Target KUR 2017 Rp 110 Triliun, Suku Bunga Tetap 9 Persen

Menko Perekonomian Darmin Nasution memimpin rapat KKSK (Komite Kebijakan Sektor Keuangan) membahas KUR
Menko Perekonomian Darmin Nasution memimpin rapat KKSK (Komite Kebijakan Sektor Keuangan) membahas KUR

JAKARTA(Globalnews)-Hasil rapat Komite Kebijakan menetapkan bahwa plafon kredit usaha rakyat (KUR) untuk tahun 2017 sebesar Rp110 triliun dengan bunga 9% pertahun. Rinciannya, 81% KUR disalurkan untuk usaha mikro, 18% untuk sektor ritel, dan 1% untuk kredit Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Hal itu disampaikan Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM Braman Setyo usai mengikuti rapat Komite Kebijakan di kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Jumat malam (20/1). “Itu‎ hasil keputusan rapat Komite Kebijakan”, kata Braman.

Rapat tersebut dihadiri juga Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri BUMN Rini Sumarno, Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dirut Perum Jamkrindo Diding S Anwar, ‎dan beberapa bank penyalur KUR. Braman menambahkan, untuk tahun ini tercatat ada 38 lembaga pembiayaan sebagai penyalur KUR. Terdiri dari 33 bank, empat LKBB (lembaga keuangan bukan bank), dan satu koperasi.

“Namun, tadi dalam rapat ada usulan untuk menambah lagi lima lembaga pembiayaan yang selama ini melakukan pembiayaan TKI non KUR. Sehingga, kalau itu disetujui, maka jumlah penyalur KUR akan menjadi sebanyak 44 lembaga pembiayaan, bank dan non bank”, jelas Braman seraya menyebutkan, lembaga penjaminan yang ditugaskan untuk menjamin KUR adalah Perum Jamkrindo dan Askrindo.

‎Selain itu, untuk meningkatkan KUR di sektor produksi khususnya pertanian, Braman dalam rapat tersebut mengusulkan agar lembaga penyalur KUR (khususnya bank) bekerjasama dengan Puskud-Puskud yang ada di daerah. “Banyak KUD di daerah yang bagus-bagus dan berhasil. Saya usulkan agar potensi-potensi seperti itu disinergikan dalam meningkatkan penyaluran KUR di sektor produksi”, tukas Braman lagi.

Sedangkan untuk sektor perikanan, Braman berharap agar bank-bank penyalur KUR berhubungan langsung dengan sentra-sentra perikanan yang ada di seluruh Indonesia. “Karena, menurut saya, saat ini eranya penyaluran KUR masuk ke kelompok-kelompok, seperti sentra-sentra perikanan dan sebagainya. Saya pikir, itu jauh lebih efektif ketimbang menyalurkan KUR pada individu-individu”, pungkas Braman. (jef)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.