Arsip Tag: KUD Mino Saroyo

KUD Mino Saroyo Role Model Koperasi Nelayan Digital dalam Program Magang KemenKopUKM

Cilacap:(Globalnews.id)- Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menjadikan KUD Mino Saroyo asal Cilacap, Jawa Tengah, sebagai role model koperasi nelayan yang telah menerapkan digitalisasi dalam Program Magang KemenKopUKM yang bertujuan untuk mengembangkan koperasi nelayan dan perikanan di Indonesia.

Deputi Bidang Perkoperasian Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) menempatkan para peserta magang untuk belajar di KUD Mino Saroyo. Peserta magang tercatat sebanyak 120 orang, yang terbagi dalam 4 batch (kelompok). Dalam setiap kelompok terdiri dari 30 orang yang berasal dari 10 koperasi nelayan atau perikanan yang berasal dari berbagai wilayah mencakup Sulawesi, Kalimantan, NTB, Aceh, Bangka Belitung, Lampung, Jatim, Jabar, Jateng, dan daerah lainnya.

“Melalui program magang ini kami berharap koperasi-koperasi bisa belajar sistem manajemen dan administrasi pengelolaan koperasi dengan lebih baik di koperasi kami,” kata Ketua KUD Mino Saroyo Untung Jayanto di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tegalkatilayu, Kabupaten Cilacap, Jateng, Kamis (28/9).

Untung menekankan pentingnya para pengurus koperasi untuk memberikan motivasi dan kedisiplinan kepada pengelola (karyawan) koperasi, sehingga koperasi bisa maju.

Menurut Untung, mengelola koperasi secara digital sangat mempermudah kinerja karyawan dan pengelola. Termasuk dalam manajemen TPI agar dapat dilakukan secara cepat, tepat, dan akurat.

“Bahkan, di TPI kami, dari mulai penimbangan hasil laut hingga proses pelelangan sudah menerapkan sistem digital. Dan proses itu sudah terintegrasi dengan sistem yang ada di KUD Mino Saroyo. Jadi, kami bisa memonitor semua kegiatan yang ada,” kata Untung.

Salah seorang peserta magang bernama M Nawawi dari KUD Usaha Mandiri (Kabupaten Belitung) mengatakan, koperasinya yang bergerak di sektor usaha penjualan oli dan gas kini sedang membangun SPBU Nelayan yang ditargetkan akan beroperasi pada Desember 2023. “SPBU milik kami ini di tahap awal nanti hanya diperuntukkan bagi para nelayan anggota koperasi,” kata Nawawi.

Dengan begitu, Nawawi merasa beruntung bisa mengikuti program magang di KUD Mino Saroyo. “Di sini, kita belajar penerapan digital dalam mengelola koperasi, termasuk manajemen pengelolaan SPBU Nelayan,” kata Nawawi.

Peserta magang dari Koperasi Nelayan Inti Rakyat asal Tenggamus, Lampung, bernama Siti Nurul Kholifatul Awaliyah mengatakan, manfaat dari magang ini adalah kesempatan mendapatkan ilmu mengelola koperasi yang baik secara digital, baik dari sisi manajemen keuangan hingga produksi. “Koperasi kami bergerak di usaha simpan pinjam, pengolahan makanan berbahan dasar ikan, dan produksi ikan asap,” ucap Siti Nurul.

Bahkan, kata Siti Nurul, koperasinya sudah memiliki rencana untuk membangun dan mengelola SPBU Nelayan. “Jadi, kami belajar di KUD Mino Saroyo tentang bagaimana mengelola SPBU Nelayan dengan baik dan benar,” kata Siti Nurul.

Sedangkan Hermanto dari KUD Bina Mina di Desa Muara Gading Mas, Lampung Timur menjelaskan bahwa salah satu unit usaha koperasinya adalah pengelolaan Tempat Pelelangan Ikan (TPI). “Namun, TPI kami belum menerapkan digitalisasi seperti di Mino Saroyo,” kata Hermanto.

Oleh karena itu, Hermanto akan mencoba menerapkan digitalisasi di TPI miliknya setelah program magang tersebut. “Di Mino Saroyo sudah sistem digital semua, dari mulai ikan datang dari nelayan, penimbangan, masuk bakul, hingga ke kasir. Proses digitalisasi yang saya ikuti begitu menyenangkan,” kata Hermanto.

Ada juga Nanik Wahyunita, Ketua Koperasi Nelayan Gastra Sukses Mandiri (Banyuasin, Sumsel) yang menjelaskan bahwa bidang usaha koperasinya selain unit simpan pinjam adalah pengolahan makanan berbahan baku ikan. Karena, wilayahnya dikenal sebagai penghasil ikan yang terbilang besar.

Nanik mengakui dirinya antusias mengikuti program magang selama 7 hari ini karena bisa menerima dan mendengar paparan ilmu dari para narasumber berkompeten yang sangat dibutuhkan untuk pengembangan dan kemajuan koperasinya. “Terutama, terkait implementasi dan aplikasi digital di koperasi,” kata Nanik.

Hal senada disampaikan Muhammad Nuh, peserta magang dari Koperasi Konsumen Cualai Laut Jaya (Aceh Timur). Menurut Nuh, bekal ilmu yang didapatnya dalam program magang akan diterapkan di koperasinya yang memiliki usaha jual beli ikan layur (cualai).

“Khususnya, menyangkut digitalisasi koperasi yang saya nilai sukses diterapkan di KUD Mino Saroyo,” kata Nuh.

Selain mendapat ilmu pengetahuan berharga, Nuh juga bisa belajar bersama mitra bisnis sesama koperasi nelayan dan perikanan. “Banyak bisnis yang bisa kita kerja samakan, antar tingkat provinsi hingga kabupaten,” kata Nuh.

*Metode ATMR*

Sementara itu, Asisten Deputi Pengembangan SDM Perkoperasian dan Jabatan Fungsional KemenKopUKM Nasrun Siagian menjelaskan, kegiatan magang merupakan satu model pembelajaran dalam transfer pengetahuan dengan metode Amati, Tiru, Modifikasi, dan Replikasi atau ATMR. “Tapi, dengan tetap menyesuaikan dengan kearifan lokal dan kemampuan koperasi,” kata Nasrun.

Terkait pemilihan koperasi modern sebagai tempat magang, juga tidak sembarangan. KUD Mino Saroyo yang berdiri sejak 1942 dan beranggotakan 8.322 orang, telah berhasil dalam mengembangkan usahanya melalui unit-unit bisnis dan menyejahterakan nelayan.

“KUD Mino Saroyo juga merupakan koperasi yang berhasil dalam Program Solar untuk Koperasi (Solusi) Nelayan yang ditujukan agar penyaluran bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi khusus nelayan bisa selalu tepat sasaran,” kata Nasrun.

Begitu juga dengan digitalisasi, KUD Mino Saroyo sudah mengadopsi Aplikasi CUSO Minos untuk memonitor penggunaan solar subsidi bagi nelayan Koperasi Mino Saroyo dan mencatat produktivitas tangkapan ikan.

Aplikasi digital CUSO Minos juga bisa memonitor penggunaan BBM oleh nelayan untuk melaut dan mencatat produktivitas tangkapan nelayan yang dijual di TPI (Tempat Pelelangan Ikan) secara digital.

KUD Mino Saroyo saat ini telah mampu mengelola 8 Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di wilayah Cilacap. Salah satunya TPI Higienis PPS. Komoditas utamanya, ikan tuna, cakalang, udang, dan layur.

KUD ini juga sudah memiliki kapal sendiri untuk mencari ikan, memiliki 5 unit SPBU Nelayan, dan 1 unit Fixed Bunker Agent (FBA) yang baru dibangun untuk memenuhi kebutuhan BBM industri bagi kapal-kapal berukuran di atas 30 gross tonage (GT).(Jef)

KemenKopUKM Tetapkan KUD Mino Saroyo Jadi Role Model Koperasi Perikanan Nasional Modern

Cilacap:(Globalnews.id) – Kementerian Koperasi dan UKM menargetkan terciptanya 500 koperasi modern pada tahun 2024 mendatang. Koperasi Unit Desa (KUD) Mino Saroyo, menjadi salah satu pilot project, sekaligus role model, sebagai Koperasi Perikanan Nasional Modern di tahun 2021.

Deputi Bidang Perkoperasian Kementerian Koperasi dan UKM, Ahmad Zabadi menyampaikan, pihaknya telah mengidentifikasi dan menetapkan lokus di Kabupaten Cilacap, KUD Mino Saroyo sebagai salah satu piloting koperasi pangan modern di tahun 2021.

“Sejalan dengan penetapan koperasi pangan modern, pemilihan KUD Mino Saroyo juga menjadi salah satu koperasi di sektor perikanan dan kelautan yang akan diunggulkan, menjadi role model pada program Korporasi Petani dan Nelayan, dalam rangka peningkatan pendapatan petani dan nelayan,” ungkap Ahmad Zabadi Deputi Bidang Perkoperasian Kementerian Koperasi dan UKM saat meninjau Tempat Pelelangan Ikan KUD Mino Saroyo, Cilacap, Sabtu (20/12).

Zabadi menjelaskan, KUD Mino Saroyo menjadi buah bibir dari berbagai pihak, baik pemerintah dan juga swasta, karena pencapaiannya.

“KUD Mino Saroyo telah memiliki 14 unit usaha, seperti unit pengelola Tempat Pelelangan Ikan (TPI), Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), Warung Serba Ada (Waserda), dan lainnya. Saat ini jumlah anggota sebanyak 8.428 orang dengan kepemilikan aset sebesar Rp28,8 miliar serta omzet sebesar Rp234,9 miliar. Selain itu, KUD Mino Saroyo juga telah bekerjasama dengan berbagai pihak, termasuk pengusaha Jepang dan PT Toxindo Prima yang berperan menjadi offtaker,” ungkap Zabadi.

Untuk itu lanjut Zabadi, Kementerian Koperasi dan UKM akan melakukan pendampingan bagi KUD Mino Saroyo, agar menjadi role model bagi koperasi lainnya.

“Bisnis yang dikelola oleh KUD Mino Saroyo memberikan suatu gambaran bahwa terintegrasi nya usaha-usaha yang dilakukan koperasi ini dalam rangka memenuhi kebutuhan nelayan mulai dari tempat pelelangan ikan, penyediaan sarana prasarana, penangkapan ikan, termasuk kebutuhan bahan bakarnya. Ini sangat bagus, kita ingin jadikan role model untuk Koperasi Perikanan Nasional. Karenanya, kami melihat potensi dan capaian oleh KUD Mina saroyo, kami sangat respek, apresiasi dan ikut bangga,” jelas Zabadi.

Zabadi menambahkan, untuk menjaga kualitas ikan agar tetap baik, segar, dan kemudian memenuhi standar ekspor, proses sertifikasi ekspor tentu diperlukan beberapa pemenuhan standart.

“Sertifikasi sebagai eksportir sedang kita bantu siapkan, InsyaAllah kita dalam proses ini, kita akan dampingi. Saat ini kami juga bekerjasama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan sedang memberikan bimbingan teknis dalam rangka menyiapkan KUD Mino Saroyo, bukan saja untuk digitalisasinya tapi juga proses manajemen yang memenuhi kapasitas sebagai eksportir,” tutup Zabadi.

Diwaktu yang sama, Ketua KUD Mino Saroyo Untung Jayanto mengatakan, hal Ini merupakan terobosan baru bagi KUD Mino Saroyo, selain dapat menjadi contoh bagi koperasi lain, ia berharap dapat mendorong peningkatan skala ekonomi bagi anggotanya.

“Kami memberikan apresiasi terhadap pemerintah dalam hal ini Kementerian Koperasi dan UKM, dan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Ini merupakan penyemangat bagi kami,” tegas Untung.

Ia menceritakan, seluruh Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Kabupaten Cilacap ini dikelola oleh KUD Mino Saroyo.

“Kami mendapat kepercayaan dari Pemerintah Kabupaten Cilacap untuk mengelola TPI ini. Maka semangat kami adalah bagaimana kami dapat meningkatkan kesejahteraan anggota dan nelayan,” ucap Untung.

Untung menambahkan, pihaknya akan melakukan terobosan usaha yang baru, salah satunya ekspor. TPI sudah dikelola oleh koperasi, selanjutnya harus mampu melakukan ekspor.

“Untuk mencapai hal tersebut, kita masih butuh support dari pemerintah, bantuan dari pemerintah berupa pendampingan digitalisasi agar semua unit-unit usaha kami dapat berkembang,” pungkas Untung. (Jef)