Arsip Tag: Harkopke 74

Menteri Kabinet Indonesia Maju: Hari Koperasi, Momentum Menjaga Ketahanan Ekonomi Nasional

JAKARTA:(Globalnews.id)– Koperasi di Indonesia adalah salah satu kekuatan ekonomi bangsa. Koperasi diharapkan dapat melakukan transformasi menjadi badan usaha yang semakin tangguh, mandiri, dan memberikan kesejahteraan bagi anggota dan masyarakat.

Hal itu merupakan harapan para Menteri Kabinet Indonesia Maju pada peringatan Hari Koperasi ke-74 pada 12 Juli 2021. Para menteri Kabinet Indonesia Maju turut memberikan untaian ucapan selamat kepada seluruh pelaku koperasi di Indonesia.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan koperasi telah memiliki sejarah panjang dalam memperjuangkan masyarakat serta memiliki kontribusi yang besar guna menjaga ketahanan perekonomian nasional, dalam dinamika ekonomi global.

“Semoga koperasi dapat meningkat secara nasional agar menjadi badan usaha yang tangguh, kuat dan professional dalam berbagai sektor,” kata Airlangga, beberapa hari yang lalu.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Mudhajir Effendi berharap koperasi Indonesia dapat mengejawantah menjadi kekuatan bisnis modern, berdaya saing dan berandil besar dalam perekonomian nasional.

Kepercayaan yang tinggi pada koperasi menjadi sebuah kekuatan ekonomi disampaikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. “Saya kira era ini adalah era koperasi bangkit, era koperasi yang makin professional, era koperasi yang mampu berkontribusi dengan hadirnya kemandirian perekonomian bangsa karena pandemi yang menantang kita harus melompat dan menerobos lebih tinggi ke depan,” kata Syahrul.

Senada dengan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi yang mengatakan  koperasi agar dapat terus bertransformasi menjadi badan usaha yang lebih kuat, tangguh, dan professional sehingga bermanfaat bagi anggota dan masyarakat di lingkungannya.

“Koperasi di sektor kelautan dan perikanan diharapkan dapat berkontribusi dan berperan aktif dalam mensejahterakan anggotanya,” kata Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono.

Tantangan perekonomian saat ini begitu besar. Menurut Suharso Monoarfa, Menteri PPN dan Bappenas RI tantangan ini harus menjadi momentum bagi koperasi mengubah cara kerja agar lebih efisien serta menghadirkan visi baru.

Pengakuan bahwa koperasi merupakan badan usaha yang sangat penting dan merupakan landasan ideal Pancasila dengan nilai gotong royongnya disampaikan Menteri Lingkungan hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya.

“Dalam landasan operasional sangat jelas kebijakan pemerintah Presiden Jokowi untuk memajukan koperasi dan UKM,” kata Siti Nurbaya.

Para menteri berharap koperasi di Indonesia semakin maju, semakin mandiri, kuat, unggul, dan professional dan menjadi usaha yang bisa besar. “Untung bareng koperasi,” kata para menteri. (Jef)

MenkopUKM: Pemikiran Bung Hatta Merupakan Wawasan Berharga Pengembangan Koperasi

JAKARTA:((Globalnews.id)- Sebagai Bapak Koperasi Indonesia, Bung Hatta memiliki banyak gagasan yang perlu dikaji dalam relevansinya dengan perkembangan koperasi saat ini. Pemikiran Bung Hatta memberi wawasan berharga bagaimana idealnya koperasi dibangun dan dikembangkan.

Hal itu diungkapkan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki pada acara webinar Bedah Buku Karya Lengkap Bung Hatta “Gerakan Koperasi dan Perekonomian Rakyat” yang diselenggarakan Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), Senin (12/7).

Menurut Teten, tulisan Bung Hatta banyak membahas tentang individualitas dan solidaritas, sebagai  esensi dari koperasi. Yakni, upaya bagi orang/individu memberdayakan dirinya sendiri (self help) melalui kerja sama (berko-operasi), dan memiliki solidaritas tinggi antara satu dengan yang lain.

“Koperasi memiliki karakteristik khas sebagai suatu sistem nilai, falsafah, dan organisasi yang bekerja untuk mewujudkan kesejahteraan bagi anggotanya meskipun banyak permasalahan yang timbul, baik dari sisi tata kelola organisasi, usaha, ataupun bisnis,” papar MenkopUKM.

Bagi Teten, pemikiran Bung Hatta menekankan bahwa koperasi tidak hanya berperan sebagai lembaga ekonomi, namun juga sebagai lembaga pendidikan yang salah satunya terkait pendidikan antikorupsi bagi anggota.

“Semangat berkoperasi ditranslasikan sebagai bentuk resistensi terhadap praktik individualisme dan kapitalisme. Di mana dalam usaha koperasi, prinsip kekeluargaan dan gotong royong menjadi dasar guna mencapai kesejahteraan bersama,” tegas Teten.

Namun, seiring waktu, Teten mengakui bahwa banyak pemasalahan yang dihadapi koperasi sehingga cita-cita untuk mewujudkan koperasi sebagai sokoguru ekonomi Indonesia belum tercapai.

“Karena koperasi belum sepenuhnya menjadi pilihan utama kelembagaan ekonomi rakyat,” tandas Teten.

Untuk itu, lanjut Teten, perlu peningkatan partisipasi anggota, indeks pembangunan manusia, dan ekosistem usaha yang mendukung agar koperasi menjadi lembaga usaha pilihan masyarakat.

Seperti diketahui, partisipasi masyarakat Indonesia untuk menjadi anggota koperasi masih rendah dengan hanya sebesar 8,41%, masih di bawah rata-rata dunia yang mencapai 16,31%.

Meskipun ada juga daerah yang tingkat partisipasinya tinggi seperti di Provinsi NTT yang penduduknya sudah mencapai 50% dah juga Provinsi Kalimantan Barat.

“Saya ingin mengajak LP3ES untuk meneliti mengapa di Provinsi NTT dan Kalimantan Barat tingkat keinginan masyarakat untuk berkoperasi cukup tinggi,” ulas MenkopUKM.

Teten pun mencontohkan banyak koperasi yang sukses, bukan hanya sebagai lembaga usaha, juga sebagai entitas sosial bagi anggotanya. Di antaranya adalah Koperasi Produsen Baitul Qiradh Baburrayyan, yang menguasai pasar ekspor 345,6 ton Kopi Arabica Gayo ke pasar Amerika Serikat dan Eropa.

“Ini satu-satunya koperasi yang memiliki akses penjualan kopi langsung ke Starbucks,” ucap Teten.

Koperasi sukses lainnya adalah Koperasi Telekomunikasi Seluler (Kisel) yang pada 2018 menduduki peringkat 94 dari 300 koperasi besar dunia. Kisel dapat menjadi prototype koperasi modern dengan diversifikasi usaha tinggi dan memiliki 5 anak usaha berbentuk Perseroan Terbatas (PT) yang bergerak di bidang penyaluran tenaga outsourcing, MICE, office support, infrastruktur, telekomunikasi, dan digital business solution.

Ada juga Koperasi Benteng Mikro Indonesia yang tidak hanya sukses membesarkan bisnis/usaha, namun juga memberikan kontribusi sosial yang besar melalui program Hibah Rumah Siap Huni/HRSH. Dari tahun 2015 hingga akhir Maret 2021 sebanyak 293 rumah diserahkan kepada  anggota dan non anggota.

Oleh karena itu, Teten menegaskan bahwa upaya rebranding koperasi sebagai entitas bisnis yang modern, kontributif, dan kompetitif, terus dillakukan melalui beberapa strategi pengembangan koperasi.

Antara lain pengembangan model bisnis koperasi melalui korporatisasi pangan, pengembangan Factory Sharing dengan kemitraan terbuka agar terhubung dalam rantai pasok, hingga pengembangan Koperasi Multi Pihak.

“Juga, penguatan kelembagaan dan usaha anggota koperasi melalui strategi amalgamasi atau spin off dan split off,” jelas Teten.

Di samping itu, pengembangan korporatisasi pangan melalui koperasi (arahan Presiden dalam Rapat Terbatas tanggal 10 Desember 2019) bersinergi dengan K/L, Pemerintah Daerah, mitra, dan stakeholders lainnya untuk memperkuat ketahanan pangan nasional.

Teten menambahkan, beberapa program korporatisasi melalui koperasi yang sedang dikembangkan antara lain pengembangan komoditas kacang koro di Sumedang, sayur-mayur dan buah-buahan di Ciwidey, Bandung (Jawa Barat), komoditas pisang di Tanggamus (Lampung), Bener Meriah (Aceh), Lumajang (Jawa Timur), dan Garut (Jawa Barat) yang bekerja sama dengan Kementerian Pertanian, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pemerintah Daerah, dan  PT Great Giant Pineapple.

Begitu juga dengan pengembangan komoditas udang Vaname di Muara Gembong, Bekasi (Jawa Barat) dan udang Windu di Pinrang (Sulawesi Selatan) yang bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Lebih lanjut, pengembangan peternakan sapi perah dan susu di Batu, Malang (Jawa Timur) dan Pengalengan, Bandung (Jawa Barat) bekerja sama dengan K/L dan Industri Pengolahan Susu (IPS).

“Selain itu, ada pengembangan komoditas ayam dan telor yang bekerja sama dengan Kementerian Pertanian. Perlu dilakukan pengembangan industri peternakan melalui koperasi di wilayah-wilayah dengan kasus stunting tinggi,” imbuh MenkopUKM.

Teten pun meyakini, dengan membaca buah pemikiran Bung Hatta, kita dapat memperoleh inspirasi dan wawasan pengembangan koperasi yang sesuai dengan pemikiran dan semangat awalnya.

*Rakyat Mandiri*

Dalam kesempatan yang sama, Prof. Meutia Hatta selaku perwakilan dari Keluarga Bung Hatta mengatakan, membangun ekonomi rakyat bagi Bung Hatta adalah prioritas untuk mengangkat martabat rakyat dan menjadikan rakyat mandiri.

Mengutip kalimat Bung Hatta pada halaman 19-20 dari buku 6 KLBH yang dibahas ini, rahasia koperasi terletak pada dua tiang, yaitu solidaritas dan individualitas.

“Jika hilang salah satu dari kedua itu, tidak sempurna jalannya,” kata Meutia.

Meutia mengatakan, bangsa Indonesia yang mau menempuh jalan ini sebagai perusahaan ekonominya, mesti memperlihatkan dasarnya itu.

“Keduanya tidak didapat seperti itu saja, melainkan dengan didikan,” tukas Meutia.

Terkait koperasi Indonesia yang belum terdaftar dalam daftar 300 koperasi besar dunia, Meutia tetap bangga karena memiliki 100 koperasi besar Indonesia yang  diterbitkan Majalah Peluang,

“Pada saatnya nanti, kalau kapitalisme dan liberalisme sudah meredam, nama koperasi Indonesia pasti muncul dalam 300 koperasi besar dunia. Dan itu kita harapkan waktunya tidak lama lagi,” kata Meutia Hatta.

Sementara itu, Dewan Redaksi Buku Karya Lengkap Bung Hatta, Emil Salim, mengatakan, gagasan yang diambil Bung Hatta adalah bangunan ekonomi bukan PT, tetapi koperasi dan dalam koperasi didasarkan suatu semangat gotong royong, semangat masyarakat.

“Lahirlah gagasan koperasi sebagai usaha bersama, yang membangun kesejahteraan bersama bukan untuk modal melainkan kebersamaan dan gotong royong, kata Bung Hatta,” pungkas Emil.(Jef)

Peringatan Hari Koperasi ke-74, Koperasi Di-rebranding Sebagai Entitas Bisnis Modern

JAKARTA:(Globalnews.id) – Sebagai langkah konkret puncak Peringatan Hari Koperasi ke-74 pada 12 Juli 2021, koperasi di Indonesia akan di-rebranding sebagai entitas bisnis yang modern, kontributif, dan kompetitif.

“Kami memiliki empat strategi dalam upaya pengembangan koperasi modern. Pertama, pemgembangan model bisnis koperasi melalui korporatisasi pangan. Kedua, pengembangan Factory Sharing dengan kemitraan terbuka agar terhubung dalam rantai pasok. Ketiga, pengembangan Koperasi Multi Pihak. Dan keempat, penguatan kelembagaan dan usaha anggota koperasi melalui strategi amalgamasi (spin off dan split off),” kata Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam acara Puncak Peringatan Hari Koperasi ke-74 yang digelar secara virtual, Senin (12/7/2021).

Menteri Teten mengatakan, dukungan regulasi berupa UU Nomor 11 Tahun 2020 dan PP Nomor 7 Tahun 2021, tidak hanya memuat kemudahan bagi koperasi, tetapi juga menjadi peluang yang dapat dimanfaatkan koperasi dan UMKM. Antara lain amanat UU bahwa program belanja Kementerian/Lembaga dengan proporsi sebesar 40% untuk UMKM. Selain itu, pemanfaatan fasilitas infrastruktur publik, seperti rest area, bandara, pelabuhan, stasiun, mall dan infratsruktur publik lainya sebesar 30% juga untuk UMKM.

Teten menekankan bahwa entrepreneurship mindset dari koperasi juga harus diubah. Koperasi Simpan Pinjam atau Credit Union perlu melakukan transformasi bisnis dengan mulai masuk membiayai sektor-sektor produktif. Tidak hanya itu KSP atau CU juga harus melakukan inovasi diversifikasi jenis usaha.

“Pemerintah juga mendukung inovasi pada koperasi salah satunya melalui digitalisasi, dengan peluncuran IDX COOP (Portal Inovasi Koperasi) pada tahun 2020, yang mendokumentasikan berbagai gagasan dan praktik inovasi perkoperasian,” katanya.

Teten mengaku saat ini berbagai masalah atau kasus koperasi muncul karena kelalaian, salah kelola, maupun praktik koperasi bodong.

“Sebagai solusi, pemerintah melakukan penguatan fungsi pengawasan melalui reformasi pengawasan koperasi dengan menghadirkan PermenKopUKM Nomor 9 tahun 2020,” katanya.

Selain itu, pemerintah juga melakukan peningkatan awareness serta literasi keuangan masyarakat melalui sosialisasi dan publikasi media sosial, pengecekan koperasi melalui sistem ODS dan NIK atau konfirmasi ke Kementerian maupun Dinas KUMKM setempat, serta pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas Koperasi yang tersebar di seluruh Indonesia dengan tujuan untuk lebih memperketat pengawasan koperasi.

*Untung Bareng Koperasi*

Tahun ini Peringatan Hari Koperasi ke-74 mengusung tagline “Untung Bareng Koperasi” yang dirayakan dengan doa bersama dan rangkaian kegiatan secara virtual sebagai bentuk adaptasi terhadap kondisi pandemi.

Teten menegaskan pentingnya untuk membangun kesadaran masyarakat Indonesia bahwa koperasi memiliki potensi besar untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

“Selain peningkatan ekonomi anggota, koperasi diharapkan juga menjadi lembaga sosial dan lembaga pendidikan bagi anggota dan masyarakat,” katanya.

Namun saat ini, ia mengakui, koperasi belum sepenuhnya menjadi pilihan utama kelembagaan ekonomi rakyat. Hal ini dilihat dari rendahnya partisipasi penduduk menjadi anggota koperasi yakni sebesar 8,41%.

“Kira-kira masih di bawah rata-rata dunia yang mencapai 16,31% meskipun ada juga yang tingkat partisipasinya tinggi seperti Provinsi NTT dan Provinsi Kalimantan Barat. Rendahnya kontribusi koperasi terhadap perekonomian nasional yang saat ini sebesar 5,1%,” katanya.

Lebih lanjut ia mengatakan saat ini koperasi Indonesia sedang mengalami tiga disrupsi sekaligus. Pertama, disrupsi pandemi yang mengubah pola aktivitas dan munculnya norma baru. Kedua, disrupsi demografi di mana BPS mencatat struktur demografi didominasi oleh generasi milenial, generasi Z, dan generasi alpha dengan total populasi mencapai 64,69%. Ketiga, disrupsi teknologi atau era Revolusi Industri 4.0 dengan kemudahan akses teknologi.

Dalam menanggapi tiga disrupsi itu, Teten mengatakan, pemerintah merumuskan rencana pengembangan ekonomi Indonesia dalam lima tahun ke depan sebagaimana tertuang dalam RPJMN tahun 2020-2024. Khusus terkait koperasi, ditargetkan peningkatan kontribusi PDB koperasi terhadap PDB nasional sebesar 5,5% dan pengembangan 500 koperasi modern pada tahun 2024.

Pandemi Covid-19 diakui Teten berdampak negatif tidak hanya pada sektor kesehatan, namun juga memukul berbagai sektor perekonomian, dengan ragam konsekuensi seperti Pemutusan Hubungan Kerja, penurunan omset, dan penerapan kebijakan internal untuk efisiensi biaya organisasi. Koperasi secara langsung maupun tidak langsung turut terdampak.

Teten juga mengajak seluruh kalangan masyarakat untuk secara bersama-sama mendukung diterapkannya PPKM Darurat sebagai langkah yang harus diambil pemerintah untuk menurunkan dan mengendalikan penyebaran kasus Covid-19.

Pada peringatan Puncak Hari Koperasi ke-75, hadir secara virtual para anggota, pengurus, pengawas, manajer, dan karyawan koperasi di seluruh Indonesia.

Saat menutup pidatonya Teten mengutip penggalan Pidato Bung Hatta pada Hari Koperasi tahun 1951.

“Segala yang bekerja adalah anggota dari koperasinya, sama-sama bertanggung jawab atas keselamatan koperasinya.
Makmur koperasinya, makmurlah hidup mereka, rusak koperasinya, rusaklah hidup mereka bersama.”

Karenanya, lanjut Teten, rumusan kebijakan pengembangan koperasi oleh pemerintah tidak akan terealisasi tanpa adanya peran aktif dari anggota, pengurus, pengawas, dan pengelola koperasi. (Jef)

Manfaatkan Momentum Hari Koperasi ke-74, KemenkopUKM Tetapkan Strategi Transformasi Wujudkan Koperasi Modern

JAKARTA:(Globalnews.id)- Dalam rangka meningkatkan kapasitas, jangkauan, dan inovasi koperasi, serta mewujudkan arahan Presiden agar UMKM Naik Kelas dan Modernisasi Koperasi, Kementerian Koperasi dan UKM menetapkan empat strategi transformasi. “Yaitu, modernisasi koperasi, transformasi usaha informal ke formal, transformasi digital dan pemanfaatan teknologi usaha, serta transformasi ke dalam rantai nilai global,” papar Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Arif Rahman Hakim, dalam wabinar Hari Koperasi ke-74 Tahun 2021, Sabtu (10/7).

Turut hadir sebagai narasumber dalam acara Webinar Hari Koperasi ke-74 dengan tema “Menciptakan Ekosistem Koperasi Berbasis Anggota Menuju Koperasi Modern,” Akademisi dan Peneliti Perkoperasian IPB Lukman Mohammad Baga, Ketua KSP Kopdit Pintu Air Yakobus Jano dan Presiden Direktur Koperasi Syariah BMI Kamarrudin Batubara.

Saat ini, lanjut Arif, pemerintah merumuskan rencana pengembangan ekonomi Indonesia dalam lima tahun ke depan sebagaimana tertuang dalam RPJMN 2020-2024. “Khusus terkait koperasi, ditargetkan peningkatan kontribusi PDB koperasi terhadap PDB nasional sebesar 5,5%, dan pengembangan 500 koperasi modern pada tahun 2024,” kata Arif.

Menurut Arif, guna mewujudkan target di atas sekaligus rebranding koperasi sebagai entitas bisnis yang modern, kontributif, dan kompetitif, pihaknya menerapkan beberapa strategi pengembangan koperasi.

Antara lain, pengembangan model bisnis koperasi melalui korporatisasi pangan, seperti pada komoditas pisang mas kirana dan cavendis di Lampung dan Aceh, serta kacang koro di Jawa Barat.

Selain itu, penguatan kelembagaan dan usaha anggota koperasi melalui strategi amalgamasi (spin off dan split off), seperti pengembangan grup koperasi yang integratif dipraktikkan Pintu Air di Provinsi NTT, melakukan diversifikasi usaha yang semula hanya koperasi kredit menjadi berbagai lini usaha seperti garam, holtikultura, ritel modern.

Ada juga pengembangan Factory Sharing dengan kemitraan terbuka agar terhubung dalam rantai pasok, dimana kami mencoba menghubungkan antara offtaker dengan koperasi. “Seperti yang sudah berjalan di PT Great Giant Pineapple dengan Koperasi Tani Hijau Makmur pada komoditas pisang dan Koperasi Tani Mulus dengan PT Global Caracas pada komoditas beras,” ungkap Arif.

Tak ketinggalan, pengembangan Koperasi Multi Pihak, dimana koperasi yang memiliki minimal dua jenis kelompok anggota yang berbeda, untuk mengagregasi kepentingan serta memberi manfaat yang wajar dan berkeadilan. “Kami juga sedang siapkan regulasinya terkait koperasi multi pihak,” tandas Arif.

Tak hanya itu, kata Arif, pemerintah juga mendukung inovasi pada koperasi yang salah satunya melalui digitalisasi, dengan peluncuran IDX COOP (Portal Inovasi Koperasi) pada tahun 2020 yang mendokumentasikan berbagai gagasan dan praktik inovasi perkoperasian.

Dengan digitalisasi diharapkan dapat mengubah karakteristik koperasi di Indonesia yang jumlahnya cukup banyak namun skala usahanya masih kecil, kurang inovasi dan belum berdaya saing, menjadi terwujud integrasi usaha hulu-hilir dengan pelibatan kemitraan para pihak dalam rantai pasok (inclusive closed loop), skala usaha menengah atau besar; koperasi menjadi “magnet” bagi partisipasi anggota, masyarakat, investor serta pengelolaan usaha secara profesional.

Lebih jauh, Arif menekankan bahwa mindset entrepreneurship dari koperasi juga mesti diubah. Koperasi khususnya Koperasi Simpan Pinjam/Credit Union perlu melakukan transformasi bisnis dengan mulai masuk membiayai sektor-sektor produktif.

“Setelah melihat fakta terjadinya over likuiditas di KSP/CU sampai pada akhirnya membatasi jumlah simpanan anggota. KSP/CU juga harus melakukan inovasi diversifikasi jenis usaha,” pungkas Arif. (Jef)