Arsip Tag: wirausaha

Kemenkop UKM Mengajak Uniku Aktif Kembangkan Wirausaha Muda Produktif

Kuningan:(Globalnews.id)-:Kementerian Koperasi dan UKM menargetkan lahirnya 500 ribu wirausaha produktif sampai dengan tahun 2024 untuk mencapai target rasio kewirausahaan sebesar 4 persen di tahun itu. Saat ini rasio kewirausahaan di Indonesia masih 3,47 persen atau di kisaran 8,5 juta pengusaha.

“Target rasio kewirausahaan sebesar 4 persen produktif itu diprediksi banyak bersumber dari kampus atau Perguruan Tinggi,” kata Sekretaris KemenkopUKM Arif Rahman Hakim usai bersilaturahmi dengan jajaran Rektorat Universitas Kuningan (Uniku) di Kuningan, Jum’at (2/4/2021).

Dalam kunjungan itu, Sekretaris KemenkopUKM didampingi Sekretaris Deputi Bidang Kewirausahaan Talkah Badrus, Kepala Biro Komunikasi dan Teknologi Informasi Budi Mustopo. Sementara Rektorat Uniku diwakili Wakil Rektor III Haris Budiman dan jajarannya.

SesmenkopUKM memberikan apresiasi kepada Uniku yang sudah memiliki unit kewirausahan dan sudah menjadi inkubator pengembangan UMKM baik di kampus maupun sekitar.

“Uniku punya target menumbuhkan wirausaha dan itu sejalan dengan salah satu fokus KemenkopUKM yaitu menumbuhkembangkan wirausaha di tanah air.
“Nanti kita konsolidasikan kerjasama program kewirausahaan, mudah-mudahan Uniku mampu jadi pusat pengembangan wirausaha di Kuningan,” kata Arif Rahman Hakim.

SesmenkopUKM mengatakan, kampus juga bisa menjadi wadah diseminasi dan sosialisasi kegiatan koperasi dan UKM, misalnya UU Cipta Kerja dan PP No. 7 Tahun 2021, dimana kalangan kampus juga harus tahu bagaimana informasi seputar pengembangan UMKM.

“Contohnya sekarang kita memiliki 69 juta UMKM yang mayoritas belum memiliki legalitas usaha. Mahasiswa juga harus memahami proses membentuk badan usaha yang sederhana. Kita bisa kerjasama,” kata Arif Rahman Hakim.

SesmenkopUKM Arif memaparkan, ada empat fokus yang sedang dilakukan KemenkopUKM, dimana salah satunya adalah menumbuhkan Wirausaha Produktif, yang diharapkan banyak tumbuh dari kampus. “Saat ini sudah ada seratusan kampus yang bergabung sehingga kita sudah bisa melakukan kerjasama dan sinergi. Yang sudah misalnya dengan ITB, Prasetya Mulya, Univ. Pamulang dan banyak lagi. Kami memperkirakan ada 500 kampus yang potensial untuk pengembangan unit wirausahanya,” tambah Arif.

“Dengan menggandeng potensi wirausaha di kampus, juga kerjasama dengan Pemda yang mencapai 514 kabupaten/kota, sehingga semua ikut terlibat, Insya Allah target 500 ribu wirausaha produktif akan tercapai,” tambah Arif Rahman Hakim.

Sementara itu, Wakil Rektor II Uniku Haris Budiman mengatakan program mahasiswa merdeka yang dicanangkan Mendikbud, mengharuskan kampus untuk melakukan reorientasi kembali kurikulumnya terutama Tridarma Perguruan Tinggi yang mengharuskan kampus bermitra dengan instansi dan lembaga, dunia usaha atau dunia industri, agar mahasiswa saat lulus langsung bisa bekerja.

“Hal itu juga membuat Uniku sangat _concern_ pada pemberdayaan masyarakat dan pengembangan kewirausahaan kemahasiswaan kami juga membentuk kantor pusat kewirausahaan yang salah satunya adalah mengembangkan koperasi termasuk Koperasi Mahasiswa atau Kopma,” jelas Haris.

Karena itu, Haris berharap kerjasama dengan KemenkopUKM bisa menumbuhkan wirausaha baru dan produktif di kalangan mahasiswa. Begitu juga dengan pengembangan Kopma yang diarahkan pada koperasi modern.
Uniku yang berdiri 2003 kini memiliki 350 dosen dan 6.700 mahasiswa lima fakultas, satu jurusan Pasca Sarjana.(Jef)

KemenkopUKM Akan Cetak Wirausaha Muda Berpendidikan, Inovatif, dan Berbasis Teknologi

Jakarta:(Globalnewd.id) – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan kementerian yang dipimpinnya mendapat arahan Presiden Joko Widodo untuk menghasilkan wirausaha muda berpendidikan yang inovatif berbasis teknologi.

“Karena persaingan usaha ke depan akan dimenangkan oleh mereka yang menguasai bidang sains dan teknologi,” ujar Teten pada Kuliah Umum di Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia bertopik Kewirausahaan Mahasiswa dalam Pemulihan Ekonomi Nasional yang digelar secara daring, Senin (8/3).

Oleh karena itu, Teten berharap Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia dapat mendukung penguatan kewirausahaan nasional dengan mengambil peran sebagai kampus pengembangan model kewirausahaan pesantren berbasis sosial, teknologi, bahkan ekonomi kreatif.

MenkopUKM mencontohkan kewirausahaan pesantren di Koperasi Al-Ittifaq, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Koperasi tersebut berhasil mengembangkan komoditi sayur-sayuran dan mulai merambah ke peternakan domba dan sapi. Bahkan, produk yang dihasilkan sudah terhubung ke jaringan retail modern dan berpotensi untuk menjadi koperasi pangan.

“Hingga sekarang pun pemerintah terus mendampingi hingga memberikan support pembiayaan agar mampu berkembang menjadi koperasi modern,” kata Teten.

Dalam kesempatan itu, Teten juga mengungkapkan bahwa saat ini pemerintah sedang menyusun Peraturan Presiden tentang kewirausahaan sebagai payung hukum mendorong wirausaha baru tersebut.

“Kami berharap melalui rancangan ini nantinya dapat menjadi acuan bagi pemerintah, masyarakat, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan untuk pengembangan kewirausahaan,” ujar Teten.

Pada draft Perpres yang sedang disiapkan tersebut, terdapat beberapa poin di antaranya definisi atas aspek-aspek yang berkaitan dengan kewirausahaan, termasuk di dalamnya meliputi definisi kewirausahaan, kewirausahaan sosial, dan teknologi.

Selain itu, rancangan Perpres juga mengatur tentang ekosistem kewirausahaan, norma, standar, prosedur, kriteria pengembangan kewirausahaan, hingga model bisnis pengembangan kewirausahaan, kaidah pelaksanaan pengembangan kewirausahaan, dan sistem informasi terintegrasi kewirausahaan.

“Selain 22 lembaga dan kementerian, swasta dan BUMN juga menjadi mitra strategis dalam ekosistem unit,” kata Teten.

Menurut Teten, untuk menghasilkan wirausahawan baru, nantinya tidak lagi dilakukan pelatihan-pelatihan yang sporadis, tetapi akan dikembangkan pendekatan inkubasi dengan melakukan kerja sama dengan inkubator swasta dan perguruan tinggi.

Di tahun 2021 ini, Deputi Kewirausahaan memiliki target rasio kewirausahaan Indonesia mencapai 3,55% dan menfasilitasi 10.000 wirausaha baru. Masing-masing 1.500 prioritas nasional, 8.500 kolaborasi dengan stakeholder, serta 900 perusahaan perintis teknologi.

Upaya tersebut menyasar lulusan SMA, perguruan tinggi, dan usia tertentu. Program tersebut juga memiliki basis kawasan, mulai dari basis wilayah, perguruan tinggi, pondok pesantren, hingga komunitas usaha/sentra.

“Indikator tersebut tentunya akan tercapai melalui sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak,” ujar MenkopUKM.(Jef)

MenkopUKM Gandeng ITB Susun Platform Model Kewirausahaan

Jakarta:(Globalnews.id)- Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menegaskan bahwa pihaknya mengapresiasi usulan terkait dengan platform kewirausahaan nasional yang digulirkan kalangan akademisi dari Institut Teknologi Bandung (ITB).

“Platform model kewirausahaan tersebut juga dipakai di Jepang. Dan pemerintah akan menyediakan biaya untuk start-up buatan mahasiswa yang masuk dalam program inkubator,” ucap Teten pada acara diskusi Potensi Kerjasama Pengembangan Kewirausahaan, secara daring, Senin (1/3).

MenkopUKM berharap dengan adanya program ini juga diharapkan mampu menjadi jawaban atas pertanyaan arah ekonomi Indonesia ke depan, di mana teknologi digital menjadi salah satu kuncinya.

Teten juga memberikan usulan nantinya dalam program Pra-Inkubasi diperlukan penyaringan untuk produk atau model bisnis mana yang sudah unggul dan mana produk yang perlu dilakukan pendampingan secara serius.

“Secara keseluruhan, saya merasa cocok dan setuju dengan program-program usulan yang diberikan ITB”, tandas Teten.

Teten pun meminta Deputi Kewirausahaan untuk mengakomodir usulan tersebut untuk diteruskan menjadi usulan Kementerian Koperasi dan UKM kepada Bappenas.

“Pasalnya, hal tersebut sejalan dengan output dari KemenkopUKM yang ingin mencetak wirausaha unggul berbasis teknologi sehingga UMKM kita dapat lebih bersaing,” ungkap MenkopUKM.

Dalam kesempatan itu, Kepala Unit Pengembangan SDM Pelatihan ITB Dr Yuni Ros menjelaskan bahwa  ITB sudah menyusun beberapa strategi terkait dengan pengembangan kewirausahaan secara nasional.

Diantaranya, melalui penyusunan kebijakan, menciptakan ekosistem kewirausahaan secara kelembagaan, meningkatkan talent atau SDM dengan sertifikasi, hingga promosi dan sosialisasi program atau penyuluhan.

Beberapa usulan program tersebut adalah Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BB 2021), Bangga Perusahaan Rintisan Indonesia, Peluncuran Jaringan Kewirausahaan Nasional (National Enterpreneurship Network/NEN), Peluncuran Platform, Kewirausahaan Nasional (National Enterpreneurship Platform), ajang penghargaan Inkubator dan Akselerator (Minister’s Awards), dan National Startup Awards 2020 (Minister’s Awards).

“Usulan tersebut dilatarbelakangi dengan beberapa poin. Seperti rasio kewirausahaan di Indonesia yang masih jauh dari target, besarnya minat masyarakat Indonesia terhadap wirausaha, hingga adanya tren ekonomi digital,” jelas Yuni.

Selain itu, lanjut Yuni, tidak adanya pengetahuan terkait kewirausahaan secara terpadu bahkan, belum tumbuhnya budaya komersialisasi inovasi.

“ITB juga memberikan usulan untuk membuat desain sebuah platform kewirausahaan nasional, dimana platform tersebut nantinya diproyeksikan untuk memantau segala aktifitas dari program kewirausahaan yang ada,” kata Yuni.

Menurut Yuni, itu dapat dijalankan mulai dari kementerian hingga seluruh Provinsi di Indonesia, dengan Kementerian Koperasi dan UKM sebagai akseleratornya.

*Sertifikasi Internasional*

Sementara itu, Sekretaris Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan (LPIK) ITB Santi Novani Ph.D menambahkan, hal tersebut sebenarnya sudah diterapkan di skala ITB. Yakni, dengan adanya LPIK ITB yang sudah bersertifikasi internasional.

“Yang mana di dalam LPIK ITB ini sudah berjalan program inkubasi dengan beberapa tahapan, seperti Pra-Inkubasi, Inkubasi, hingga Graduation,” ujar Santi.

Tahapan-tahapan tersebut pula diharapkan nantinya dapat diadopsi KemenkopUKM dalam mengembangkan kewirausahaan di Indonesia.

Sedangkan Deputi Bidang Kewirausahaan KemenkopUKM  Victoria Br Simanungkalit mengatakan bahwa pihaknya akan menindaklanjuti hal tersebut. “Kami menyambut baik usulan dari pihak ITB dan kami siap untuk berkolaborasi bersama, setelah itu kita akan bersama – sama menyusun detail apa saja yang diperlukan untuk dijadikan usulan yang matang kepada Bappenas dan diproyeksikan ke dalam Perpres yang akan berlaku dalam jangka 3 tahun ke depan,” pungkas Victoria.(Jef)

Jadikan Perguruan Tinggi sebagai Inkubator Bisnis, Menkop UKM optimis akan masa depan wirausaha muda

Jakarta:(Globalnews.id) – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki berkolaborasi dengan kalangan akademisi untuk menjadikan universitas dan perguruan tinggi di Indonesia sebagai inkubator bisnis.

Dalam acara “Gelar Produk dan Business Matching” yang diselenggarakan oleh Divisi Inkubator Bisnis dan KUMKM UNIKOM, Sabtu (20/2/2021), Menteri Koperasi dan UMKM, Teten Masduki, mengatakan pengembangan inkubator bisnis sangat penting guna mencetak wirausaha baru di Indonesia.

“Saya senang sekali berkolaborasi dengan universitas dalam mengembangkan kewirausahaan di kalangan anak muda. Mereka inilah yang nanti diharapkan akan menjadi pengusaha handal ke depan,” kata Teten Masduki.

Teten juga mengatakan saat ini rasio kewirausahaan Indonesia masih berada di bawah Singapura yang sudah mencapai 8,76%, Malaysia sebesar 4,74%, dan Thailand sebesar 4,26%. Dirinya menegaskan, dukungan semua pihak dibutuhkan untuk meningkatkan rasio kewirausahaan tersebut.

“Perguruan tinggi memiliki peran penting dan strategis dalam penciptaan wirausaha baru, dari kalangan mahasiswa maupun dari stakeholder lainnya,” katanya.

Teten menekankan bahwa pendekatan inkubasi sangat penting agar anak muda dapat diajak dari awal dan mendapatkan bimbingan serta wawasan untuk menjadi wirausaha termasuk merumuskan bisnis plan.

Mereka perlu disiapkan untuk menjadi pengusaha dan dibantu agar bisa dengan mudah mengakses skema pembiayaan, pasar, dan digitalisasi khususnya kredit perbankan yang terbilang masih cukup rendah.

Sampai saat ini, porsi kredit perbankan Indonesia untuk UMKM disebut Teten hanya sekitar 20 persen. Sementara di negara lain sudah cukup tinggi misalnya di Korea Selatan yang mencapai 80 persen, Singapura 39 persen, Thailand 50 persen, Malaysia 51 persen, dan Jepang 66 persen.

Melalui kampus, Teten yakin akan banyak wirausaha muda yang berbasis digital dan para kreator UKM yang lahir di masa depan. Indonesia sendiri adalah lumbung dari startup berbasis teknologi digital. Berdasarkan data Startup Ranking (2020) ada 2.206 startup teknologi membuat Indonesia bisa menempati posisi 2 negara dengan startup terbanyak di Asia.

Untuk itu, Kementerian Koperasi dan UKM mengapresiasi upaya Universitas Komputer Indonesia yang telah mendirikan Inkubator Bisnis dan KUMKM Universitas Komputer Indonesia (Inbiskom).

Teten berkomitmen pemerintah akan menjalin lebih banyak kolaborasi dengan pihak lain guna menduking kebijakan besar pembangunan UMKM nasional.

“Kami tengah menyusun program pengembangan wirausaha anak muda yang punya latar belakang pendidikan yang baik dan konsep bisnis inovatif dan produk unggul,” katanya.

Tren pasar global menunjukan produk-produk costumized atau produk kreatif yang diproduksi sesuai pesanan dan tidak secara massal akan terus berkembang.

“Kita kuat dalam hal ini dan ke depan ini bisa menjadi basis industri ekonomi baru,” kata Teten.

Melalui keterlibatan kampus, Teten berharap akan banyak solusi permasalahan bangsa termasuk masalah UMKM yang dapat diatasi.

“Kepada seluruh civitas akademika Universitas Komputer Indonesia, saya ucapkan selamat atas terselenggaranya kegiatan Gelar Produk dan Business Matching 2021. Semoga kerja sama Ki dan kolaborasi yang baik antara pemerintah serta akademisi mampu menggeliatkan UMKM untuk dapat berkontribusi lebih besar lagi pada perekonomian nasional,” katanya.(Jef)