Rp113,4 triliun, dengan personal loan dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) menjadi mesin pertumbuhan dengan masing-masing meningkat 19,2% YoY menjadi Rp44,5 triliun dan tumbuh 8% YoY menjadi Rp54,5 triliun.

BNI juga melihat debitur yang terdampak pandemi terus mengalami pemulihan. Hal ini berdampak positif pada portofolio restrukturisasi kredit akibat Covid-19 yang hingga akhir kuartal I-2023 tersisa Rp45,8 triliun, atau hanya mencapai 7,3% dari total kredit, jauh menurun dari kuartal I tahun lalu yang masih mencapai 12% dari total kredit.

Penurunan ini terutama berasal dari sektor-sektor yang paling terdampak pandemi seperti restoran, hotel, tekstil dan konstruksi, mengindikasikan bahwa bisnis debitur kembali pulih.

“Kami tentunya sangat bersyukur bahwa portofolio kredit restruktursasi terdampak pandemi terus mengalami penurunan. Penurunan tersebut berasal dari sektor-sektor yang paling terdampak pandemi dan mengindikasikan bisnis debitur mulai pulih,” katanya.

Selain pertumbuhan bisnis yang selektif dan berkualitas, Novita menambahkan bahwa penting bagi Perseroan saat ini untuk menjaga tingkat likuiditas dan permodalan yang memadai. Pertumbuhan DPK yang sehat terutama dari CASA mampu membawa BNI menjaga posisi Loan to Deposit Ratio (LDR) stabil di level 85,4%.

Indikator kecukupan likuiditas lainnya seperti Liquidity Coverage Ratio (LCR) dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) juga terus berada pada posisi yang sangat kuat, jauh di atas ketentuan regulator.

“Sementara itu, tingkat kecukupan permodalan terus meningkat dengan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) mencapai 21,6%, naik 230 bps secara tahunan. Kecukupan likuiditas dan permodalan Perseroan ini menjadi bekal penting untuk terus tumbuh dengan tetap memiliki ketahanan yang kuat dalam mengantisipasi risiko di masa depan serta menjaga kepercayaan nasabah dan seluruh stakeholders,” kata Novita.

*Kinerja Transaksi Digital Positif*

Direktur Digital & Integrated Transaction Banking BNI Corina Leyla Karnalies menyampaikan, Perseroan secara konsisten mengoptimalkan potensi digital banking di setiap aspek dengan mengembangkan berbagai solusi keuangan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah.

Pada kuartal I 2023, terlihat perkembangan yang baik dari pertumbuhan jumlah pengguna BNI Mobile Banking yang mencapai 14,26 juta atau tumbuh sebesar 24,3% YoY. Hal ini diikuti dengan jumlah transaksi mencapai 193 juta atau tumbuh sebesar 52% YoY, dan nilai transaksi tumbuh sebesar 52,7%YoY menjadi sebesar Rp252 triliun.

“Melalui BNI Mobile Banking, BNI terus memperluas layanan dengan memanfaatkan ekosistem BNI group, retailer, hingga mitra global untuk menjawab masing-masing permintaan pelanggan di era perbankan digital modern ini. Perseroan berharap dapat terus membantu kemajuan mitra khususnya dengan kemudahan solusi digital yang BNI miliki,” katanya.

Dari segmen Wholesale Banking, Perseroan memiliki BNIDirect untuk menunjang transaksi bisnis nasabah dan debitur non perorangan secara digital dan mampu memenuhi semua kebutuhan klien dalam satu portal terintegrasi.

Pada kuartal I 2023, tercatat jumlah pengguna BNIDirect tumbuh 32,9% YoY menjadi 102 ribu user, diikuti oleh pertumbuhan volume transaksi sebesar 27,3% YoY atau setara Rp1.583 triliun, dengan jumlah transaksi yang juga meningkat 25,3% YoY atau mencapai 203 juta transaksi.

Peningkatan volume transaksi digital serta meningkatnya preferensi nasabah dalam melakukan transaksi sehingga dapat meningkatkan Fee Based Income Perseroan.

“Kedepan, Perseroan telah menyiapkan berbagai rencana penguatan dan pengembangan kapabilitas digital lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan customer experience sekaligus men-generate transaction-based CASA dan fee-based income,” katanya.

*Komitmen BNI pada Keuangan Berkelanjutan*

Sebagai bank pionir Green Banking dan penggerak utama pelaksanaan Keuangan Berkelanjutan (Sustainable Finance) di Indonesia, Perseroan berkomitmen menginternalisasi prinsip keuangan berkelanjutan pada nilai-nilai, budaya kerja, strategi perusahaan, kebijakan operasional, serta sistem dan prosedur operasional perseroan.

Direktur Manajemen Risiko BNI David Pirzada menjelaskan, komitmen tersebut diwujudkan melalui peningkatan Sustainable Portfolio dengan memberikan pembiayaan pada sektor usaha yang masuk dalam Kategori Kegiatan Usaha Berkelanjutan (KKUB). Pada kuartal I 2023, Perseroan telah memberikan pembiayaan sebesar Rp179,4 triliun atau 28,5% dari total portofolio kredit BNI.

Perseroan juga berkomitmen untuk mengembangkan praktik usaha berkelanjutan yang sejalan dengan agenda global. Salah satu inisiatif Perseroan adalah memperkenalkan Sustainability Linked Loan (SLL), di mana BNI memberikan insentif bagi nasabah untuk memperbaiki aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) dalam bisnis mereka.

Selain berkomitmen untuk mengembangkan praktik usaha berkelanjutan, Perseroan juga berhasil meningkatkan kualitas kredit secara persisten. Hal ini terbukti dengan membaiknya rasio Loan at Risk (LAR) dari 22,1% pada kuartal I 2022 menjadi 16,3% pada kuartal I 2023, serta rasio Non-Performing Loan (NPL) yang membaik dari 3,5% menjadi 2,8%.

“Kualitas aset yang terus membaik juga mempengaruhi penurunan tajam pada credit cost atau rasio pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) terhadap kredit, dari 2,5% pada kuartal I 2022 menjadi hanya 1,4% pada kuartal I 2023,” pungkasnya. (Jef)

BNI Dukung Ketahanan Pangan Nasional Melalui Millennial Smart Farming

JAKARTA:(GLOBALNEWS.ID) – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI (kodesaham: BBNI) berkomitmen untuk mendukung ketahanan pangan nasional dengan pengembangan ekosistem pertanian yang melibatkan petani muda melalui program BNI Millennial Smartfarming.

Direktur Retail Banking BNI Putrama Wahju Setyawan menjelaskan program BNI Millennial Smartfarming merupakan salah satu pilar keuangan berkelanjutan _(Sustainable Finance)_ yang terus didorong oleh BNI.

Program ini menitikberatkan pada partisipasi para petani muda serta pemanfaatan digitalisasi untuk mendukung pembiayaan sektor pertanian yang berdampak pada ekonomi hijau. Melalui program BNI Millennial Smartfarming, perseroan berharap dapat membentuk ekosistem pertanian milenial dengan mengintegrasikan seluruh tahapan produksi pertanian.

“Tentunya kami meyakini peran dan pemberdayaan petani milenial sebagai key player dapat dilakukan melalui pembinaan dan pengembangan pertanian digital dengan penerapan teknologi Internet of Things (IoT) pertanian dari hulu ke hilir,” kata Putrama

Putrama menambahkan dalam program Milenial Smartfarming terdapat sejumlah aktivitas seperti, _coaching clinic_ kepada petani milenial mengenai penggunaan aplikasi untuk pendataan petani dan offtaker, hingga pelatihan penggunaan alat _water dripping_.

Adapun Smartfarming sendiri merupakan pertanian dengan ciri pemanfaatan teknologi artificial intelligence, robot, internet of things, drone, blockchain dan big data analitik untuk menghasilkan produk unggul, presisi, efisien, dan berkelanjutan.

Penerapan aplikasi dan teknologi pertanian sangat penting untuk menghubungkan petani dengan mitra lainnya seperti, offtaker, koperasi, dan Badan Usaha Milik Desa (BumDes).

*Putrama* menambahkan, dukungan yang diberikan BNI terhadap sektor pertanian tidak hanya sebatas pembiayaan, namun juga pembinaan dan pengembangan dengan melibatkan sinergi antar Kementerian/Lembaga/Instansi terkait.

BNI mencatat sampai dengan akhir Desember 2022 kredit yang tersalurkan ke sektor usaha pertanian mencapai Rp54,3 triliun.

“Pembiayaan untuk sektor pertanian terus mengalami pertumbuhan. Tentunya kami akan terus mendorong perkembangan sektor pertanian guna meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia,” katanya.

Perlu peran milenial menginisiasi sektor pertanian nasional. Dimana, harapannya milenial tidak hanya sebagai petani, tapi mereka mampu berperan menjadi keyplayer sebagai; aggregator, offtaker, bahkan sebagai CEO korporasi-korporasi petani yang ada di daerahnya masing-masing. Milenial harus menginspirasi entitas pertanian, agar melakukan perubahan cara/tools/teknik/metode dalam ekosistem pertanian dari hulu hingga hilir menggunakan smartfarming.

Semoga nantinya, dengan program BNI Millennial Smartfarming akan semakin banyak para petani muda yang terjun ke sektor pertanian, sehingga dapat mewujudkan kedaulatan pangan nasional serta meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia. (Jef)

Menggerakkan Ekonomi Indonesia Maju, BNI Fokus Go Global, Go Digital, Go Green

JAKARTA:(Globalnews.id)- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI berkomitmen untuk terlibat aktif dalam Menggerakkan Ekonomi Indonesia Maju dengan berfokus pada tiga hal yaitu, Go Global, Go Digital, dan Go Green.

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyampaikan visi untuk Menggerakkan Ekonomi Indonesia Maju telah dilaksanakan selama 77 tahun BNI berdiri sebagai bank milik negara.

Tidak hanya berfokus untuk mendorong profitabilitas dan kinerja berkelanjutan, BNI juga mendorong upaya penggerakkan kinerja ekonomi agar dapat maju bersama.

“Kami tentunya bangga menyandang mandat sebagai Penggerak Ekonomi Indonesia Maju bersama Kementerian BUMN. Kami juga proaktif mendorong penguatan kinerja dengan semangat Go Global, Go Digital, dan Go Green,” katanya.

Royke mengatakan sejak awal BNI telah didesain sebagai Bank di Indonesia yang berjaringan internasional serta berkapasitas global. BNI saat ini memiliki enam jaringan Kantor Cabang Luar Negeri (KCLN) yang tersebar di Singapura, Hong Kong, Tokyo, London, New York, Seoul dan 1 Representative Office di Amsterdam. 

Royke melanjutkan, BNI juga fokus dalam bertransformasi digital dengan terus berinovasi dan meningkatkan layanan perbankan melalui teknologi yang terdepan serta ramah pengguna.

Dari segmen retail, jumlah user BNI Mobile Banking pada tahun 2022 mencapai 13,6 juta, tumbuh 26,1% YoY, yang diikuti dengan nilai transaksi yang tumbuh sebesar 30,4% YoY menjadi sebesar Rp 802 triliun. Hal ini sejalan dengan strategi BNI untuk menjadikan BNI Mobile Banking sebagai One Stop Financial Solutions bagi nasabah.

Dari segmen Wholesale Banking, BNI memiliki BNIDirect untuk menunjang transaksi bisnis nasabah dan debitur non perorangan secara digital dan mampu memenuhi semua kebutuhan klien dalam satu portal terintegrasi.

Sepanjang tahun 2022, tercatat jumlah user BNIDirect tumbuh 24,9% YoY menjadi 100.000 user, diikuti oleh pertumbuhan volume transaksi sebesar 47% YoY atau setara Rp 6.168 triliun, dengan jumlah transaksi yang juga meningkat 18,4% YoY atau mencapai 764 juta transaksi.

BNI sebagai bank pionir Green Banking dan motor penggerak pelaksana Keuangan Berkelanjutan (Sustainable Finance) di Indonesia, perseroan berkomitmen menginternalisasi prinsip keuangan berkelanjutan pada nilai-nilai, budaya kerja, strategi perusahaan, kebijakan operasional, serta sistem dan prosedur operasional perseroan.

Komitmen ini salah satunya diwujudkan dalam Sustainable Portofolio yang BNI lakukan untuk sektor-sektor ramah lingkungan. Sepanjang 2022 pembiayaan pada Kategori Kegiatan Usaha Berkelanjutan (KKUB) mencapai Rp 182,9 triliun atau 28,5% dari total portofolio kredit BNI.

BNI memiliki komitmen untuk mengembangkan praktik usaha berkelanjutan sejalan dengan agenda global dengan memperkenalkan Sustainability Linked Loan (SLL).

Sepanjang tahun 2022, BNI telah menyalurkan SLL sebesar USD 355 juta atau ekuivalen Rp 5,3 triliun yang disalurkan kepada debitur top tier di sektor industri prioritas, seperti Fast-Moving Consumer Goods dan manufaktur.

“Kami juga menawarkan pricing yang menarik sebagai insentif bagi debitur dalam rangka meningkatkan pencapaian aspek ESG dalam bisnis usaha mereka sesuai jangka waktu yang telah disepakati. Untuk jangka panjang, kami ingin terus meningkatkan inisiatif tersebut agar menjadi bank dengan praktik ESG terbaik di Indonesia,” katanya.(Jef)

BNI Raih Bronze Medal di Ajang Asia Sustainability Reporting Awards 2022

Jakarta:(Globalnews.id)- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI meraih penghargaan Bronze Medal di ajang bergengsi Asia Sustainability Reporting Awards (ASRA) 2022 dalam kategori Asia’s Best Sustainability Report untuk public sector atau sektor publik.

ASRA 2022 merupakan gelaran ke-8 yang dikompetisikan di Singapura. Laporan keberlanjutan yang dikompetisikan adalah laporan tahun 2021. Penghargaan ini sekaligus sebagai bukti nyata bahwa komitmen keberlanjutan yang dilaksanakan BNI selama ini diakui oleh lembaga kredibel di tingkat internasional.

Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo mengungkapkan, pencapaian BNI dalam ASRA 2022 membuktikan upaya melakukan inovasi dan fokus pada pelaksanaan Environmental, Social, and Governance (ESG) di seluruh aspek perusahaan demi tercapainya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals.

“Komitmen keberlanjutan BNI diwujudkan melalui penerapan keuangan berkelanjutan (sustainable finance) sebagai nilai-nilai dan budaya kerja,” ujarnya, Senin (3/4/2023).

Tak hanya itu, Okki menyebutkan, perseroan juga menerapkan strategi yang terintegrasi untuk mencapai sasaran bisnis tanpa mengesampingkan pencapaian kinerja Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (LST).

Dalam menerapkan keuangan berkelanjutan, perseroan menyadari akan tantangan yang dihadapi. Untuk itu, lanjut Okki, BNI menjalankan strategi dan kebijakan strategis untuk mengelola tantangan dalam menerapkan keuangan berkelanjutan.

“Pencapaian BNI dalam ASRA 2022 akan memberikan motivasi untuk berupaya lebih baik lagi dalam menjalankan program-program keberlanjutan yang menjadi core value Lembaga Jasa Keuangan,” tandasnya.

Sebagai informasi, BNI telah menyusun laporan keberlanjutan sejak tahun 2009 dan melakukan assurance atas Laporan Keberlanjutan sejak tahun 2017. BNI melakukan penyusunan Laporan Keberlanjutan tahun 2021 dengan menggunakan opsi Comprehensive, di mana BNI selalu menggunakan opsi Core sejak tahun 2009.

Adapun opsi comprehensive itu menyusun laporan keberlanjutan dengan menggunakan opsi Core dengan menambahkan strategi dan analisis, tata kelola, serta etika, dan integritas. Selain itu, perusahaan juga diminta melaporkan semua indikator yang terkait dengan aspek material. (Jef)

BNI Xpora Dinilai Sebagai Terobosan Bagus untuk Keketuaan ASEAN 2023

JAKARTA:(GLOBALNEWS.ID)- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI (kode saham: BBNI) dinilai mampu menjadikan program BNI Xpora dalam momentum Keketuaan ASEAN 2023.

Ketua Komite Analis Kebijakan Ekonomi Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Ajib Hamdani mengatakan dalam mendorong UMKM Go Global BNI memiliki program yang cukup baik yaitu BNI Xpora, sebuah _one stop shopping solution_ bagi pelaku usaha UMKM yang ingin mengembangkan bisnisnya menuju UMKM _Go Productive, Go Digital & Go Global._

Program tersebut berpeluang dikembangkan melalui seiring dengan keterlibatan Indonesia dalam Keketuaan ASEAN 2023.

“BNI mempunyai terobosan bagus dengan Program BNI Xpora, misalnya. Selanjutnya bagaimana secara kuantitas lebih ditingkatkan dan juga bisa instrumen untuk meningkatkan kualitas pelaku UMKM tersebut,” kata Ajib.

Ajib berpendapat melalui momentum Ketuaan ASEAN 2023, program-program BNI harus dapat dioptimalkan sehingga dapat menaikkan kelas UMKM, dari yang mikro hingga menjadi besar.

Melalui program BNI Xpora, BNI telah berhasil mencatatkan total kredit ekspor Rp26,72 triliun pada Desember 2022 atau tumbuh 40,26% dibandingkan dengan 2021 yang sebesar Rp19,05 triliun. Kemudian untuk volume trade ekspor, BNI mencatat sebesar Rp66,21 triliun atau naik 171,8% year on year/YoY.

Ajib mengatakan sejauh ini komitmen BNI untuk terlibat aktif dalam meningkatkan UMKM sudah cukup positif. Untuk lebih mengoptimalkan usaha BNI dalam membantu UMKM, dia menilai BNI perlu menggandeng Kementerian atau pun asosiasi dunia usaha yang memiliki perhatian kepada pengembangan UMKM.

“Peluang industri keuangan sangat besar di UMKM, karena lebih dari 60% Produk Domestik Bruto Indonesia ditopang oleh UMKM. Dan dari sisi jumlah, ada lebih dari 65,5 juta pelaku usaha. Ini tentunya menjadi pasar yang sangat besar,” kata Ajib.(Jef)

BNI, DJKN, dan Kementerian ATR/BPN Kerja Sama Gelar Lelang Aset Agunan Milik BNI

Jakarta:(Globalnews.id)-PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang dan Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) mengadakan program Gelegar Lelang BNI 2023.

Gelegar Lelang BNI 2023 digelar sebagai upaya masif untuk mengenalkan kepada masyarakat cara beda mendapatkan aset dengan cara yang cepat, mudah, dan transparan, serta mendapatkan harga yang terbaik yaitu melalui lelang.

Program ini direncanakan akan berlangsung hingga akhir tahun 2023, yang akan dilakukan secara serentak di seluruh Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) se-Indonesia.

Acara launching Program Gelegar Lelang BNI 2023 tersebut dilaksanakan di The St. Regis Hotel Jakarta, Rabu (29/3/2023).

Hadir dalam acara Direktur Lelang DJKN Joko Prihanto, Direktur Transformasi dan Sistem Informasi DJKN Edward UP Nainggolan, Sekretaris Direktorat Jenderal Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah Supardy Marbun, dan SEVP Remedial & Recovery BNI I Made Sukajaya.

Made mengungkapkan, BNI telah menjalin sinergi yang sangat baik dengan DJKN melalui KPKNL serta kantor ATR/BPN yang tersebar di seluruh Indonesia dalam melaksanakan lelang aset-aset agunan milik BNI.

“Dengan potensi membaiknya kondisi makro dan perbaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan saat ini menjadi momentum yang baik untuk melakukan investasi atau memiliki aset bagi banyak kalangan masyarakat,” ujarnya.

Made menjelaskan, BNI telah melakukan Gelegar Lelang BNI 2022 sebanyak 3.250 aset agunan dengan total nilai limit mencapai Rp7,98 triliun. Adapun realisasi terjual dan penebusan sebesar Rp1,01 triliun yakni 12,5% dari total nilai limit. Angka tersebut meningkat 41,4% dibandingkan pelaksanaan lelang tahun 2021.

“Dengan adanya sinergi serta digitalisasi proses lelang diharapkan dapat mempercepat proses lelang aset agunan BNI serta dapat meningkatkan presentase realisasi aset terjual melalui lelang,” tuturnya.

Made berpendapat, mengingat aset-aset yang dilelang pada program ini merupakan aset-aset agunan kredit bermasalah, diharapkan program ini dapat memberikan konstribusi positif bagi kinerja keuangan BNI di tahun 2023 dengan adanya realisasi penjualan agunan yang diikutkan dalam program ini.

“Dengan adanya program ini masyarakat luas dan calon investor dapat lebih terinformasi mengenai aset-aset agunan BNI yang akan dilelang dan proses serta prosedur lelang itu sendiri,” sebutnya.

Made menambahkan, perseroan mempunyai berbagai jenis aset agunan yang tersebar di seluruh wilayah negeri. Melalui program ini, kolaborasi dengan DJKN melalui KPKNL bersama kantor ATR/BPN diharapkan menjadi kerja sama yang konstruktif dan berkelanjutan sebagaimana yang telah terjalin selama ini.

“Diharapkan dengan adanya program ini dapat mempermudah dalam memproses lelang aset-aset agunan BNI yang tersebar di seluruh daerah,” pungkasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Joko menyatakan, kerja sama BNI dan DJKN sudah dilaksanakan beberapa tahun. Menurutnya, dari hasil evaluasi kegiatan lelang dampaknya cukup baik tercermin dari peningkatan angka lelang aset agunan setiap tahunnya.

“Ternyata kegatan ini dampaknya lumayan bagus, setiap tahun pertumbuhan dari jumlah yang dilelang dan rupiahnya pun bertumbuh. Tiap tahun permohonan barang yang dilelang semakin bertambah,” katanya.

Joko menilai, keberhasilan program Gelegar Lelang Agunan BNI ini tentunya tidak terlepas dari kerja sama semua pihak dalam menjaring para investor dan pembeli.

“Semoga di tahun 2023 berjalan dengan baik, sudah kita diskusi, forum ini sebagai pemicu saja, minggu depan akan ditindaklanjuti, apa yang kita canangkan gerakan lelang BNI dan DJKN bisa berlangsung lama,” tandasnya.

Adapun, Supardy menyampaikan gelegar lelang pada hari ini merupakan bagian dari kegiatan untuk memberikan kepastian hukum terhadap aset debitur yang dijadikan sebagai agunan kredit kepada pihak perbankan seperti BNI.

Kementerian ATR/BPN secara langsung berperan untuk memberikan pendaftaran hak tanggungan terhadap aset debitur yang menjadi agunan pinjaman bagi lembaga perbankan yang menjadi kreditur.

“Kegiatan hari ini juga sebagai upaya memastikan implementasi UU Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan menjamin dan memberikan perlindungan hukum baik bagi kreditur maupun debitur.” (Jef)

Februari 2023, Jumlah Pengguna BNI Mobile Banking Melonjak 25% YoY

Jakarta:(Globalnews.id)-PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI terus mencatatkan pertumbuhan positif terkait layanan BNI Mobile Banking. Hal itu sejalan dengan transformasi yang dilakukan BNI dalam upaya mendukung go digital dengan terus berinovasi dan meningkatkan layanan perbankannya melalui teknologi yang terdepan dan ramah pengguna.

Catatan positif tersebut salah satunya terlihat dari pertumbuhan pengguna BNI Mobile Banking pada Februari 2023 yang mencapai 14,03 juta user. Jumlah tersebut melonjak 25% (Year on Year/YoY) jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebanyak 11,22 juta user.

Tak hanya itu, jumlah transaksi BNI Mobile Banking juga tercatat mengalami kenaikan. Pada Februari 2022, terdapat 104.013.906 transaksi dilakukan melalui BNI Mobile Banking. Sementara pada Februari 2023, jumlah transaksi meningkat 9,8% menjadi 114.214.069 transaksi.

Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo mengatakan, kenaikan tertinggi kinerja BNI Mobile Banking per Februari 2023 justru terdapat di nilai transaksinya. BNI mencatat, nilai transaksi BNI Mobile Banking per Februari 2023 tercatat mencapai Rp 155,51 triliun, melonjak 49% YoY jika dibandingkan perolehan di periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 104,48 triliun.

“Kinerja BNI Mobile Banking tersebut selaras dengan inisiatif transformasi digital yang dicanangkan BNI. Sebagai dukungan go digital, BNI terus mengembangkan layanan perbankannya melalui teknologi yang terdepan dan mudah digunakan,” kata Okki.

Dalam menyambut Lebaran tahun ini, Okki juga mengatakan BNI Mobile Banking dapat membantu nasabah dalam memudahkan perjalanan mudik mereka. “Dengan BNI Mobile Banking, nasabah kami dapat melakukan transaksi perbankan dengan mudah dan aman dari mana saja dan kapan saja, bahkan saat mereka sedang dalam perjalanan pulang kampung untuk merayakan Lebaran,” tambahnya.

Dengan BNI Mobile Banking, nasabah tidak perlu khawatir tentang membawa uang tunai dalam jumlah besar selama perjalanan mudik. Nasabah dapat melakukan transaksi perbankan, seperti transfer, pembayaran tagihan, dan pembelian pulsa, dengan mudah melalui aplikasi BNI Mobile Banking yang dapat diunduh secara gratis melalui Google Play Store atau Apple App Store.

Selain itu, BNI Mobile Banking juga dilengkapi dengan fitur-fitur yang memudahkan nasabah dalam melakukan transaksi. Fitur QRIS memungkinkan nasabah untuk melakukan pembayaran di berbagai merchant dengan, sedangkan fitur Billpayment memungkinkan nasabah untuk melakukan berbagai pembayaran melalui BNI Mobile Banking

BNI Mobile Banking juga dilengkapi dengan sistem keamanan yang canggih, seperti verifikasi dengan sidik jari atau facial recognition, untuk memastikan setiap transaksi yang dilakukan oleh nasabah aman dan terlindungi dari aksi kejahatan di dunia maya.

“Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas layanan BNI Mobile Banking, sehingga nasabah dapat lebih mudah dan nyaman dalam bertransaksi, termasuk dalam perjalanan mudik Lebaran 2023,” ujar Okki. (Jef)

Penyaluran Kredit Kantor Cabang Luar Negeri BNI Tumbuh Positif Februari 2023

JAKARTA:(GLOBALNEWS.ID)- Cabang Luar Negeri PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI (kode saham: BBNI) telah menyalurkan total kredit sebesar Rp22,72 triliun atau tumbuh 8% YoY pada Februari 2023.

Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo mengatakan saat ini BNI memiliki enam kantor cabang yang tersebar di Singapura, Hongkong, London, New York, Tokyo, dan Seoul. Ditambah dengan satu kantor perwakilan di Amsterdam.

Melalui kantor cabang tersebut, BNI terus berupaya memperkuat kapabilitas bisnis internasional dalam rangka mendukung ekspansi nasabah ke kancah global, melayani masyarakat Indonesia yang berada di luar negeri, serta menangkap peluang bisnis dari investasi asing langsung atau foreign direct investment.

“Pertumbuhan kinerja kredit didorong oleh pencairan dari ekspansi kredit KCLN pada kuartal IV/2022 sehingga secara posisi outstanding pada Februari 2023 lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu,” katanya.

Okki optimistis penyaluran kredit melalui kantor cabang luar negeri (KCLN) akan terus tumbuh dengan harapan pada kuartal III/2023, target yang ditetapkan perusahaan dapat tercapai. Optimisme tersebut didasari oleh kondisi ekonomi yang masih resilient dan diproyeksikan tumbuh sebesar 5 persen, sehingga dapat mendukung geliat industri.

BNI menargetkan sepanjang 2023 kredit yang disalurkan oleh KCLN mencapai 26,49 triliun atau tumbuh 13% dibandingkan dengan Desember 2022 yang sebesar Rp23,48 triliun.

Selain memberi dukungan melalui penyaluran kredit, BNI juga fokus mendukung bisnis UMKM yang berorientasi ekspor, dengan meluncurkan program pemberdayaan UMKM melalui Xpora yang memberikan pembinaan kepada UMKM agar dapat melakukan ekspor.

Melalui program tersebut, BNI membantu mencarikan pembeli produk UMKM oleh diaspora Indonesia di luar negeri. Adapun pada Desember 2022 transaksi ekspor-impor BNI tumbuh positif 55 persen YoY, dipengaruhi harga komoditas unggulan Indonesia yang melesat pada 2022.(Jef)