Arsip Tag: Dirut BNI Royke. Tumilaar

BNI Sumbang Rp77 T ke Penerimaan Negara dalam 5 Tahun

Jakarta:(Globalnews.id)-PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mencatatkan kontribusi terhadap penerimaan negara sebesar Rp77 triliun dalam kurun waktu 2019 hingga September 2024. Data itu diungkapkan oleh Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat bersama seluruh petinggi Himpunan Bank Milik Negara (HIMBARA) yang digelar Rabu (14/11/2024).

Royke merinci, kontribusi terhadap penerimaan negara tersebut berasal dari sumbangan pajak sebesar Rp53,4 triliun dan dividen Rp23,6 triliun. BNI akan terus proaktif dalam meningkatkan pertumbuhan bisnis secara sehat dan berkelanjutan sehingga bisa terus meningkatkan kontribusi kepada negara.

“Seiring dengan pertumbuhan bisnis, kontribusi kami terhadap negara terus meningkat, baik dari setoran pajak maupun pembayaran dividen. Hingga September 2024, kontribusi kita sudah mencapai Rp77 triliun, dengan Rp23,6 triliun berasal dari dividen dan Rp53,4 triliun dari pajak,” kata Royke.

Catatan tersebut merupakan cerminan dari komitmen BNI untuk memberikan kontribusi nyata terhadap perekonomian nasional dan keberhasilan BNI dalam menjaga fundamental kinerja yang berkelanjutan.

Menurut Royke, meskipun terdapat potensi tekanan eksternal serta kondisi pasar yang fluktuatif, terutama terkait dengan dampak kemenangan Donald Trump dalam pemilu AS, kinerja saham BNI masih menunjukkan performa yang cukup baik. Royke optimistis BNI akan tetap menjadi pilihan investasi yang menarik di Indonesia seiring dengan kinerja yang solid dan berkelanjutan.

Menurut Royke, meskipun ada tekanan eksternal seperti dampak kemenangan Donald Trump dalam pemilu AS, kinerja saham BNI hingga September 2024 tetap menunjukkan hasil yang cukup baik. Meskipun tantangan dari faktor domestik dan global terus ada, Royke optimistis BNI akan tetap menjadi pilihan investasi yang menarik di Indonesia seiring dengan kinerja yang solid dan berkelanjutan.

Dalam kesempatan tersebut, Royke juga memaparkan berbagai pencapaian positif dalam kinerja keuangan BNI hingga kuartal III-2024. Di antaranya, BNI mencatatkan total aset sebesar Rp1.068 triliun, atau tumbuh 5,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

“Kredit yang disalurkan juga mengalami pertumbuhan yang signifikan, yakni 9,5 persen. Sementara itu, dana pihak ketiga yang dihimpun dari CASA (Current Account Savings Account) juga mencatatkan kenaikan 5,5 persen, dengan CASA ratio tetap terjaga di level yang sehat, yaitu 70,3 persen,” ungkap Royke.

Selain itu, rasio Loan-to-Deposit Ratio (LDR) BNI berada di angka 95,3 persen, menunjukkan manajemen likuiditas yang baik. Return on Equity (ROE) tercatat 14,7 persen, dan kualitas kredit BNI juga menunjukkan perbaikan yang signifikan, dengan Non-Performing Loan (NPL) yang berhasil dijaga pada level 2 persen.

Tidak hanya itu, Royke juga menyampaikan bahwa BNI memiliki rasio kecukupan modal (CAR) yang sangat baik, yakni di level 21,8 persen, yang mencerminkan kekuatan modal yang solid. Sebagai hasil dari kinerja yang positif ini, laba BNI tumbuh menjadi Rp16,3 triliun pada kuartal III-2024.

“Dengan pencapaian-pencapaian tersebut, BNI terus menunjukkan kapasitas dan kapabilitasnya untuk beradaptasi dengan kondisi pasar yang dinamis, sekaligus memperkuat posisinya sebagai salah satu bank terkemuka di Indonesia,” tutup Royke.(jef)

Kantor Perwakilan BNI di Sydney Siap Disulap Jadi Kantor Cabang Tahun Depan

Jakarta:(Globalnews.id)-PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI kembali memperluas jaringan internasional dengan meresmikan Kantor Perwakilan BNI di Sydney, Australia. Peresmian ini sekaligus menandai BNI sebagai bank pertama dari Indonesia yang membuka kantor di Australia.

Saat ini, dengan status sebagai Representative Office, kegiatan utama akan mencakup pelaksanaan penelitian, seperti melakukan penelitian tentang perekonomian dan bisnis di Australia. Selain itu, kantor ini juga dapat memberikan referral bisnis kepada kantor luar negeri lainnya.

Dalam keterangan di Sydney belum lama ini, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, sebagai perbankan yang memiliki rencana internasionalisasi, BNI menargetkan kantor perwakilan ini dapat bertransformasi menjadi kantor cabang dalam 12-18 bulan mendatang.

“Kita pasti harus jadi kantor cabang. Karena kantor cabang bisa beroperasi full. Kami targetkan 18 bulan sudah menjadi kantor cabang atau paling tidak dalam 12 bulan, 1 tahun sudah bisa,” ujar Royke

Target ini menurut Royke, bertujuan untuk memperluas jangkauan layanan perbankan dan memperkuat kehadiran global BNI. Dengan bertransformasi sebagai kantor cabang, nantinya BNI memiliki kewenangan yang lebih luas. BNI dapat melakukan sebagian besar atau bahkan semua kegiatan operasional seperti yang dilakukan oleh kantor pusat.

Sebagai bank milik negara, Royke mengungkapkan BNI memiliki tanggung jawab untuk tidak hanya memberikan layanan perbankan terbaik bagi masyarakat, tetapi juga berperan aktif dalam memfasilitasi hubungan perdagangan, investasi, dan ekonomi antara Indonesia dan mitra-mitra globalnya.

“Kami memahami bahwa hubungan bisnis antara Indonesia dan Australia terus berkembang dengan pesat, dan BNI ingin memastikan bahwa kami berada di garis depan untuk mendukung setiap peluang dan tantangan yang muncul,” ujarnya.

Relasi Indonesia-Australia

Royke meyakini bahwa dengan peresmian kantor perwakilan ini pada 5 September 2024,, BNI akan semakin mampu memberikan layanan terbaik, dan memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Australia.

Untuk saat ini, BNI Sydney dapat membantu memfasilitasi atau memberikan advisory terkait investasi antara kedua negara dengan menyediakan informasi pasar, memperkenalkan investor potensial, dan menawarkan solusi perbankan yang mendukung investasi langsung di sektor-sektor strategis.

BNI Sydney juga dapat berfungsi sebagai pusat informasi bagi pengusaha Indonesia dan Australia yang ingin menjajaki peluang bisnis baru. BNI dapat mengadakan seminar hingga workshop untuk mempertemukan pelaku usaha dari kedua negara untuk menjalin kerjasama yang saling menguntungkan.

Selain itu, BNI Sydney juga dapat bekerja sama dengan kedutaan besar, konsulat, dan organisasi bisnis lainnya untuk mendukung inisiatif pemerintah dalam meningkatkan perdagangan dan investasi bilateral.

Adapun, hingga saat ini, BNI memiliki kantor-kantor luar negeri di berbagai negara mulai dari Singapura, Hong Kong, Tokyo, Seoul, London, Amsterdam hingga New York.

Setiap kantor luar negeri ini berfungsi sebagai perpanjangan dari layanan perbankan BNI, yang dirancang untuk melayani nasabah korporasi dan ritel, mendukung perdagangan internasional, dan menyediakan akses ke pasar keuangan global. (jef)

Cetak Pertumbuhan Kredit di Tengah Dinamika Global, Segmen UMKM dan Konsumer jadi Mesin Pertumbuhan Baru BNI

JAKARTA:(Globalnews.id) – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI konsisten mencatatkan pertumbuhan kinerja keuangan yang positif dan berkelanjutan pada periode awal tahun 2024.

BNI berhasil mencatat kinerja signifikan pada pengembangan segmen pembiayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan konsumer melalui perusahaan anak PT Bank Hibank Indonesia (hibank) dan BNI Finance sebagai mesin pertumbuhan baru di luar kredit korporasi blue chip yang terus tumbuh.

Hal ini tercermin dari pertumbuhan kredit segmen UMKM hibank yang mencapai 72% secara tahunan (Year on Year/YoY) dan pertumbuhan pembiayaan BNI Finance yang meningkat 370% YoY didominasi oleh pembiayaan konsumer.

Kinerja kredit dari dua perusahaan anak tersebut berkontribusi terhadap pertumbuhan kredit secara konsolidasi. Adapun total kredit BNI sepanjang kuartal I-2024 tercatat sebesar Rp695,16 triliun, tumbuh 9,6% YoY jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp634,3 triliun.

Dengan pertumbuhan kredit pada kuartal I-2024, BNI membukukan pendapatan bunga Rp15,87 triliun, tumbuh 7,2% YoY dari sebelumnya sebesar Rp14,8 triliun, yang didorong oleh kinerja fungsi intermediasi yang sehat.

Pertumbuhan yang kuat ini juga didukung oleh perbaikan kualitas aset dengan Non Performing Loan (NPL) gross yang turun dari 2,8% pada kuartal I-2023 menjadi 2,0% pada kuartal I-2024. Hal ini diikuti pula dengan credit cost yang juga menurun 40 basis poin YoY menjadi 1,0% pada kuartal I-2024.

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, peningkatan kualitas aset tetap menjadi fokus, yang diharapkan akan mendorong kinerja fungsi intermediasi yang berkelanjutan di tengah tantangan geopolitik global, tekanan inflasi, dan suku bunga.

Selain pertumbuhan bisnis yang sehat, perusahaan juga mampu meningkatkan pendapatan non bunga berupa fee-based income dan loan recovery pada kuartal I-2024 mencapai Rp5,1 triliun atau tumbuh 15,9% dari sebelumnya sebesar Rp4,4 triliun.

Dengan peningkatan ini, komposisi pendapatan non bunga telah berkontribusi sebesar 35% dari total pendapatan BNI pada kuartal I-2024, terutama berasal dari fee income surat berharga dan fee dari bisnis sindikasi.

Kombinasi dari perbaikan fundamental, termasuk peningkatan fee based income, efisiensi operasional, serta kualitas aset yang terus membaik mendorong BNI meraih laba bersih sebesar Rp5,33 triliun pada kuartal I-2024, atau tumbuh 2% YoY.

Royke juga menegaskan, perseroan terus melanjutkan transformasi perusahaan yang sudah berjalan selama tiga tahun agar mampu memberikan tingkat profitabilitas yang kuat dan sehat dalam jangka panjang.

“Fundamental BNI semakin sehat dan kuat berkat program transformasi yang menjadi langkah besar kami untuk terus tumbuh dan berkembang serta beradaptasi terhadap tantangan di tingkat nasional dan global,” kata Royke.

Royke mengatakan, BNI berada di jalur yang tepat untuk mencapai aspirasi profitabilitas return on equity (ROE) hingga level 20% pada 2028 mendatang. Hal ini didasari oleh pertumbuhan aset yang stabil dan berkelanjutan dari segmen prospektif berisiko rendah serta kualitas aset yang semakin sehat.

“Dengan program transformasi ini, kami konsisten melakukan peningkatan kapabilitas SDM dan optimalisasi teknologi sebagai faktor enablers yang krusial. Kami yakin hal ini akan terus mendorong peningkatan produktivitas bisnis, efisiensi operasional, serta kontribusi perusahaan anak,” ujar Royke.

BNI terus melakukan perbaikan struktural melalui transformasi yang telah dijalankan dari awal tahun 2020. Beberapa hal yang telah BNI lakukan dalam empat tahun terakhir meliputi penguatan struktur pemodalan, perbaikan internal bisnis proses, hingga penguatan struktur organisasi yang telah memberikan dampak signifikan pada pertumbuhan bisnis BNI.

Selanjutnya, tantangan terbesar adalah adanya perubahan perilaku nasabah yang menuntut kecepatan. Untuk merespon hal tersebut BNI pada tahun 2024 akan fokus pada transformasi peningkatan produktivitas tenaga pemasar (sales) di seluruh kantor wilayah dan cabang. Langkah ini bertujuan agar BNI dapat memberikan layanan yang optimal, responsif, serta secara konsisten memberikan solusi yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

Transformasi peningkatan produktivitas sales yang dilakukan mencakup peningkatan kapabilitas cross-selling tenaga pemasar, penguatan tools digital sebagai pendukung proses penjualan, serta peningkatan manajemen kinerja yang dapat meningkatkan efektivitas kerja sales.

“Kami percaya bahwa transformasi ini dapat memberikan dampak positif pada pertumbuhan bisnis dan kualitas aset secara keseluruhan di masa depan,” kata Royke.

Sementara itu, terkait perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi serta suku bunga, Royke mengatakan, perseroan senantiasa menganalisis semua perkembangan secara cermat guna dapat mengambil keputusan bisnis yang tepat.

“Dengan optimisme terhadap kondisi makro ekonomi Indonesia yang tetap sehat dan stabil, BNI yakin bahwa langkah-langkah yang telah dilakukan akan terus mendukung pertumbuhan bisnis BNI secara berkelanjutan,” kata Royke.

Royke menjelaskan, BNI telah melakukan langkah–langkah prudent dan strategis dalam mengelola kondisi likuiditas terutama pendanaan valas melalui penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) dengan kebijakan pricing yang efisien. Selain melalui sumber DPK, BNI memanfaatkan positioning yang kuat di pasar Internasional untuk memperoleh alternatif pendanaan lain yang lebih luas.

BNI baru-baru ini menerbitkan obligasi global senilai US$500 juta atau sekitar Rp7,95 triliun pada tanggal 5 April 2024. Penerbitan Obligasi Global dengan tenor 5 tahun ini mendapat respon positif dari investor global, ditandai dengan kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 6,4 kali dari rencana nilai yang diterbitkan. Tingginya kepercayaan investor global membuat BNI mampu menekan yield obligasi hanya di kisaran 5,3% ketika bookbuilding dilakukan.

Penerbitan obligasi global tersebut dilakukan sebelum terjadi fluktuasi nilai tukar USD terhadap rupiah, sehingga BNI memperoleh harga yang optimal. “Langkah ini bertujuan untuk mengelola risiko fluktuasi nilai tukar serta mengunci sebagian kebutuhan dana valas BNI,” ujar Royke.

Sebagai langkah strategis ke depan, BNI akan lebih hati-hati dalam menyalurkan kebutuhan kredit berbasis valas dan terus memantau perkembangan nilai tukar rupiah, sambil terus menjaga kualitas portofolio kredit valas.

“Selain itu, BNI juga menerapkan manajemen risiko yang ketat dengan melakukan stress test terhadap kondisi makro ekonomi Indonesia mulai dari pergerakan nilai tukar hingga suku bunga ke depan,” tambah Royke.

Kredit Tumbuh Sehat

Direktur Finance BNI Novita Widya Anggraini mengatakan, fundamental BNI terbukti solid dalam melewati tantangan kuartal I-2024 yang dipengaruhi faktor eksternal. BNI juga telah melakukan berbagai langkah antisipatif dalam mengelola risiko yang terkait dengan tekanan inflasi, fluktuasi nilai tukar, dan tekanan suku bunga.

Mengawali tahun 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta sebesar Rp272,1 triliun atau tumbuh 14% dibandingkan periode yang sama tahun 2023. BNI juga mencatat penyaluran kredit ke BUMN sebesar Rp102,7 triliun atau tumbuh 23% dibandingkan kuartal I-2023.

Pada segmen kredit konsumer, Kredit Pemilikan Rumah (BNI Griya) juga tumbuh 10,3% YoY menjadi Rp60,1 triliun. Adapun Kredit Tanpa Agunan tumbuh 17% YoY menjadi Rp52,1 triliun. Sementara itu, pertumbuhan Kartu Kredit juga mencapai 10,4% YoY menjadi Rp14,2 triliun.

“Kami melihat seluruh sektor mampu tetap tumbuh positif, berkualitas, dan resilient dengan fokus pada sektor perdagangan di tengah tekanan geopolitik global, nilai tukar, inflasi serta kenaikan suku bunga,” ujar Novita.

Lebih lanjut, dukungan pada segmen UMKM yang dilaksanakan BNI Group juga menunjukkan kinerja yang positif. Hal ini ditunjukkan oleh kinerja luar biasa dua perusahaan anak, yaitu hibank dan BNI Finance.

Hibank mencatat pembiayaan segmen UMKM tumbuh sebesar 72% YoY, dan BNI Finance mencatat pertumbuhan pembiayaan sebesar 370% YoY yang didominasi pembiayaan konsumer. Hal ini merupakan dampak positif dari ceruk bisnis baru yang menjadi kekuatan korporasi di periode selanjutnya.

Novita mengungkapkan, hibank konsisten memperkuat pemberdayaan ekosistem UMKM di Indonesia. Perseroan meyakini dalam lima tahun ke depan, kinerja fungsi intermediasi akan semakin kuat ke segmen UMKM dengan fokus pada channel digital.

“Melihat besarnya potensi dari segmen UMKM, BNI berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik melalui solusi digital. Jadi, itulah sebabnya kami fokus untuk mengembangkan hibank menjadi bank digital yang kuat secara fundamental,” ujar Novita.

Novita menjabarkan, pertumbuhan kredit tersebut ditopang oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mencapai Rp780,23 triliun atau tumbuh 4,9% dibandingkan periode yang sama tahun 2023 seiring dengan peningkatan transaksi berbasis dana murah, dimana kontribusi Current Account Savings Account (CASA) masih mendominasi sebesar Rp543,50 triliun atau 69,7% dari total DPK. CASA BNI tersebut naik 6,0% dibandingkan kuartal I-2023.

“Kami menyadari adanya tren kenaikan suku bunga yang berdampak pada kenaikan biaya dana pada kuartal I-2024, sehingga terjadi penurunan margin. Namun demikian margin bunga bersih (NIM) masih dapat dijaga pada level 4%,” kata Novita.

Lebih lanjut Novita mengatakan, pada kuartal pertama tahun ini, kualitas aset BNI juga tercatat semakin membaik yang terlihat dari penurunan rasio Non Performing Loan (NPL) dan rasio Loan at Risk (LaR).

Rasio NPL gross pada akhir kuartal I-2024 turun ke level 2,0%, jauh lebih rendah daripada kuartal I-2023 yang tercatat 2,8%. Berikutnya, rasio Loan at Risk turun ke level 13,3% dari tahun sebelumnya pada level 16,3%.

Pertumbuhan Digital Banking BNI

Novita menambahkan, BNI melanjutkan pertumbuhan digital banking yang menjadi salah satu agenda utama perseroan. BNI secara konsisten meningkatkan kapabilitas dan terus inovatif dalam pengembangan solusi keuangan digital yang sesuai dengan kebutuhan nasabah khususnya di segmen ritel melalui BNI Mobile Banking.

Jumlah pengguna BNI Mobile Banking pada kuartal I-2024 mencapai 16,9 juta atau tumbuh 18,5% YoY. Pertumbuhan tersebut sejalan dengan nilai transaksi yang mampu mencapai Rp347 triliun dalam kuartal I-2024, tumbuh 35,9% YoY. Sementara jumlah transaksi tumbuh 54,9% YoY menjadi 318 juta.

“Pencapaian ini merupakan refleksi bahwa kami berada di jalur yang tepat dalam transformasi digital yang berjalan secara mulus mengikuti kebutuhan nasabah,” ujarnya.

Novita menyebutkan bahwa BNI Mobile Banking telah menjadi Super Apps Ecosystem yang menghadirkan solusi finansial untuk kebutuhan harian, wealth management, digital lifestyle, digital loan & credit card, personal financial management, experience & engagement, hingga sejumlah value added services.

“Melalui BNI Mobile Banking, kami terus memperluas layanan dengan memanfaatkan ekosistem kami untuk menjawab setiap kebutuhan nasabah di era perbankan digital modern ini. Hal ini bertujuan untuk membantu pertumbuhan nasabah dari hanya melakukan transaksi dasar hingga mencapai tujuan keuangan mereka,” ujarnya.

Bukan hanya BNI Mobile Banking yang meningkat, solusi digital unggulan BNI di segmen wholesale yaitu BNIDirect dan BNI Open API juga menunjukkan peningkatan performa yang signifikan.

“Volume dan Item transaksi BNIDirect pada kuartal I-2024 masing-masing tumbuh 11,6% dan 9% YoY. Sementara itu, BNI Open API saat ini terus berkomitmen atas service excellence, dengan memberikan layanan API yang bervariasi mulai dari layanan payment, collection, transfer, dan banyak lainnya. Hal tersebut ditunjukkan pada performa transaksi API per kuartal I-2024, di mana Volume dan item transaksi API masing-masing tumbuh 23% YoY,” jelas Novita.

Pada 2023, BNI Open API telah berhasil memenangkan beberapa penghargaan internasional, menjadi bukti atas komitmen perseroan terhadap layanan yang unggul berbasis inovasi digital.

Melalui BNI Open API, perseroan terus berupaya untuk menyediakan platform digital yang menjawab kebutuhan secara komprehensif, mengoptimalkan saluran mitra dalam menyediakan solusi keuangan yang terintegrasi dan seamless.

Sustainability Merupakan Jantung Bisnis BNI

Direktur Risk Management David Pirzada mengatakan, sebagai bank milik negara yang menjadi motor penggerak pelaksana Keuangan Berkelanjutan (Sustainable Finance) di Indonesia, BNI terus berkomitmen menginternalisasi prinsip keuangan berkelanjutan.

Menurut David, sustainability atau keberlanjutan telah menjadi jantung dari bisnis BNI. Salah satu inisiatif yang dilakukan adalah dengan menetapkan target Net Zero Emission (NZE) aktivitas operasional BNI pada 2028 dan pembiayaan pada tahun 2060. BNI akan mendorong sejumlah inisiatif baik dari sisi operasional maupun pembiayaan.

Penyaluran kredit hijau BNI telah tumbuh dengan rata-rata setiap tahun (CAGR) 23%, dengan nilai mencapai Rp67,4 triliun pada akhir Maret 2024, dibandingkan akhir Desember 2020 sebesar Rp29,5 triliun. Penyaluran kredit hijau tersebut memiliki porsi 14,2% dari keseluruhan wholesale loan, sementara pada Desember 2020 porsinya baru sebesar 7,8%.

“Salah satu bentuk penyaluran kredit hijau tersebut adalah pembiayaan akuisisi Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Sidrap di Sulawesi Selatan dengan kapasitas 75 Megawatt Peak (MwP) senilai Rp1,6 triliun,” ujarnya.

Di sisi lain, BNI berhasil mengoptimalkan penyaluran green bond sebesar Rp5 triliun ke sektor energi terbarukan, transportasi ramah lingkungan, pengolahan sampah, bangunan berwawasan lingkungan, dan pengelolaan sumber daya alam.

Melalui penyaluran green bond tersebut, BNI telah berhasil memberikan kontribusi dalam mengurangi emisi gas rumah kaca, memproduksi energi bersih, menghemat energi, mendaur ulang sejumlah limbah, serta memelihara keberlanjutan sumber daya alam.

BNI juga memiliki perhatian khusus pada risiko transisi yang dihadapi debitur dan telah menerapkan Sustainability Linked Loan (SLL) untuk mendorong pelaksanaan prinsip ESG termasuk di dalamnya transisi energi debitur.

Sampai dengan akhir Maret 2024, BNI telah menyalurkan SLL senilai Rp4,9 triliun kepada perusahaan-perusahaan top tier di sektor industri pengolahan semen, baja, dan agroindustri.

“Sebagai bukti pencapaian BNI dalam pengelolaan keuangan berkelanjutan, pada akhir Maret 2024 BNI juga berhasil mempertahankan Rating A dari MSCI dan Rating Medium Risk dari Sustainalytics dengan skor 21,4,” pungkasnya.(jef)

Bagikan Dividen 50%, BNI Optimistis Kinerja Semakin Positif di 2024

Jakarta:(Globalnews.id) – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI berkomitmen untuk terus menjaga momentum pertumbuhan kinerja berkelanjutan melalui ekspansi bisnis yang sehat berorientasi jangka panjang.

Hal ini bertujuan untuk memastikan Perseroan dapat membukukan profitabilitas yang terus meningkat, tangguh dalam menghadapi dinamika dan tantangan ekonomi, serta dapat memberikan return yang optimal bagi negara dan para pemegang saham.

Perseroan telah mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan Tahun Buku 2023 dan telah menyetujui pembagian dividen sebesar 50% dari laba bersih tahun buku 2023, senilai total Rp10,45 triliun.

Nilai pembagian dividen naik 42,76% dari total dividen tahun buku 2022 senilai Rp7,32 triliun. Dengan demikian, nilai dividen per lembar saham kali ini ditetapkan sebesar Rp280,49.

Dengan memperhitungkan komposisi saham milik Pemerintah sebesar 60%, maka Perseroan akan menyetorkan dividen sebesar Rp6,27 triliun ke rekening Kas Umum Negara.

Adapun, porsi 50% lainnya dari laba bersih Perseroan atau senilai Rp10,45 triliun akan digunakan sebagai saldo laba ditahan untuk pengembangan usaha berkelanjutan BNI Group ke depan

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar dalam keterangan pers di Jakarta, Senin (4/3) menyampaikan, kenaikan rasio pembayaran dividen menjadi 50% di tahun ini dilakukan seiring dengan kinerja keuangan Perseroan yang terus membukukan kinerja positif dengan capaian laba bersih senilai Rp20,9 triliun di 2023.

Perseroan juga berhasil mengelola rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) pada level yang sehat mencapai 22% di Desember 2023, sehingga memiliki kapasitas untuk membagi dividen dengan rasio dan nilai yang lebih besar, sambil tetap memenuhi kebutuhan bisnis dan investasi BNI Group.

Kinerja yang positif tersebut dicapai di tengah berbagai tantangan eksternal pada tahun 2023, yang utamanya disebabkan oleh peningkatan risiko geopolitik, tingginya inflasi dan suku bunga global, serta perlambatan ekonomi di Tiongkok.

n tetap konsisten dan disiplin menjalankan program transformasi selama tiga tahun terakhir. Langkah strategis ini telah menjadi turning point yang semakin memperkuat fondasi bisnis BNI.

Perseroan berkomitmen dan berupaya disiplin untuk terus melanjutkan program transformasi agar semakin berdampak positif pada kontribusi pertumbuhan ekonomi nasional dan profitabilitas perusahaan.

Peningkatan profitabilitas akan dicapai melalui konsistensi dalam membukukan pertumbuhan kredit yang berkualitas dari segmen corporate, UMKM, dan consumer, sehingga kualitas aset berada dalam kondisi yang sehat dalam jangka panjang.

Dengan berbagai inovasi digital, Perseroan terus mendorong peningkatan produktivitas bisnis, efisiensi operasional serta kontribusi perusahaan anak. Manajemen juga proaktif mendorong berbagai program peningkatan kapabilitas SDM dan optimalisasi teknologi.

“Kinerja positif pada 2023 menandakan keberhasilan program transformasi kami di BNI. Kami berkomitmen untuk terus memperkuat fondasi bisnis dengan konsisten mendorong penguatan model bisnis dan penerapan budaya perusahaan,” ujarnya.

Baca juga: BNI Salurkan Pembiayaan Diaspora Indonesia di Hong Kong

Kredit sepanjang tahun 2023 tumbuh sebesar 7,6% Year on Year (YoY), mencapai Rp695 triliun, yang didorong oleh ekspansi di segmen berisiko rendah, yaitu korporasi blue chip baik swasta maupun BUMN, kredit konsumen, dan Perusahaan Anak.

Kontribusi Perusahaan Anak ini didukung oleh penguatan kinerja yang berkelanjutan seiring dengan transformasi Perusahaan Anak yang sedang berlangsung seperti di BNI Finance dan hibank.

“Berdasarkan sektor ekonomi, seluruh sektor secara umum tumbuh positif dengan kontributor terbesar antara lain dari sektor perdagangan, industri manufaktur, energi, dan jasa dunia usaha,” tambahnya.

Lebih lanjut, Royke menyatakan, Perseroan terus memperkuat inovasi digital dengan terus memperkuat digitalisasi pada proses bisnis, serta pengembangan platform transaction banking yang lebih advanced.

Perseroan juga proaktif meningkatkan keamanan data dan perlindungan privasi nasabah dari kejahatan siber, sehingga memungkinkan BNI untuk memiliki value proposition dan customer engagement yang unggul.

Di samping itu, Royke juga menjelaskan, sebagai bentuk komitmen Perseroan terhadap implementasi prinsip ESG, Perseroan telah melakukan upaya-upaya seperti penetapan framework dan roadmap ESG untuk jangka pendek, menengah dan panjang, dengan target Net Zero Emission (NZE) Operasional pada tahun 2028 dan NZE Pembiayaan pada tahun 2060.

Perseroan juga melaksanakan analisis risiko terkait iklim terhadap aktivitas pembiayaan untuk sektor-sektor dengan emisi tinggi, peningkatan pembiayaan ke sektor ramah lingkungan, dan melakukan inventarisasi data emisi.

Untuk pelaksanaan yang lebih optimal, Perseroan tengah mempersiapkan infrastruktur manajemen data emisi sebagai alat untuk menghitung dan memantau emisi gas rumah kaca (GRK) Perseroan.

“Keberhasilan BNI dalam mempertahankan rating A dari MSCI merupakan salah satu bukti komitmen BNI untuk terus meningkatkan implementasi ESG dalam seluruh aspek operasional bank,” sebutnya.

Perubahan Susunan Pengurus Perseroan
Selanjutnya, RUPS Tahunan BNI menyetujui perubahan pengurus Perseroan. RUPS Tahunan menyetujui pemberhentian dengan hormat Susyanto sebagai Komisaris BNI. RUPS Tahunan menyetujui pengangkatan Mohamad Yusuf Permana sebagai Komisaris.

RUPS Tahunan menyetujui pemberhentian dengan hormat dan pengangkatan kembali Askolani sebagai Komisaris BNI.

RUPS Tahunan menyetujui pemberhentian dengan hormat Adi Sulistyowati sebagai Wakil Direktur Utama BNI. RUPS Tahunan mengalihkan penugasan Putrama Wahju Setyawan sebagai Wakil Direktur Utama BNI dari sebelumnya sebagai Direktur Retail Banking BNI.
RUPS Tahunan mengalihkan penugasan Corina Leyla Karnalies menjadi Direktur Retail Banking BNI dari sebelumnya sebagai Direktur Digital & Integrated Transaction Banking BNI.

Pengangkatan Hussein Paolo Kartadjoemena sebagai Direktur Digital & Integrated Transaction Banking BNI. Sebelumnya menjabat sebagai SEVP of CorporateDevelopment &Transformation BNI.

RUPS Tahunan menyetujui pemberhentian dengan hormat Silvano Winston Rumantir sebagai Direktur Wholesale & International Banking BNI. RUPS Tahunan menyetujui pengangkatan Agung Prabowo sebagai Direktur Wholesale & International Banking BNI. Sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama BNI Sekuritas.

RUPS Tahunan menyetujui pemberhentian dengan hormat Muhammad Iqbal sebagai Direktur Institutional Banking BNI. RUPS Tahunan menyetujui pengangkatan Munadi Herlambang sebagai Direktur Institutional Banking BNI. Sebelumnya menjabat sebagai Direktur Hubungan Kelembagaan Jasa Raharja.

RUPS Tahunan menyetujui pemberhentian dengan hormat Sis Apik Wijayanto sebagai Direktur Enterprise & Commercial Banking BNI. RUPS Tahunan menyetujui pengangkatan I Made Sukajaya sebagai Direktur Enterprise & Commercial Banking BNI. Sebelumnya menjabat sebagai SEVP Remedial & Recovery BNI.

Dengan keputusan RUPS Tahunan ini, maka Susunan Anggota Dewan Komisaris BNI menjadi:

Komisaris Utama sekaligus Komisaris Independen Pradjoto,
Wakil Komisaris Utama Pahala Nugraha Mansury,
Komisaris Independen Sigit Widyawan,
Komisaris Askolani,
Komisaris Independen Asmawi Syam,
Komisaris Mohamad Yusuf Permana,
Komisaris Independen Iman Sugema,
Komisaris Independen Septian Hario Seto,
Komisaris Independen Erwin Rijanto Slamet,
Komisaris Fadlansyah Lubis,
Komisaris Robertus Billitea,

Adapun susunan Anggota Direksi Perseroan menjadi:

Direktur Utama Royke Tumilaar,
Wakil Direktur Utama Putrama Wahju Setyawan,
Direktur Digital & Integrated Transaction Banking Hussein Paolo Kartadjoemena,
Direktur Enterprise & Commercial Banking I Made Sukajaya,
Direktur Finance Novita Widya Anggraini,
Direktur Risk Management David Pirzada,
Direktur Institutional Banking Munadi Herlambang,
Direktur Network & Services Ronny Venir,
Direktur Retail Banking Corina Leyla Karnalies,
Direktur Human Capital & Compliance Mucharom,
Direktur Technology & Operations Toto Prasetio, dan
Direktur Wholesale & International Banking Agung Prabowo.

“Dengan adanya keputusan para pemegang saham ini, diharapkan BNI dapat menjadi Lembaga Keuangan yang terunggul dalam layanan dan kinerja secara berkelanjutan,” kata Royke.*

Studium Generale ITB, Dirut BNI Dorong Generasi Muda Jadi Entrepreneur

Bandung:(Globalnews.id)-UMKM dan para entreperneur sukses adalah tulang punggung dan motor pertumbuhan perekonomian negara. Terbukti, UMKM sebagai sektor produktif mampu menopang perekonomian Indonesia bahkan pada saat pandemi Covid-19 beberapa tahun lalu.

Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI Royke Tumilaar dalam Studium Generale atau Kuliah Umum di Institut Teknologi Bandung, Rabu (21/2/2024).

Menurut Royke, generasi muda harus memiliki semangat entrepreneurship karena tingkat kewirausahaan di Indonesia masih rendah jika dibandingkan dengan negara tetangga. Rasio kewirausahaan Indonesia di ASEAN hanya tercatat sebesar 3,47%, jauh di bawah negara tetangga yakni Singapura yang telah mencapai 8,76%.

Di samping itu, ketersediaan lapangan kerja tidak sebanding dengan supply tenaga kerja di pasar, merupakan aktualisasi diri dan dapat menjadi agent of development.

Oleh sebab itu, penting bagi generasi muda khususnya milenial mulai memiliki pemikiran dan minat berwirausaha dalam berkontribusi terhadap pembangunan negeri.

“Ini artinya kita punya potensi. Ayo semua generasi milenial dan gen Z agar memiliki semangat entrepreneurship untuk membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi semakin baik dan kompetitif, memiliki semangat membuka lapangan pekerjaan, bukan mencari pekerjaan”, kata Royke.

Selain itu, Royke menegaskan bahwa kewirausahaan, khususnya UMKM, merupakan motor pertumbuhan ekonomi nasional. Kontribusi UMKM terhadap GDP Nasional tercatat sebesar 61% atau senilai Rp 9.580 triliun dari total jumlah UMKM di Indonesia yang tercatat sebanyak 65,5 juta.

Kontribusi UMKM terhadap penyerapan tenaga jerja juga sangat besar yaitu mencapai 96,9% atau menyerap seesar 135,5 juta tenaga kerja dimana 32,44% masuk ke Ekosistem Digital, sementara itu kontribusi UMKM terhadap Ekspor Nasional yang tercatat sebesar 15,7%.

“Peluang untuk Milenial dan Gen Z menjadi entreperneur sangat terbuka. Tentunya bukan hanya untuk memanfaatkan potensi pasar dalam negeri, tetapi juga pasar luar negeri yang saat ini semakin terintegrasi,” katanya.

Selanjutnya, pada kesempatan kuliah umum tersebut, juga dilaksanakan Penyerahan secara simbolis CSR pembangunan Unit Layanan Terpadu (ULT) ITB dari Direktur Utama BNI, Bapak Royke Tumilaar kepada Rektor ITB Prof. Reini D Wirahadikusumah, M.Sc., Ph.D.

Bantuan CSR pembangunan ULT ITB ini merupakan bentuk nyata kepedulian BNI terhadap dunia pendidikan, sehingga dengan adanya ULT ini dapat membantu ITB dalam mewujudkan peningkatan kualitas layanan informasi pendidikan serta mewujudkan digitalisasi di lingkungan kampus ITB.

Pada kesempatan yang sama Royke juga meresmikan Outlet Tematik Banking Café yang berlokasi di dalam kampus ITB Ganesha.

Dengan hadirnya Outlet Tematik diharapkan mampu memberikan layanan yang semakin berkualitas serta efektif mewujudkan digitalisasi transaksi baik bagi, Mahasiswa (Nasabah Milenial atau Gen Z), Dosen, Karyawan, UMKM Mitra binaan ITB serta selurih civitas akademika ITB.

Rangkaian acara Kuliah umum, Penyerahan CSR ULT ITB dan peresmian Outlet tematik ini juga dihadiri oleh Direktur Institutional Banking BNI Muhammad Iqbal, Direktur Network and Services BNI Ronny Venir beserta jajaran manajemen BNI dan Jajaran Pimpinan di ITB. (Jef)

Ganda Putra Menang, BNI Apresiasi Prestasi Atlet Bulutangkis Indonesia di Ajang Indonesia Master 2024

Jakarta:(Globalnews.id)- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI memberikan apresiasi kepada para atlet bulutangkis kebanggan Indonesia yang telah berjuang sekuat tenaga sampai babak akhir ajang DAIHATSU Indonesia Master 2024.

Adapun, Wakil Indonesia yang berhasil meraih juara pada Indonesia Masters 2024 yaitu Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin (ganda putra) yang berhasil mengalahkan pasangan Denmark Kim Arstrup/Anders Skaarup Rasmussen lewat pertandingan sengit tiga set dengan skor akhir 21-12, 20-22, dan 21-11.

Tiga wakil Indonesia lainnya yaitu Anthony Sinisuka Ginting (tunggal putra), Lanny Tria Mayasari/Ribka Sugiarto (ganda putri), dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (ganda putra) berhasil mengharumkan nama Indonesia hingga babak semifinal Indonesia Masters 2024.

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyampaikan sebagai pendukung utama Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI), perseroan mengapresiasi para atlet bulutangkis Indonesia atas prestasinya dalam turnamen Super 500 ini.

“Kami ucapkan selamat kepada para atlet Indonesia atas prestasi gemilang di ajang Indonesia Masters 2024. Ini adalah prestasi gemilang yang tentunya telah membuat seluruh masyarakat Indonesia bangga. Kami pun komitmen dan *konsisten* dalam mendukung para atlet,” ujar Royke.

Royke berharap pencapaian para atlet di turnamen kali ini bisa menginspirasi generasi muda agar selalu punya semangat untuk melompat lebih tinggi.

Selain itu, BNI akan terus berkomitmen mendukung perkembangan dunia olahraga khususnya bulutangkis agar semakin berprestasi di kancah nasional dan internasional, dan selaras dengan fokus perseroan yaitu BNI Go Global.

“BNI terus mendukung atlet bulutangkis Indonesia melalui pembinaan dan pengembangan agar dapat membanggakan nama Indonesia di turnamen-turnamen selanjutnya,” pungkas Royke.

Ajang BWF World Tour Super 500 ini dihelat di Istora Senayan, pada 23-28 Januari 2024 dengan menampilkan lebih dari 190 atlet yang bersaing. Tak hanya memperebutkan lima gelar dari lima sektor tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran, ajang ini juga memperebutkan hadiah total mencapai USD 45 ribu atau setara Rp6,9 miliar. (Jef)

Dirut BNI Siap Lanjutkan Prestasi Positif di 2024

Jakarta:(Globalnews.id)-PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI optimistis melanjutkan kinerja positif pada 2024 dengan program dan prestasi yang lebih baik.

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyampaikan, perseroan telah mampu membukukan kinerja yang membanggakan, dan dibuktikan dengan beragam prestasi sehingga BNI dapat terus bertumbuh positif pada tahun ini.

Sepanjang tahun 2023, BNI telah melewati berbagai tantangan dan hal tersebut membuat perseroan mampu bangkit menjadi lebih kuat dalam memasuki 2024.

“Dalam perjalanan hidup adakalanya kita harus mengucapkan selamat tinggal, bukan selalu untuk berakhir, namun untuk memulai langkah dan pencapaian yang baru,” ujarnya.

Royke mengatakan, BNI siap mendukung percepatan ekonomi nasional tahun 2024 dengan segala tantangan yang dihadapi.

Selain mendorong pertumbuhan kredit yang lebih prudent dan sustain, BNI juga bertransformasi menjadi bank transaksional dengan memperkuat platform digital dan ekosistem transaksi, serta mempercepat implementasi tujuan pembangunan berkelanjutan atau sustainable development goals (SDGs).

“Semua dilakukan karena BNI berkomitmen untuk kemajuan bangsa dan masyarakat Indonesia,” ucapnya.

Royke menambahkan, BNI juga terus berkomitmen untuk menjaga dan meningkatkan keterbukaan serta transparansi agar terus mampu menjadi perusahaan yang informatif.

Untuk itu, perseroan optimistis dapat meraih pencapaian kinerja yang lebih baik tahun depan dibandingkan tahun ini.

“Terima kasih tahun 2023 atas semua cerita yang ditorehkan bersama, kita sambut 2024 dengan semangat baru, terus tingkatkan kolaborasi supaya bisa melompat lebih tinggi lagi,” pungkasnya. (Jef)

BNI Optimis Kinerja Tangguh Pada Tahun 2024

Jakarta:(Globalnews.id)-PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI optimis kinerja perseroan pada tahun 2024 semakin positif. Sejak didirikan tahun 1946, BNI dapat terus tumbuh dan memberikan kontribusi pada ekonomi nasional, ditandai dengan milestone dan prestasi yang tercatat dalam sejarah.

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, melihat momentum pertumbuhan ekonomi yang positif hingga periode akhir tahun ini, pihaknya optimis bisnis BNI dapat terus tumbuh sesuai target perseroan sampai dengan akhir tahun 2023, dan semakin tangguh di tahun 2024.

“Ke depannya BNI akan semakin tangguh. Kami akan terus berkomitmen untuk membukukan pertumbuhan berkualitas guna menghasilkan return yang optimal bagi para pemegang saham dalam jangka panjang. Dengan berbagai strategi penguatan fundamental kinerja, perseroan juga mendorong Return on Equity (ROE) dapat naik ke tingkat yang lebih positif,” ujar Royke dalam BNI Chief Edittor Gathering 2023, Rabu (20/19/2023)

Royke menjelaskan, kinerja BNI yang sustain telah menghasilkan peningkatan Market Cap Perseroan tertinggi sejak 2020, dari Rp71 triliun menjadi Rp199 triliun pada tahun 2023, dengan pertumbuhan rata-rata mencapai 71,8%.

Selain itu, di tengah gejolak kondisi ekonomi global tahun ini, BNI tetap mampu membukukan kinerja kuartal ketiga tahun 2023 ditandai dengan laba bersih tumbuh 15,1% secara tahunan mencapai Rp15,8 triliun.

Lalu, pertumbuhan kredit mencapai 7,8% secara tahunan menjadi Rp671,4 triliun yang didorong oleh ekspansi di segmen korporasi blue chip baik swasta dan BUMN, kredit konsumer, dan bisnis anak perusahaan.

Kualitas aset juga terus membaik, terlihat dari penurunan rasio NPL per September 2023 yang berada di level 2,3% membaik dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 3,0%, dan rasio LaR yang membaik dari 19,3% pada September 2022 ke 14,4% di September 2023.

Selain mendorong pertumbuhan kredit yang lebih prudent dan sustain, BNI juga bertransformasi menjadi bank transaksional dengan memperkuat platform digital dan ekosistem transaksi.

BNI saat ini tengah mengembangkan Super Apps untuk melayani nasabah perorangan agar semakin mudah dalam bertransaksi, investasi, pembayaran tagihan, dan lifestyle.

“Kemudian, kami terus juga meningkatkan solusi digital yang solid untuk nasabah perusahaan (business banking) yang terintegrasi, efisien, aman, dan cepat,” imbuhnya

Selain itu, Royke melanjutkan BNI juga dikenal sebagai bank pionir Green Banking dan motor penggerak pelaksana Keuangan Berkelanjutan (Sustainable Finance) di Indonesia, serta ikut berkontribusi dalam penurunan emisi di Indonesia.

“Salah satu upaya yang dilakukan oleh BNI adalah melakukan portfolio management terutama untuk industri dengan emisi tinggi, menerapkan Risk Acceptance Criteria (RAC) yang memasukan aspek ESG,” kata Royke. (Jef)

Akselerasi Pertumbuhan Kredit dan Laba, Dengan Tetap Mengedepankan Aspek Kehati-hatian dalam Manajemen Risiko dan Likuiditas di Tengah Dinamika Makro Ekonomi dan Geopolitik

JAKARTA:(Globalnews.id)- Kondisi global mengalami perubahan yang signifikan dalam satu hingga dua bulan terakhir, terutama terkait dengan peningkatan risiko geopolitik, tingginya imbal hasil obligasi di Amerika Serikat, dan perlambatan ekonomi di Tiongkok.

Dampaknya terhadap ekonomi domestik salah satunya terlihat dari volatilitas nilai tukar rupiah tahun berjalan. Namun demikian, stabilitas ekonomi dan sistem keuangan domestik relatif tetap terjaga, termasuk kinerja rupiah yang fluktuasinya tidak sedalam negara-negara berkembang lainnya.

Terkait kondisi tersebut, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI telah mengambil langkah-langkah strategis untuk menjaga kinerja tetap solid. Program transformasi yang dijalankan secara disiplin serta strategi pertumbuhan yang selektif dan terukur yang diambil, telah mampu menuntun perseroan untuk memberikan pendapatan yang optimal bagi para shareholder serta menjalankan fungsi intermediasi dengan baik.

Hal itu tercermin dari perolehan laba bersih BNI yang hingga September 2023 tumbuh sebesar 15,1% secara tahunan (Year on Year/YoY), mencapai Rp15,8 triliun, yang inline dengan market consensus.

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, pencapaian laba yang baik ini didukung kinerja kredit yang mengalami akselerasi di kuartal ketiga. Akselerasi kredit ini membuat BNI mampu mencatatkan pertumbuhan kredit sampai dengan September 2023 sebesar 7,8% YoY menjadi Rp671,4 triliun, yang didorong oleh ekspansi di segmen berisiko rendah, yaitu korporasi blue chip baik swasta dan BUMN, kredit konsumer, dan Perusahaan Anak.

“Sebagai dampak dari akselerasi kredit di segmen berisiko rendah, kualitas aset terus membaik yang terlihat dari penurunan rasio Non Performing Loan (NPL) dan rasio Loan at Risk (LaR),” ujar Royke.

Dengan demikian, kata Royke, rasio NPL per September telah berada di level 2,3% membaik dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 3,0% dan LAR di level 14,4% yang membaik dibandingkan dengan posisi 19,3% pada September tahun 2022.

Kualitas aset yang terus membaik membuat perseroan dapat mengurangi pembentukan beban Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN). Hal ini membuat credit cost membaik dari 2,0% pada September 2022 menjadi 1,4% pada September tahun ini.

Royke mengungkapkan, di tengah naiknya risiko ekonomi global, BNI mengambil langkah prudent dengan membangun likuiditas yang kuat. Hingga September 2023, Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat tumbuh 9,1% YoY, mencapai Rp747,6 triliun.

“Adapun tren kenaikan suku bunga acuan yang mempengaruhi biaya bunga dana (Cosf of Fund/CoF) memang tengah mengalami tren peningkatan dan fenomena ini terjadi merata di industri perbankan. Namun di tengah kondisi tersebut, kami bersyukur CoF kami saat ini di kisaran 2%, secara struktural masih lebih rendah dibandingkan sebelum pandemi di atas 3%,” kata Royke.

Hal ini juga tentunya didukung oleh channel digital BNI, yang mampu menghadirkan layanan yang kompetitif untuk mendorong pertumbuhan giro dan tabungan (Current Account Saving Account/CASA) berbasis transaksi yang kuat.

Rasio kecukupan permodalan atau Capital Adequacy Ratio (CAR) terus meningkat dari 18,9% tahun lalu menjadi 21,9% per September 2023, jauh di atas persyaratan modal minimum sebesar 13,8%. Tingginya rasio kecukupan permodalan ini memberikan BNI kemampuan untuk memenuhi kebutuhan ekspansi bisnis dan investasi BNI group.

Melalui agenda transformasi berkelanjutan, perseroan telah berhasil melakukan reorganisasi yang diharapkan membangun pola kerja yang lebih agile, kolaboratif, dan cermat dalam mengelola risiko.

Perseroan pun terus mendapat dampak positif dari penguatan end to end credit process. Penguatan peran dari anak usaha juga semakin positif dalam memberi kontribusi kinerja BNI Group.

“Kami sangat bersyukur melihat kinerja positif hingga kuartal ketiga 2023 ini. Kami berkomitmen untuk terus mendorong tren pertumbuhan yang baik ini, sehingga dapat memberikan kontribusi optimal dalam menjaga momentum pertumbuhan kredit dan ekonomi,” ungkap dia.

Transaksi Digital Tumbuh Solid dan Positif

Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati memaparkan, kinerja digital banking perseroan yang tumbuh positif didukung oleh inovasi digital untuk menjawab kebutuhan nasabah yang semakin beragam. Perseroan tidak hanya menghadirkan solusi keuangan yang inovatif bagi nasabah, tetapi juga terus memperkuat kapasitas dan kapabilitas layanan digital.

Hal ini terlihat dari jumlah pengguna BNI Mobile Banking hingga September 2023 yang meningkat 20,9% YoY dari sebelumnya 12,9 juta user menjadi 15,6 juta user, yang diikuti dengan peningkatan jumlah transaksi sebesar 75,3% YoY mencapai 738 juta transaksi, dan nilai transaksi yang tumbuh 53,6% YoY menjadi Rp874 triliun.

Pencapaian ini sejalan dengan strategi BNI untuk menjadikan BNI Mobile Banking sebagai One Stop Financial Solutions bagi nasabah ritel yang andal dan mampu menjawab berbagai kebutuhan layanan keuangan nasabah, mulai dari transaksi pembayaran, investasi, bahkan beyond banking, terutama lifestyle.

“Prestasi dalam kinerja BNI Mobile Banking membuktikan bahwa kami berada di jalur yang tepat dalam men-shifting layanan transaksi nasabah ke arah digital,” kata Adi Sulistyowati yang akrab disapa Susi tersebut.

Menurut Susi, BNI akan terus memperluas layanan dengan mengoptimalkan ekosistem BNI Group, membangun partnership/kemitraan strategis, terutama dalam mengoptimalkan ekosistem transaksi mitra korporasi dalam negeri hingga mitra global untuk menjawab kebutuhan nasabah di era digital banking saat ini.

Lebih lanjut Susi mengatakan, BNI juga memiliki platform BNIDirect yang menjadi total solution bagi nasabah business banking.

Adapun sampai dengan September 2023, jumlah pengguna layanan Cash Management BNI (BNIDirect) tercatat tumbuh 24,9% YoY dari 122.100 user menjadi 152.600 user, dengan pertumbuhan volume transaksi sebesar 17,2% YoY atau setara Rp5.017 triliun, dan diiringi dengan peningkatan jumlah transaksi sebesar 37,9% YoY menjadi 745 juta transaksi.

“Peningkatan transaksi tersebut didorong oleh berbagai fitur unggulan seperti payment management, collection management, liquidity management, value chain management, dan open banking solution,” ucapnya.

Akselerasi Penyaluran Kredit

Sementara itu, Direktur Finance BNI Novita Widya Anggraini menjelaskan, penyaluran kredit terus mengalami akselerasi di kuartal ketiga, dimana kredit di kuartal ketiga tumbuh 3,2% dari posisi Juni atau Quarter on Quarter (QoQ), lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya yang tumbuh 2,6% QoQ.

Akselerasi kredit ini membuat BNI mampu mencatatkan pertumbuhan kredit secara konsolidasi hingga September tahun ini sebesar 7,8% YoY. Akselerasi kredit ini dilakukan dengan tetap mengedepankan asas kehati-hatian di mana sumber pertumbuhan kredit datang dari segmen berisiko rendah yaitu korporasi blue chip baik swasta dan BUMN, dan kredit konsumer, serta dua Perusahaan Anak yaitu hibank dan BNI Finance.

Kredit segmen korporasi swasta blue chip tumbuh 19,2% YoY menjadi Rp251,6 triliun, diikuti segmen enterprise, yang merupakan direct value chain dari nasabah korporasi tersebut, tumbuh 10,2% YoY menjadi Rp57,4 triliun.

Segmen konsumer tumbuh 12,7% YoY menjadi Rp119,5 triliun, yang dikontribusikan terutama dari pertumbuhan personal loan dan kredit pemilikan rumah (mortgage). Sementara itu, secara gabungan, Perusahaan Anak mencatatkan pertumbuhan kredit 94,3% YoY, sebagai dampak transformasi bisnis yang mulai berjalan.

“Penyaluran kredit yang tinggi oleh Perusahaan Anak dihasilkan dari hibank yang fokus pada pembiayaan UMKM berbasis cluster dan BNI Finance yang fokus pada pembiayaan kepemilikan mobil di segmen konsumer,” ungkapnya.

Sejalan dengan strategi akselerasi kredit di segmen berisiko rendah tersebut, kualitas kredit terus membaik yang terlihat dari penurunan rasio NPL dan LaR. Rasio NPL per September 2023 tercatat berada di level 2,3%, telah jauh membaik jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 3,0%.

Sementara itu, rasio LaR, yang mencakup NPL, kredit pada kolektibilitas 2, dan kredit kolektibilitas lancar yang sedang direstrukturisasi tercatat sebesar 14,4%, membaik dibandingkan September tahun 2022 yang sebesar 19,3%.

“Meskipun indikator kualitas aset menunjukkan perbaikan yang kuat, kami terus mengimbanginya dengan penyediaan pencadangan pada level yang cukup untuk mengantisipasi risiko ketidakpastian di masa mendatang,” kata dia.

Rasio pembentukan beban CKPN terhadap total kredit atau credit cost hingga September 2023 sebesar 1,4%, menurun 60 bps dibandingkan credit cost yang dibentuk pada periode yang sama tahun lalu sebesar 2,0%.

CKPN yang dibentuk sangat memadai untuk meng-cover kebutuhan penambahan pencadangan bagi debitur–debitur yang masih dalam perhatian khusus. Kecukupan pencadangan ini tergambar dari rasio pencadangan untuk NPL dan LaR pada posisi September 2023, yang berada di level memadai masing–masing sebesar 324,5% dan 51,1%.

Pertumbuhan DPK hingga September 2023 mencapai 9,1% YoY lebih tinggi dari pertumbuhan kredit karena BNI menekankan pentingnya membangun likuiditas yang kuat di saat terjadi kenaikan risiko ekonomi global akhir-akhir ini.

Sementara itu, Net Interest Margin (NIM) dapat dijaga sesuai dengan target perseroan didukung oleh kemampuan BNI untuk menyeimbangkan komposisi aset dan liabilitas secara efisien.

“Kami melihat bahwa kinerja top line yang baik ini merupakan dampak dari upaya berkelanjutan yang kami lakukan melalui implementasi program transformasi. Kami optimis untuk dapat terus mempertahankan momentum pertumbuhan bisnis dan mencapai target bisnis tahun ini,” jelas Novita.

Pencapaian Kualitas Aset dan Keuangan Berkelanjutan

Direktur Risk Management BNI David Pirzada menambahkan, perseroan telah mampu mencatatkan peningkatan kualitas aset dalam buku restrukturisasi COVID-19. Pada posisi September 2023, jumlah pinjaman yang direstrukturisasi dalam program pemulihan ekonomi nasional pemerintah ini tercatat Rp33,2 triliun atau hanya tersisa 5% dari total kredit.

“Ini telah sesuai dengan harapan kami. Kami pun tetap konservatif dalam hal pembentukan pencadangan, sehingga kami yakin lebih siap dalam menghadapi periode berakhirnya program stimulus OJK tahun depan,” ujarnya.

Selanjutnya, sebagai bank pionir Green Banking dan motor penggerak pelaksana Keuangan Berkelanjutan (Sustainable Finance) di Indonesia, perseroan berkomitmen menginternalisasi prinsip keuangan berkelanjutan pada nilai-nilai, budaya kerja, strategi perusahaan, kebijakan operasional, serta sistem dan prosedur operasional perseroan.  

Sustainable Portofolio yang BNI lakukan untuk sektor-sektor ramah lingkungan hingga September 2023 tercatat, pembiayaan pada Kategori Kegiatan Usaha Berkelanjutan (KKUB) mencapai Rp178,9 triliun atau 27% dari total portofolio kredit BNI.

Sustainable Portfolio ini utamanya diberikan untuk kebutuhan pengembangan ekonomi sosial masyarakat melalui pembiayaan segmen UMKM sebesar Rp118,3 triliun, pengelolaan bisnis ramah lingkungan dan sumber daya alam hayati sebesar Rp21,5 triliun, energi baru dan terbarukan sebesar Rp10,1 triliun, pembiayaan untuk pencegahan polusi sebesar Rp3,7 triliun, serta Sustainable Portfolio lainnya sebesar Rp25,3 triliun.

Selain aktif dalam pembiayaan Sustainable Portfolio, Perseroan juga bekerjasama dengan beberapa korporasi dalam program Sustainability Linked Loan (SLL) yang digunakan untuk investasi bisnis keberlanjutan dan mendorong debitur guna menerapkan prinsip bisnis berkelanjutan, dimana hingga kuartal ketiga 2023 Portfolio SLL telah mencapai Rp4,7 triliun.

Skema ini telah banyak menyemangati mitra BNI untuk semakin ambisius dalam mencapai target kinerja bisnis berkelanjutan.

“Tentunya, kami pun menawarkan pricing yang menarik sebagai insentif bagi debitur dalam rangka meningkatkan pencapaian aspek ESG dalam bisnis usaha mereka sesuai jangka waktu yang telah disepakati. Kami ingin terus meningkatkan inisiatif tersebut agar menjadi bank dengan praktik ESG terbaik di Indonesia,” kata David.

Proyeksi dan Pencapaian Kinerja Saham

Sementara itu, Direktur Wholesale & International Banking BNI Silvano Rumantir mengungkapkan, pada 6 Oktober 2023 BNI telah secara efektif diperdagangkan dengan harga baru pasca diberlakukannya stock split dengan rasio 1:2. Tujuan dilaksanakannya stock split adalah untuk memperluas basis investor sehingga meningkatkan likuiditas saham berkode BBNI di Bursa Efek Indonesia.

“Melalui kesempatan ini, manajemen juga ingin menyampaikan apresiasi kepada pemegang saham BNI dan masyarakat atas kepercayaan yang diberikan terhadap kuatnya fundamental kinerja perseroan dan berjalannya proses transformasi di BNI yang semakin memberikan outlook yang positif terhadap kinerja BNI ke depan,” ungkap Silvano.

Dampak positifnya mulai terlihat dengan meningkatnya rata-rata volume perdagangan harian atau daily turnover BBNI di bulan Oktober 2023 yang sebesar Rp271 miliar, 18% lebih tinggi dari rata-rata daily turnover bulan Oktober 2022 yang sebesar Rp230 miliar.

Per 27 Oktober 2023 minggu lalu, BBNI ditutup pada harga Rp4.850 per lembar, sehingga nilai kapitalisasi pasar BBNI telah mencapai Rp181 triliun. Secara konsensus, analis juga menargetkan fair value saham BNI di kisaran Rp5.900 per lembar, sehingga terdapat ekspektasi harga saham BNI akan terus meningkat seiring kinerja keuangan yang solid.

“Perseroan memiliki komitmen untuk terus mencetak profitabilitas yang sehat dan sustain sehingga memberikan value yang optimal bagi seluruh pemangku kepentingan, terutama para shareholder,” pungkas Silvano. (Jef)

BNI Investor Daily Summit 2023, Dirut BNI Optimistis Ekonomi Indonesia Semakin Kuat

Jakarta:(Globalnews.id)-PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan semakin kuat, dan melanjutkan tren kinerja impresif selama tujuh kuartal terakhir.

Hal tersebut disampaikan Direktur Utama BNI Royke Tumilaar dalam openning acara BNI Investor Daily Summit 2023 bertajuk Sustaining Indonesian Growth Amidst Global Tensions, di Hutan Kota by Plataran, Jakarta, Selasa (24/10/2023).

Hadir dalam acara Presiden Joko Widodo (Jokowi), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, *Menteri PANRB Abdullah Azwar Anas, dan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi.*

Royke menyebutkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia merupakan yang tertinggi ke-3 di antara negara-negara G20, di bawah Tiongkok dan India.

Inflasi dalam negeri masih tetap terkendali, meskipun inflasi global cukup tinggi. Pada September 2023, inflasi Indonesia di angka 2,28%, terendah ke-5 di antara negara-negara G20.

Royke melanjutkan, kondisi perekonomian yang positif juga ditandai semakin banyaknya kegiatan bertaraf global di Indonesia dan maraknya kerja sama bilateral Indonesia dengan negara-negara mitra ekonomi, serta berlanjutnya pembangunan mega proyek Ibu Kota Negara atau (IKN), percepatan transisi ekonomi hijau, dan penguatan industri teknologi nasional.

“Melalui BNI Investor Daily Summit 2023, kami ingin menyampaikan pesan optimisme, khususnya kepada para investor dan pemangku kepentingan perekonomian nasional dan global,” sebutnya.

Royke mengungkapkan, BNI sebagai bank global yang mendapat mandat langsung dari pemerintah, akan selalu proaktif memanfaatkan momentum pertumbuhan ekonomi yang positif tahun ini.

Selain itu, perseroan akan mengoptimalkan peran BNI di tengah isu-isu strategis yang dihadapi Indonesia dan ekonomi global.

“Kami memiliki berbagai solusi layanan dan program yang dapat kami showcasing kepada para investor dan pemangku kepentingan global, dan tentunya akan sangat relevan dengan setiap kebutuhan program pengembangan ekonomi Indonesia ke depan,” terangnya. (Jef)