Jakarta:(Globalnews.id)- BNI Securities Pte. Ltd atau BSPL kini resmi beroperasi di Singapura. Perusahaan anak dari PT BNI Sekuritas atau BNIS ini akan menjalankan bisnis layanan pasar modal dari negara tersebut, dan menjadi jembatan bagi pelaku usaha di dalam negeri dan nasabah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI dengan investor global.
Dalam siaran pers yang dipublikasikan di Jakarta, Rabu (15 September 2021), Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, BSPL telah mendapat persetujuan dari Monetary Authority of Singapore (“MAS”) untuk menjalankan bisnis layanan pasar modal di negara tersebut sejak 8 September 2021.
Dengan adanya Ijin operasi BSPL tersebut, maka BNI Sekuritas dapat menjalankan kegiatan layanan pasar modalnya, baik pada bisnis fixed income brokerage, equity brokerage, maupun underwriting melalui BSPL.
Selanjutnya BSPL akan fokus untuk membantu BNI Group dan nasabah BNI untuk mendapatkan akses ke sumber – sumber investasi dunia. Dengan beroperasinya BSPL di Singapura, maka akan
memperkokoh posisi BNI sebagai Bank berskala Global yang dapat memberikan layanan perbankan dan pasar modal.
BSPL berlokasi di 30 Cecil Street #17-08 Prudential Tower Singapore (049712) atau
di Gedung yang sama dengan Bank BNI Kantor Cabang Singapura.
BSPL akan dijadikan sebagai pusat kegiatan pasar modal internasional BNI Group, termasuk menyediakan akses bagi nasabah dan emiten ke global investor dengan fokus awal pada fixed Income
brokerage atau perdagangan surat utang.
BNI Sekuritas telah menunjuk Leonard Ng sebagai CEO BSPL, yang merupakan bankers yang berpengalaman pada industri pasar modal internasional selama lebih dari 15 tahun dan pernah bekerja di beberapa perusahaan keuangan global.
“Jumlah emiten yang besar dan beragam di Indonesia merupakan target pasar BSPL untuk dapatmenerbitkan Obligasi Global. Obligasi Global dari Perusahaan di GB Indonesia selalu menarik Investor
karena saat ini supply Obligasi Global dengan denominasi non rupiah dari Perusahaan di Indonesia di pasar keuangan global masih relatif kecil,” ujar Royke. (Jef)
Jakarta:(Globalnews.id)- Pandemi Covid-19 memberikan ruang bagi seluruh pelaku ekonomi untuk terus beradaptasi dengan kebiasaan baru, termasuk UMKM dan sector perbankan untuk berinovasi terutama untuk meningkatkan inklusi keuangan pada ekosistem digital. Pada ekosistem digital, bank terus berinovasi dalam menyediakan layanan e-channel/ digital yang semakin mudah, nyaman, dan aman.
Peningkatan inklusi keuangan digital bagi UMKM terlihat dari perubahan proses bisnisnya, sistem penjualan tidak lagi bergantung pada channel fisik namun sudah beralih secara online baik melalui e-commerce, market place, dan social media, serta pengelolaan keuangan UMKM juga telah banyak menggunakan aplikasi yang sangat mudah didapatkan melalui media smartphone (playstore maupun Appstore).
Sebagai bentuk komitmen dan dukungan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) dalam menyokong perekonomian nasional, khususnya sektor UMKM dan ritel, BNI turut mengembangkan layanan keuangan berbasis digital yang dapat memberikan solusi bertransaksi bagi nasabah UMKM dan Ritel. Salah satunya yaitu pembayaran berbasis Quick Response Indonesian Standar (QRIS) dalam rangka mendukung Strategi Pengembangan Sistem Pembayaran 2025 yang diinisiasi oleh Bank Indonesia (BI).
Deputy Director Division Head of Payment System Innovation Bank Indonesia, Bapak Ricky Satria menyampaikan kolaborasi fintech dan bank semakin bertambah pesat di masa pandemi. BNI termasuk founding father nya dalam penemuan QRIS. Ke depannya kita akan kembangkan fitur-fitur QRIS agar lebih nyaman dalam bertransaksi.
QRIS, merupakan standarisasi pembayaran berbasis QR Code guna mendukung cashless payment yang aman, mudah dan nyaman bagi masyarakat dengan meminimalkan risiko pembayaran menggunakan uang tunai. Selain itu, penggunaan QRIS juga diharapkan dapat mendorong inklusi keuangan dan membentuk credit profile UMKM untuk selanjutnya diberikan solusi pembiayaan seperti KUR dan produk perbankan lainnya.
Untuk itu, BNI kembali melakukan inovasi kerja sama dengan salah satu aplikasi pembukuan UMKM yaitu Buku Warung. Buku Warung adalah aplikasi pembukuan UKM yang dibuat dengan tujuan untuk memudahkan pemilik usaha dalam mencatat pembukuan usahanya.
“Kami bersinergi untuk memberikan value added serta solusi digital bagi merchant UMKM Buku Warung dengan meluncurkan solusi pembayaran berbasis QRIS, Virtual Account serta solusi keuangan digital lainnya,” ujar Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati yang akrab disapa Susi.
Ia melanjutkan, pada kerja sama kali ini, BNI mendorong transaksi digital pada masyarakat dengan memanfaatkan kekuatan Perusahaan. Pertama, melalui optimalisasi value chain nasabah korporasi seperti distributor lokal, UMKM binaan, maupun retribusi pegawai. Kedua, pemanfaatan QRIS dan Virtual Account (VA) sebagai alternatif pembayaran online untuk merchant social-commerce. Ketiga, mengoptimalkan kerja sama strategis dengan mitra global untuk memanfaatkan potensi bisnis yang maksimal. Terakhir, melaksanakan program boosting sebagai sarana edukasi masyarakat atas transaksi digital.
“Diharapkan kerja sama dengan Buku Warung ini dapat mendorong transaksi digital di Indonesia serta dapat meningkatkan akseptasi QRIS ke 12 juta merchant di seluruh Indonesia, dan dapat mendorong pemulihan ekonomi yang dapat mendukung transaksi UMKM di masa Pandemi Covid-19,” tandas Susi.
Menanggapi kemitraan sinergis dengan BNI, Abhinay Peddisetty, CEO dan Co-Founder BukuWarung, menyampaikan, “Melalui solusi keuangan digital yang BNI fasilitasi, para UMKM atau merchant pengguna BukuWarung semakin dimudahkan untuk mendayagunakan produk finansial yang memadai guna pengembangan bisnis mereka; mulai produk-produk perbankan dari BNI, sampai QRIS dan virtual account. Dengan demikian, konsumen merchant memiliki fleksibilitas dalam memilih opsi pembayaran ketika bertransaksi. Lebih lanjut, potensi pemasukan merchant BukuWarung juga semakin bertumbuh sehingga diharapkan kesejahteraan finansial para UMKM pun segera tercapai sesuai dengan visi misi meningkatkan kesejahteraan 65 juta UMKM Indonesia melalui digitalisasi.(Jef)
Jakarta:(Globalnews.id)-PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI meluncurkan sebuah Web untuk transaksi valuta asing atau valas bernama BNIFX. Peluncuran tersebut dilaksanakan pada acara Grand Launching BNIFX dan Talkshow ”The Future Digital Transaction Platform for Corporate Clients” yang diikuti nasabah-nasabah korporasi dan BNI Hi-Movers.
Peluncuran BNIFX ini didasari oleh kebutuhan nasabah dalam mendapatkan kemudahan dan kenyamanan transaksi valas. Sejak awal 2020 pandemi Corona Virus (Covid-19) belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Bergesernya pola perilaku nasabah dalam melakukan transaksi, ditambah lagi dengan adanya pembatasan aktivitas selama pandemi, memberikan tantangan baru bagi dunia perbankan untuk mengupayakan percepatan proses digitalisasi transaksi perbankan pada tahun 2021 ini.
Kondisi tersebut mengakibatkan pergeseran perilaku transaksi nasabah yang terlihat dari data transaksi digital banking yang melonjak signifikan selama pandemi Covid-19. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh IDX Channel, data volume transaksi digital banking pada bank-bank di Indonesia selama pandemi telah melonjak tinggi sebesar 41,53%. Oleh karena itu, BNI sebagai salah satu Bank yang terdepan dalam mengembangkan infrastruktur digital selalu membuat inovasi baru yang bertujuan meningkatkan pelayanan.
Direktur Treasury dan International BNI Henry Panjaitan mengatakan, BNI mempercepat transformasi digital yang akan membuat layanan menjadi semakin cepat, ringkas, dan aman. Salah satu kebijakan strategisnya adalah meningkatkan digital capability dalam memenuhi kebutuhan nasabah.
BNI akan selalu membuat produk-produk BNI yang lebih inovatif dan customer centric sehingga relevan dengan kebutuhan nasabah. Salah satu inovasi layanan digital BNI yang dilluncurkan pada 23 Agustus 2021 adalah BNIFX, yaitu platform digital berbasis web yang dapat diakses melalui jaringan internet oleh nasabah korporasi untuk melakukan transaksi valuta asing.
Direktur IT dan Operasi YB Hariantono menekankan, ”Cashless transaction menjadi sesuatu yang umum untuk menurunkan interaksi pada era pandemi. Dimana 98% transaksi dilakukan secara elektronik atau digital. Saat ini, BNI terus melakukan transformasi bisnis, dimana pandemi telah mempercepat penerimaan kita dalam melakukan inovasi terhadap pelayanan digital”.
Pengembangan digitalisasi di BNI dilakukan terhadap 3 area yaitu, proses pengembangan produk dan layanan BNI, digitalisasi platform layanan nasabah, serta digitalisasi ekosistem melalui kolaborasi dengan channel digital yang lain.
Platform BNIFX sendiri mempermudah nasabah dalam melakukan transaksi valas melalui sistem. Saat ini BNIFX berbasis web, kedepannya akan diarahkan pada inovasi berbasis aplikasi mobile. Saat ini, BNI telah memiliki aplikasi transaksi untuk digital consumer, yaitu BNI Mobile Banking, dan untuk banking customer yaitu BNI Direct. Layanan digital BNIFX yang terintegrasi dengan BNI Direct ini membuat transaksi valas lebih cepat, tepat, dan aman untuk nasabah.
*Bisnis Tresuri*
Saat ini, BNI memiliki layanan tresuri yang berada di 12 Treasury Regional Area yang tersebar di seluruh Indonesia dan Jaringan 6 Kantor Cabang Luar Negeri. BNI Treasury memiliki lebih dari 15.860 nasabah yang aktif bertransaksi, terdiri atas 51% nasabah Wholesale dan 49% nasabah ritel, dengan rata-rata penambahan new customer sebesar 8% setiap tahunnya.
Lebih jauh SEVP Tresuri BNI Ita Tetralastwati menyebutkan, “Pada tahun 2020, Divisi Treasury BNI berhasil membukukan Earning Before Tax yang tumbuh 20,3% dibandingkan tahun 2019”.
BNI menawarkan solusi tresuri untuk kebutuhan transaksi valas nasabah, termasuk solusi transaksional, simpanan, investasi, hingga solusi Hedging (Lindung Nilai). Ita menambahkan, “Setiap kebutuhan transaksi tresuri Anda, solusinya pasti ada di BNI. Sehingga, ketika nasabah membutuhkan kemudahan dan kenyamanan untuk bertransaksi valas maka BNIFX adalah jawabannya,” ujarnya.
Sementara itu, Managing Director dan Partner BCG Edwin Utama mengatakan bahwa Peran bank bukan sekadar layanan banking, namun bagaimana beyond banking dapat menjadi solusi bagi nasabah. Tim Riset BCG telah melakukan benchmarking terhadap beberapa bank di dunia, survey, dan interview kepada client BCG di Perusahaan Goblal di Dunia yang mengulas trend terkait digital korporasi pada nasabah korporasi dan wholesale banking.
Sebelum adanya pandemi Covid – 19, nasabah corporate banking sudah menunjukkan ketertarikan transaksi digital perbankan, dimana 85% nasabah menyatakan memiliki preferensi dalam transaksi digital. Saat pandemi terjadi shock yang berdampak pada pendapatan UMKM di Indonesia.
Kondisi tersebut diikuti oleh perubahan perilaku nasabah yang mendesak akselerasi go digital pada perbankan dalam menyediakan layanan keuangan. Biasanya transformasi digital dilakukan dalam jangka waktu 2 tahun sekali. Namun, saat ini transformasi digital menjadi sangat penting dan mendesak.
Sebagai Bank yang mempunyai semangat inovasi khususnya pada era digitalisasi perbankan, BNI berupaya untuk terus meningkatkan dan menyempurnakan kualitas layanannya yang tiada henti secara berkelanjutan. Sehingga inisiasi peluncuran BNIFX ini menjadi solusi beyond banking yang terdepan dengan berbasis digital.
BNIFX ini dapat diakses pada laman https://bnifx.bni.co.id. Informasi terkait BNIFX (fitur, manfaat & keunggulan serta cara aktifasi BNIFX) dapat dilihat di website https://bni.co.id. (Jef)
Jakarta:(Globalnews id) – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk terus memperkuat fundamental bisnisnya melalui BNI Corporate Transformation yang mulai menunjukkan hasil positif sebagai modal dalam menghadapi tantangan dan persaingan pada industri keuangan, sesuai dengan hasil laporan
keuangan posisi Semester I 2021 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik(Audited).
Perseroan menghasilkan Pre-Provisioning Operating Profit (PPOP) yang terus tumbuh dalam 5 kuartal terakhir, dimana pada Semester I – 2021 mencapai puncaknya dengan pertumbuhan
24,4 % secara year on year (YoY) atau sebesar Rp 16,1 triliun.
PPOP yang solid tersebut ditopang oleh kuatnya pertumbuhan Pendapatan Bunga Bersih (NII) sebesar 18,2% secara YoY atau mencapai Rp 19,3 triliun. Ini merupakan dampak dari pertumbuhan kredit sebesar 4,5% secara YoY, sehingga total kredit BNI mencapai Rp 569,7
triliun pada posisi Juni 2021.
PPOP juga didukung oleh pertumbuhan Pendapatan Non Bunga sebesar 19,2% secara YoY atau Rp 6,8 triliun, yang dihasilkan dari Fee Based Income yang
kuat, baik dari: (i) Pengelolaan Rekening dan Kartu Debit, (ii) ATM dan kanal layanan elektronik, (iii) Trade Finance, serta (iv) Marketable Securities.
Dirut BNI Royke Tumilarr dalam lapran kinerja semester 1 2021, di Jakarta Senin (16/8) mengatakan, Laba bersih meningkat 12,8% secara YoY atau sebesar Rp 5,0 triliun pada Semester I – 2021, menyusul pencadangan yang terus diperkuat menjadi 215,3% sebagai antisipasi dalam menghadapi potensi risiko kredit ke depan
BNI mencatatkan penyaluran kredit yang sehat dengan didominasi oleh sektor-sektor usaha prospektif dengan risiko rendah, baik pada segmen Business Banking maupun Consumer Banking.
Kredit pada Segmen Business Banking mencapai Rp 475,6 triliun atau tumbuh 3,5% secara YoY. Pertumbuhan tertinggi berada pada segmen small business sebesar 20,6% YoY dengan baki debet mencapai Rp 91 Triliun, diikuti Corporate Private sebesar 7,9% YoY dengan Baki Debet mencapai Rp 179,1 Triliun.
Adapun kredit pada segmen Consumer Banking mencatatkan pertumbuhan sebesar 10,4% secara YoY atau mencapai Rp 92,8 triliun. Kredit Tanpa Agunan yang berbasis payroll mencatat pertumbuhan 19,6% secara YoY atau sebesar Rp 32,7 triliun, dan disusul oleh kredit
pemilikan rumah yang tumbuh 6,3% YoY atau Rp 47,6 triliun.
Pertumbuhan kredit consumer
juga dapat mengindikasikan mulai bergairahnya konsumsi masyarakat yang menopang pertumbuhan PDB Nasional.
Sejalan dengan mandat pemegang saham kepada perseroan untuk fokus menjadi bank dengan kapabilitas internasional yang unggul, selama Semester I – 2021 juga tercermin dari kontribusi bisnis terkait pada pendapatan perseroan.
Fee Based Income yang bersumber dari surat berharga tercatat tumbuh 115,4% YoY atau mencapai Rp 1 triliun. Begitu juga dengan Fee Based Income yang bersumber dari layanan Trade Finance, tumbuh 20,4% YoY atau mencapai Rp 732 miliar.
CASA Tertinggi
Kredit yang disalurkan secara selektif hanya pada debitur berkualitas tersebut ditopang oleh Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh 4,5% YoY atau sebesar Rp 646,6 triliun, dimana dana
murah atau CASA yang terhimpun semakin kuat. Rasio CASA pada Juni 2021 tercatat
mencapai 69,6% atau tertinggi dalam 10 tahun terakhir ini, yaitu sebesar Rp 450,1 triliun atau tumbuh 11,5% YoY dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pertumbuhan DPK ini menjadi penyangga pertumbuhan aset sebesar 5,0% YoY atau mencapai Rp 875,1 triliun.
Pertumbuhan aset yang didominasi oleh dana murah ini merupakan salah satu pencapaian transformasi digital yang gencar dilakukan Perseroan dan telah mulai menunjukkan hasil.
Dimana 70% dari CASA yang dihimpun merupakan kontribusi dari kinerja BNI Direct dan BNI Nobile Banking, 2 dari 3 produk champion BNI dalam digitalisasi layanan perbankan.
Transformasi Digital
Transformasi digital yang dilakukan oleh Perseroan memiliki kekhasan yang tidak dimiliki oleh sebagian besar bank yang kini tengah berusaha memasuki dunia perbankan digital. BNI
mengkombinasikan dua dunia pada layanan perbankan yang saat ini ada, yaitu Konvensional Bank dan industri Financial Technology. Sebagai bank konvensional, BNI kini memiliki akses
ke public funding, memiliki nasabah loyal, telah mengembangkan produk dan jasa keuangan, setiap simpanan dijamin sesuai dengan aturan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dan memiliki ruang untuk terus menurunkan cost of fund, dimana pada Kuartal 2 – 2021 menjadi 1,6%
Di sisi lain, BNI juga melakukan kolaborasi dengan Fintech yang tangkas dalam beradaptasi terhadap perubahan baru, menguasai ekosistem berbasis online, mampu beroperasi dengan
biaya yang efisien dan dapat diautomatisasi, serta sangat akrab dengan layanan yang diharapkan oleh kaum milenial.
Perpaduan tersebut menjadikan BNI sebagai pemimpin dalam layanan ekosistem perbankan terbuka atau API, dimana hingga Juni 2021 sudah membuahkan 283 jenis layanan, atau terbanyak dibandingkan bank – bank lain, dan digunakan oleh 3.000 klien, termasuk
Perusahaan Fintech maupun E-commerce.
Selain BNI Open API, BNI juga mengembangkan Layanan Cash Management melalui BNI Direct, serta Financial Supply Chain Management yang sama – sama dapat digunakan untuk melayani nasabah Perusahaan, Bisnis, Fintech dan e-commerce.
Layanan digital unggulan ini banyak disukai karena memberikan manfaat pengelolaan keuangan yang lengkap, mulai
dari payment management; collection management; liquidity management; hingga penyajian informasi rekening, dan pelaporan. Ragam manfaat ini mendorong pertumbuhan jumlah pengguna sebesar 16,4% year on year atau sebanyak 68.229 perusahaan pada Juni 2021, nilai transaksi yang meningkat 10,8% year on year atau senilai Rp 2.030 triliun, dan jumlah transaksi yang juga tumbuh 175,6% year on year menjadi sebanyak 214 juta transaksi.
Produk digital unggulan lainnya adalah BNI Mobile Banking yang tumbuh sangat pesatmenjadi layanan pilihan utama nasabah ritel. Indikasinya terlihat pada jumlah pengguna yang meningkat 56,8% YoY atau sebanyak 9,29 juta menyusul pandemi yang mendorong orang untuk membatasi aktivitasnya di luar rumah, work from home, serta bertransaksi secara
online.
Demikian juga dengan nilai transaksi yang meningkat 31,8% YoY atau sebesar Rp 287 triliun. Begitu juga dengan jumlah transaksi yang meningkat 54,2% YoY atau sebanyak 204 juta transaksi.
Dorong UKM Mendunia
BNI mendapatkan amanat dari Kementerian BUMN untuk menjadi bank internasional asal Indonesia yang dapat mendorong pelaku usaha dalam negeri mengakses pasar global ) melalui penguatan peran kantor – kantor cabang luar negeri. BNI juga menyiapkan sebuah solusi terintegrasi bagi pelaku UMKM dengan membentuk Xpora, yang dapat dijadikan
sebagai sarana bagi UMKM untuk naik kelas tahap demi tahap mulai dari menjadi produktif (Go Productive), lalu sanggup memanfaatkan fasilitas digital (Go Digital), hingga siap untuk
menembus pasar internasional (Go Global)
Dengan pola pembinaan yang lengkap tersebut, Xpora diharapkan akan menjadi solusi dari hambatan – hambatan (debottlenecking) yang selama ini dialami oleh UMKM, yang sedang
merintis usaha atau yang sedang memperluas pasar ke luar negeri. Xpora juga disiapkan untuk memberikan solusi keuangan yang terintegrasi, lengkap, dan akan menjadi terobosan unik pertama di Indonesia.
Xpora akan menjadi Orkestrator Ekosistem UMKM yang akan mempertemukan UMKM di
dalam negeri dengan calon buyer internasional. BNI menyiapkan Xpora di 7 kota dengan memaksimalkan lokasi – lokasi terbaik di kantor cabang BNI, yaitu di Jakarta, Solo, Bandung,
Denpasar, Surabaya, Medan, dan Makassar.
Sinyal Perbaikan
Perseroan menangkap sinyal optimisme kuat yang menumbuhkan kepercayaan bisnis ke depan. Oleh karena itu, Perseroan telah mengagendakan program pembelian kembali saham (buyback) pada periode 22 Juli 2021 sampai dengan 21 Oktober 2021, yang merefleksikan penguatan kondisi fundamental imbas program transformasi yang dijalankan.
Fundamental bisnis Perseroan terefleksikan pada Pertama, Transformasi Digital yang Progresif dengan aplikasi mobile banking yang paling maju, open banking services yang kaya fitur dan paling diminati perusahaan.Kedua, Efisiensi yang sehat, ditunjukkan oleh
berlanjutnya penurunan cost of fund hingga menjadi kedua terendah di industri serta disiplin pada pengelolaan biaya – biaya operating.
Ketiga, Kualitas Aset yang semakin membaik, ditunjukkan oleh konsistensi perbaikan LaR dari 28% pada Juni 2020 menjadi 25,8% pada Juni 2021.(Jef)
JAKARTA:(GLOBALNEWS.ID)- Sebagai rangkaian dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI kembali ditunjuk pemerintah, dalam hal ini Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM), untuk menyalurkan Bantuan Presiden (Banpres) Produktif dalam bentuk program Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM) tahun 2021.
Penyaluran BPUM 2021 tersebut mulai dilaksanakan secara simbolis di Istana Negara, *Jakarta*, Jumat, 30 Juli 2021 *dengan protokol kesehatan yang sangat ketat.* Acara tersebut disaksikan Presiden RI Joko Widodo, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, Direktur Utama BNI Royke *Tumilaar*, serta perwakilan penerima bantuan.
Acara ini turut diikuti oleh perwakilan penerima bantuan dari 4 outlet BNI di cabang Medan, Tasikmalaya, Pasuruan, dan Denpasar yang terhubung secara daring.
“BNI dipercaya oleh Kementerian Koperasi dan UKM untuk menyalurkan Bantuan Presiden Produktif bagi pelaku usaha mikro tahun 2021 sebesar Rp 1,2 juta per orang. Penerima bantuan atau pelakuusaha yang ditunjuk oleh Kementerian Koperasi & UKM. Seluruh 2,1 juta penerima tersebut tersebar di berbagai daerah di Indonesia,” ujar Royke.
BNI dipilih menjadi bank penyalur karena mampu menyediakan sistem penyaluran yang terintegrasi dengan baik, dari pembukaan rekening secara kolektif sampai tahap monitoring pencairan. BNI juga mampu memberikan kemudahan penerima dalam proses pembuatan rekening (dengan sistem burekol atau buka rekening kolektif) sehingga para penerima hanya perlu melakukan proses aktivasi rekening sebelum buku tabungan dan kartu debit dapat diambil di outlet BNI.
Dengan demikian, bantuan dapat segera digunakan untuk kegiatan produktif dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Tempat yang disediakan untuk proses aktivasi rekening ada di semua cabang BNI.
Di samping itu, BNI akan menyediakan tempat aktivasi rekening khusus bagi daerah yang berjarak cukup jauh dari cabang BNI terdekat. Pelayanan BNI di seluruh cabang tetap selalu memperhatikan protokol kesehatan dengan sistem antrian yang teratur.
*Salurkan Beragam Bansos*
BNI juga telah berpengalaman dalam menyalurkan program bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat. Pertama, BNI berkolaborasi dengan Kementerian Sosial dalam menyalurkan bansos Program Keluarga Harapan, yang dampaknya terasa bagi 4,1 juta penerima sejak 2016. BNI juga menyalurkan dana bantuan Program Sembako untuk 5,5 juta penerimas ejak 2017.
Kedua, bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan Program Indonesia Pintar yang menyalurkan dana bagi 3 juta penerima sejak 2012. Ketiga, membantu Kementerian Agama menyelenggarakan Program Indonesia Pintar yang menyentuh 1,5 juta siswa sejak 2018.
Keempat, bekerjasama dengan _project management office_ Kartu Prakerja untuk menyalurkan Kartu Prakerja. Sebanyak 8,4 juta penerima telah disalurkan BNI sejak tahun 2020. Dalam hal ini, BNI menjadi satu-satunya bank dan partner pengembangan sistem digital Prakerja.
Kelima, mendukung Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional menyalurkan bantuan kepada 818 ribu mahasiswa sejak 2018. Keenam, dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menyelenggarakan program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya. Sebanyak 12 ribu bantuan sudah diberikan sejak 2018.
Ketujuh, bersama Kementerian Pertanian menyalurkan bantuan sosial bibit sebanyak 1.709 untuk kelompok tani sejak 2019.
Selain memberikan fitur dan kemudahan dalam proses penyaluran bantuan, BNI menjamin keamanan nasabah dengan menerapkan standar yang tinggi terhadap keamanan data transaksi keuangan.
“Kami ucapkan terimakasih kepada pemerintah yang terus memercayai BNI sebagai bank penyalur berbagai program bansos, banpres, dan program subsidi. Semua inovasi digitalisasi penyaluran bantuan sosial, bantuan pemerintah, dan program subsidi tersebut adalah upaya BNI dalam fungsinya sebagai agent of development. BNI berkewajiban menyukseskan setiap program pemerintah, termasuk memastikan semua program bansos, banpres, dan subsidi disalurkan secara nontunai (cashless) serta memenuhi 6T, yaitu tepat sasaran, tepat kualitas, tepat jumlah, tepat harga, tepat waktu, dan tepat administrasi,” tutup Royke.(Jef)
JAKARTA:(Globalnews.id)-PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI telah memulai penyaluran berbagai Bantuan Sosial atau Bansos agar diterima masyarakat Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di seluruh Indonesia lebih awal. Langkah percepatan ini merupakan upaya mendukung program pemerintah terkait upaya percepatan penyaluran Bansos, baik Program Keluarga Harapan (PKH) maupun Program Sembako atau Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) pada masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) seperti saat ini.
“Upaya percepatan penyaluran Bansos yang kami lakukan ini merupakan tindak lanjut terhadap arahan Presiden sebelumnya serta hasil Rapat Koordinasi tingkat menteri yang dipimpin Menko Maritim & Investasi pada 22 Juli yang lalu,” ujar Direktur Utama BNI Royke Tumilaar di Jakarta, Senin (26 Juli 2021).
Seluruh jajaran manajemen BNI berkomitmen untuk tetap mengutamakan percepatan pencairan Bansos PKH, Program Sembako maupun Program Pemerintah lainnya. *Percepatan pencairan Bansos tentunya dapat membantu pemerintah memperkuat jaring pengaman sosial bagi masyarakat.
Dalam menyalurkan Bansos tersebut, BNI siap berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten atau Kota, Dinas Sosial, Satuan Tugas Covid, Aparat Keamanan, hingga Pendamping Bansos.
Kementerian Sosial RI telah menugaskan BNI untuk menyalurkan Program Sembako kepada 5,7 Juta KPM dengan total dana sebesar Rp 9,46 triliun. BNI juga ditugasi untuk menyalurkan Bansos PKH kepada 4,1 Juta KPM dengan total dana sebesar Rp 7,05 triliun. KPM penerima bantuan tersebut tersebar di 108 Kota dan Kabupaten.
”Saat ini semua dana tersebut telah langsung disalurkan kepada rekening & wallet (dompet virtual) KPM sesuai peruntukannya,” tambah Royke.
*Langkah Percepatan*
BNI melakukan upaya percepatan dengan berbagai cara, diantaranya memberikan informasi kepada KPM untuk segera mencairkan seluruh Bansos yang telah diterima, yaitu untuk Program sembako atau BPNT dalam 3 (tiga) tahap sekaligus mulai dari Tahap VII, VIII dan hingga IX. Selain itu disalurkan juga Bansos PKH 1 (satu) Tahap.
Upaya lainnya adalah mengingatkan e-Warong atau Agen46 penyalur Bansos untuk memastikan stok sembako telah tersedia dengan harga wajar, memastikan kesiapan mesin EDC pada e-warong atau Agen46, memastikan ATM BNI di seluruh Indonesia bisa beroperasi 24 Jam dengan stok uang yang selalu terjaga, serta mengingatkan untuk tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan (5M) saat petugas BNI atau KPM bertransaksi di e-Warong atau Agen46 maupun di ATM.
Royke menambahkan, BNI telah menyiapkan lebih dari 51 ribu Agen46 penyalur Bansos dan lebih dari 17 Ribu mesin ATM yang bisa digunakan sebagai tempat transaksi Bansos oleh KPM. ”Kami menghimbau kepada seluruh KPM Penerima Bansos untuk segera mencairkan semua Bansos yang sudah masuk rekening atau wallet masing masing, baik Program Sembako yang sudah masuk dalam 3 (tiga) tahap dan atau Bansos PKH yang sudah masuk satu tahap. Baik di e-warong, Agen46, maupun ATM BNI yang tersebar diseluruh Indonesia,” pungkas Royke.
Sejak awal, BNI bersama Himbara menjalankan fungsi sebagai Agent of Development dan siap mensuskseskan penyaluran Bansos dari Kementerian Sosial, termasuk pada masa PPKM seperti saat ini.
Upaya percepatan penyaluran Bantuan Sosial serta Program Pemerintah lainnya yang dilakukan BNI ini merupakan bentuk sumbangsing dan kepedulian BNI mengingat dalam masa PPKM seperti saat ini, masyarakat diminta untuk tinggal dirumah. Oleh karena itu, percepatan penyaluran bantuan sosial menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam strategi pemerintah menanggulangi pandemi COVID-19.(Jef)
JAKARTA:(Globalnews.id)- Kondisi perekonomian Indonesia, beserta perusahaan – perusahaan didalamnya, tidak akan terlepas dari perkembangan ekonomi global. Transmisi fluktuasi perekonomian global tersebut akan terasa langsung ke jantung perusahaan yang terekspos risiko valuta asing dalqam waktu singkat. Kondisi tersebut mengharuskan adanya kebijakan lindung nilai (hedging) pada perusahan – perusahaan yang memiliki kebutuhan tinggi terhadap valuta asing, sehingga tidak terdampak oleh risiko volatilitas mata uang asing global yang merugikan keuangan perusahaanya.
Untuk membangun kompetensi hedging tersebut, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN bersinergi menerbitkan Buku Pintar Hedging yang diluncurkan di Jakarta, Senin (12 Juli 2021) secara virtual. Hadir pada acara peluncuran buku tersebut Direktur Keuangan PLN Sinthya Roesly dan Direktur Treasury dan International BNI Henry Panjaitan.
Henry mengatakan, sejak awal tahun 2020, dunia mendapatkan tantangan baru berupa pandemic Covid – 19 yang belum menunjukkan tanda – tanda berakhir dan ditambah lagi dengan perekonomian global yang menyebabkan gejolak di pasar keuangan dunia, termasuk Rupiah. Pergerakan nilai tukar Rupiah yang terlalu berfluktasi akan sangat berpengaruh pada perusahaan yang banyak menggunakan valuta asing. Ketidaksiapan suatu perusahaan dalam menghadapi gejolak di pasar uang dunia ini kerap menimbulkan risiko, antara lain mismatch antara ketersediaan mata uang asing dengan pembayaran atau kewajiban, bahkan dapat menyebabkan kerugian valuta asing.
PLN dan BNI memiliki pengalaman yang cukup panjang dalam bekerjasama melakukan hedging. Bahkan kedua BUMN ini menjadi anggota Task Force Hedging BUMN yang bertugas mengajak perusahaan lain untuk melakukan hedging, serta memberikan penjelasan kepada aparat hukum terkait agar tidak muncul stigma bahwa biaya yang timbul akibat transaksi lindung nilai merupakan kerugian perusahaan dan kerugian negara, sepanjang dilakukan secara akuntabel dan konsisten mengikuti aturan perundang – undangan.
“Hedging itu diperlukan untuk mengantisipasi pemburukan di masa mendatang. Dapat dilihat dimana kerjasama hedging yang dilaksanakan antara BNI dengan PLN berjalan menguntungkan keduanya dalam pemenuhan kebutuhan valas. Volume transaksi PLN pun meningkat 32,36% di 2020 dibanding 2019,” ujar Henry.
Sementara itu, Sinthya Roesly menyebutkan bahwa PLN mengelola Belanja Operasional Rp 330 triliun per tahun, Belanja Modal senilai Rp 80 triliun hingga Rp 100 triliun pertahun, atau ada uang beredar di PLN sekitar Rp 1 triliun per hari. Dalam konteks dana kelolaan yang mencapai sekitar Rp 400 triliun tersebut, PLN mencatat sekitar 30% diantaranya berupa valuta asing, atau sekitar 8,5 miliar USD. Dimana Sebagian berasal dari pinjaman asing dalam denominasi USD,Yen, atau mata uang asing lainnya.
“Kondisi tersebut membuat hedging menjadi Langkah yang sangat penting bagi PLN. Karena kami harus menjaga rasio likuiditas minimum. Dengan tetap menjalankan prinsip kehati-hatian dan sejalan dengan regulator,” ujarnya.
Sinthya Roesly menekankan bahwa dalam melaksanakan hedging tersebut, peran bank menjadi sangat penting sebagai bagian dari mata rantai pengelolaan risiko mata uang ini. Untuk itu, kompetensi dalam mengelola risiko mata uang perlu terus dibangun di lingkungan PLN. Atas dasar itulah dibutuhkan sebuah Buku Pintar Hedging yang diharapkan akan menjadi panduan bagi insan muda PLN ke depan.
“Kami sangat berterimakasih dengan BNI karena dalam 1 bulan bisa menerbitkan buku ini, sehingga kami memiliki panduan dalam mengelola risiko valas yang sangat dekat dengan kami. Buku ini akan menjadi pegangan buat individu – individu di PLN yang sebagian besar merupakan para insinyur teknis yang membutuhkan buku operasional hedging,” ujarnya.
Sementara itu, EVP Perbendaharaan PT PLN (Persero) Iskandar menuturkan, Buku PIntar Hedging ini diterbitkan dengan 100 halaman. Rencananya, buku tersebut akan dicetak sebanyak 250 – 300 dan akan disebarkan ke internal PLN dan BNI.
“Buku dapat menjadi pedoman bagaimana menjalankan hedging agar tetap memenuhi prinsip – prinsip tata kelola yang baik dan ada landasan legal, sehingga PLN menjalankannya dengan percaya diri,” pungkasnya.(Jef)
JAKARTA:(Globalnews id)- Era disrupsi atau perubahan mendasar pada layanan perbankan digital merupakan orde kebangkitan baru bagi Digital Banking BNI. Dimana, BNI telah meluncurkan The New BNI Mobile Banking bertepatan dengan Hari Ulang Tahun ke – 75 BNI pada 5 Juli 2021 lalu.
“The New BNI Mobile Banking kami siapkan untuk menjawab kebutuhan nasabah segmen ritel yang kini semakin dinamis. Untuk itu kami lengkapi dengan fitur-fitur yang lebih lengkap, serta hadir dengan tampilan baru yang SIMPLE, FRESH, CLEAN, yang membuat kita mulai bisa bertransaksi apa aja sekarang, #GaPakeNanti”, ujar Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati yang akrab disapa Susi di Jakarta, Sabtu (10 Juli 2021).
Susi menyebutkan, minat masyarakat untuk menggunakan aplikasi BNI Mobile Banking ini terus meningkat. Hal tersebut terlihat dari jumlah penggunanya yang tumbuh 56,82% YoY pada Kuartal 2 tahun 2021.
Para penggunanya juga aktif menggunakan aplikasi ini, terlihat dari jumlah transaksi yang juga terus tumbuh. Pada Kuartal 2 tahun 2021, tercatat jumlah transaksi yang menggunakan BNI Mobile Banking tumbuh sebesar 54,2% secara YoY.
“Pertumbuhan jumlah transaksi tersebut diikuti oleh kenaikan nominal uang yang ditransaksikan, pada Kuartal 2 tahun 2021 tumbuh 31,8% secara YoY,” ujarnya.
Kinerja positif tersebut tidak terlepas dari fitur – fitur yang semakin lengkap dibenamkan didalam aplikasi The New BNI Mobile Banking. terdapat sejumlah fitur baru yang dapat dinikmati nasabah. Misalnya Personalisasi Profil. Lewat fitur ini, pengguna BNI Mobile Banking dapat menambahkan foto terbaik mereka untuk dijadikan Profile Picture di aplikasi ini. Selain itu, ada juga fitur Atur Menu Favorit yang memudahkan dalam bertransaksi sesuai dengan transaksi favorit yang sering dilakukan.
Beragam fitur unggulan lainnya adalah, Pertama, fitur Cardless Withdrawal, yang memberikan kemudahan menarik uang tunai tanpa kartu di ATM BNI melalui fitur Mobile Tunai. Kedua, fitur QR, yang memberikan kemudahan saat transfer dengan QR tanpa memasukkan nomor rekening tujuan. Transaksi di toko ritel hingga kaki lima pun kini juga bisa dilakukan secara cashless dengan QRIS di BNI Mobile Banking.
Ketiga, fitur Investment, yang memudahkan masyarakat untuk tidak hanya menabung bersama BNI namun juga memulai berinvestasi pada reksadana dan obligasi ritel. Keempat, Life Goals, yaitu fitur saving monthly auto-debit melatih nasabah untuk disiplin menabung setiap bulan dengan target waktu yang ditentukan sendiri, untuk mewujudkan target finansialnya masing-masing, termasuk target travelling, belanja barang tertentu, hingga dana pendidikan.
Kelima, My Credit Card, memberikan kemudahan untuk mengakses layanan seputar kartu kredit BNI, mulai dari cek tagihan, merubah cicilan hingga meminta penerbitan kartu baru. Keenam, e-Wallet, fitur integrasi dompet digital yang memudahkan top-up e-Wallet favorit melalui BNI Mobile Banking Anda.
Ketujuh, international remittance, yang memungkinkan nasabah untuk melakukan kiriman uang ke semua bank yang ada diseluruh dunia yang tergabung dalam jaringan SWIFT. Layanan ini memiliki sistem otomatis, same day service serta telah dilengkapi layanan tracking melalui fitur SWIFT GPI. Tarif yang ditawarkan juga sangat kompetitif.
Ke delapan, digital loan memberi kemudahan bagi nasabah utk mengajukan pinjaman baik utk pinjaman tanpa agunan, kpr dan lainnya.
Di tengah PPKM Darurat ini, BNI Mobile Banking hadir sebagai aplikasi yang memberikan solusi transaksi yang juga mendukung protokol kesehatan dengan transaksi cashless atau secara digital. Transaksi apa saja, bisa dilakukan dimana saja kapan saja.
*Bagi Anda yang belum punya rekening BNI, bisa langsung melakukan Buka Rekening Digital melalui Aplikasi BNI Mobile Banking. Cukup dengan selfie, rekening jadi dan proses aktivasi BNI Mobile Banking pun cukup dilakukan secara digital. Dengan inovasi-inovasi ini, masyarakat mulai dapat menikmati layanan perbankan dari buka rekening, aktivasi BNI Mobile Banking hingga transaksi perbankan cukup melalui smartphone.*
“Tidak hanya inovasi-inovasi tersebut, BNI juga akan terus memperluas sinergi dengan berbagai ekosistem untuk meningkatkan minat dan loyalitas masyarakat Indonesia untuk bertransaksi menggunakan BNI Mobile Banking,” pungkasnya.
BNI Mobile Banking dapat di – download atau update sekarang dan ajak keluarga juga rekan terdekat untuk menggunakan BNI Mobile Banking sebagai aplikasi perbankan utama dalam bertransaksi!(Jef)
JAKARTA:(Globalnews id)- Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) mencatat sepanjang 2020 jumlah penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) sebanyak 113.173 orang.
Dilihat dari segi jenis kelamin, penempatan jumlah PMI periode 2020 sebagian besar merupakan perempuan, dimana terdiri dari 90.500 perempuan dan 22.673 lainnya merupakan laki-laki.
Sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI berkomitmen memberdayakan Purna PMI Perempuan untuk bangkit, terutama di tengah situasi pandemi Covid-19 dimana pekerja migran rentan terdampak oleh pemotongan upah, pemutusan hubungan kerja, sampai pengetatan mobilitas akibat pandemi.
BNI sebagai Lembaga Keuangan Unggul hadir memberikan pembiayaan terintegrasi melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk Srikandi Purna PMI yang telah membangun perekonomian dan menyumbang devisa bagi Indonesia.
Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati mengatakan, setelah mengikuti pelatihan dan pendampingan dari BNI, para purna PMI yang baru merintis usaha dapat mengajukan pinjaman KUR Super Mikro, Mikro, dan KUR Kecil tanpa jaminan.
Sementara bagi para Purna PMI yang telah memiliki usaha dan berjalan dalam 6 bulan lamanya, dapat memperoleh modal usaha dari BNI dengan plafon sampai Rp500 juta.
“Plafon pinjaman Super Mikro sampai dengan Rp10 juta, sedangkan Mikro di atas Rp10-50 juta. Sementara KUR Kecil dengan plafon antara Rp50-500 juta,” tuturnya dalam webinar Srikandi Diaspora Lompat Lebih Tinggi bersama BNI Hong Kong di Jakarta, Minggu (4/7/2021).
Adi Sulistyowati yang akrab disapa dengan Susi menerangkan, persyaratan pengajuan KUR BNI bagi purna PMI sangatlah mudah, cukup dengan melampirkan bukti pelatihan atau pendampingan serta izin usaha dari kelurahan, dan identitas diri, apabila dinilai layak/eligible, maka pinjaman dapat segera diproses.
“Sebagai salah satu dari Srikandi BNI, saya berharap dukungan ini dapat turut memajukan Perempuan Indonesia termasuk para PMI dan purna PMI. PMI dan purna PMI merupakan sekumpulan perempuan hebat yang layak disebut pahlawan tidak hanya bagi keluarga melainkan juga untuk negara. Srikandi BNI berkomitmen untuk menjadi ‘support system’ bagi sesama perempuan Indonesia yang tetap bekerja dan berkarya di tengah pandemi Covid-19,” ujar Susi.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengungkapkan, PMI/Purna PMI bukan hanya penyumbang devisa bagi Indonesia, melainkan juga segmen usaha pencipta lapangan kerja bagi bangsa.
Karenanya, purna PMI disarankan untuk bangkit dan semangat dalam membaca peluang bisnis di kala pandemi, terutama memperoleh tambahan modal usaha melalui BNI.
“Saya harap teman-teman PMI tetap bangkit di saat-saat sulit. Kita bangun usaha agar kita menjadi pengusaha yang bermanfaat. Together with BNI, we can do it,” paparnya.
Menurut Sandiaga, PMI/Purna PMI Hong Kong memiliki etos kerja yang tinggi, sehingga memiliki daya tahan di waktu-waktu sulit seperti krisis atau pandemi.
“Saya bisa melihat teman-teman PMI ini luar biasa etos kerja disana, bagaimana banting tulang dari siang sampe malem. Saya juga dulu pernah melalui krisis dan kena PHK, namun inilah titik balik saya,” ujar Sandiaga.
Untuk diketahui, hingga Mei 2021, BNI telah menyalurkan KUR PMI sebesar Rp12,77 Miliar dengan penyaluran untuk PMI Hong Kong sebesar Rp3,89 Miliar atau 30% dari total penyaluran. Selain pembiayaan, BNI juga mendorong para purna PMI untuk menjadi Agen46 sehingga dapat memberikan tambahan penghasilan untuk mereka. Sementara bagi rekan-rekan yang masih aktif sebagai PMI, bisa mendapatkan penghasilan tambahan dengan menjadi Agen Digital BNI.(Jef)
JAKARTA:(Globalnews.id)- Usia 75 tahun adalah satu periode penting dalam kehidupan, bukan lagi sekadar berkilau sebening perak yang kerap disematkan untuk usia 25 tahun, atau menarik seindah emas yang kerap ditempelkan pada siapapun yang berusia 50 tahun. Usia 75 tahun kerap dimaknai sebagai usia berlian. Seperti PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI yang juga menyentuh usia 75 tahun, hari ini, telah melalui terpaan dan cobaan yang keras, seperti berlian yang semakin kuat dan sekaligus semakin cantik setelah diasah dalam proses panjang nan rumit hingga menjadi semakin bernilai tinggi dan dicari banyak orang.
BNI kini menjadi tempat bagi puluhan juta orang yang mempercayakan simpanannya, ada ratusan ribu orang (di luar kartu kredit) yang telah mendapatkan pembiayaan dari BNI untuk banyak tujuan dan cita – cita, dan terdapat hampir 800.000 perusahaan yang mencatatkan rekeningnya di BNI. Tidak hanya itu, terdapat 154.000 pemilik usaha kecil yang kini mendapatkan tambahan penghasilan karena bergabung menjadi BNI Agen46, atau kepanjangan tangan BNI dengan masyarakat yang memiliki keterbatasan akses ke outlet bank terdekat.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) RI Erick Thohir menuturkan, BUMN seperti BNI merupakan lokomotif pembangunan, baik secara ekonomi maupun korporasi. Khusus bagi BNI, perusahaan ini akan menjadi bank internasional-nya Indonesia. Salah satunya tugasnya adalah mengantarkan UMKM di Indonesia untuk ekspor, sehingga produk-produknya bisa ke pasar dunia.
“BNI akan punya strategi baru yang lebih kuat dan mudah-mudahan kita doakan terus melompat lebih tinggi,” ujarnya.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengungkapkan, BNI harus beradaptasi dengan kondisi saat ini dan menjadi tetap muda dan dinamis dengan transformasi.
“Pada usia 75 tahun kami bertransformasi. Kami semakin dewasa, tetapi juga harus adaptif, memperkuat kolaborasi. Transformasi ini bukan berarti kami ikut-ikutan. Sebab, ini tidak hanya sekarang, namun kami juga melihat sampai ke depan, lima tahun ke depan, misalnya. Dan juga bukan berarti kaku, harus strik dengan itu, tidak. Makanya, ada RACE (risk, agile, collaborative, dan excecution). Itu tema kami dalam melakukan transformasi. Kemampuan digital dan punya daya saing global, itu jadi top priority di BNI,” ujarnya.
Dilahirkan untuk mengglobal
Sejak berdirinya, BNI memang dilahirkan dengan cita – cita menjadi kekuatan moneter di dunia internasional bagi NKRI yang baru saja merdeka. Kini, dengan 6 kantor cabang di luar negeri, BNI mendapatkan amanah dari Kementerian BUMN agar menjadi bank yang fokus pada pelayanan dan jaringan internasional.
BNI sudah sejak lama menjalankan bisnis di mancanegara. Saat ini, BNI mempunyai jaringan kantor cabang luar negeri (KCLN) di enam pusat keuangan dunia, yaitu Singapura, Hong Kong, Tokyo – Jepang, New York – Amerika Serikat, Seoul – Korea Selatan, dan London – Inggris. Inilah bank yang memiliki cabang luar negeri terbanyak diantara bank – bank asal Indonesia lainnya. Bisnis perbankan internasional yang dijalankan BNI difokuskan pada trade finance, jasa remittance, international desk, dan financial institution.
Keinginan BNI untuk menggarap pasar internasional disokong komitmen tinggi. Buktinya, optimalisasi jaringan dan platform internasional menjadi salah satu strategi utama BNI demi mewujudkan visi institusi keuangan terbaik di bidang pelayanan dan kinerja berkelanjutan.
Direktur Treasury dan International BNI Henry Panjaitan menuturkan 90% aset kredit KCLN merupakan bisnis Indonesia-related, baik perusahaan Indonesia yang go international maupun supplier dan buyer dari perusahaan top tier di Indonesia.
Terdapat tiga strategic value yang dimiliki BNI untuk memacu bisnis internasionalnya, yakni sebagai source of international funding, go global assistance, dan gate to investment. Demi mengoptimalkan strategic value tersebut, BNI terus melakukan sejumlah pengembangan, antara lain pembentukan syndication desk dan pendirian anak perusahaan BNI Sekuritas di Singapura serta pembentukan Foreign Direct Investment (FDI) Advisory Unit.
BNI juga memperkuat international desk dengan pembentukan Korea dan China Desk. Sementara, peran Japan Desk yang sudah ada sejak 2012 akan dioptimalkan untuk mendukung cabang Tokyo yang ditunjuk sebagai salah satu appointed cross currency dealer (ACCD) bank dalam local currency settlement (LCS) antara Indonesia dan Jepang. BNI juga bersinergi dengan perusahaan pelat merah lain dalam menfasilitasi BUMN menjadi pemain global dengan rencana mendirikan kantor Indonesia Incorporated di Hong Kong.
Kekuatan internasional BNI ini diharapkan juga berdampak pada pemberdayaan sektor UMKM. Untuk itulah, BNI siap membuka tujuh hub di seluruh Indonesia untuk mengakomodasi UMKM berorientasi ekspor.
BNI akan membantu dan memfasilitasi UMKM, mulai dari edukasi untuk menyusun laporan keuangan hingga pemasaran. BNI sedang menggalakkan UMKM yang export oriented. Di samping itu, BNI bisa membiayai diaspora – diaspora yang memiliki usaha di luar negeri. Peluangnya sangat bagus.((Jef)