Medan:(Globalnews.id)- Meningkatkan kualitas layanan dan menjaga kepercayaan anggota, membuat Koperasi Simpan Pinjam Makmur Mandiri (KMM), sebagai salah satu koperasi tingkat nasional, mampu bertahan di masa Pandemi, bahkan kini kinerjanya sudah mendekati seperti masa sebelum pandemi Covid-19.
“Pandemi ini memang berdampak pada ekonomi kerakyatan tak terkecuali Koperasi, Makmur Mandiri, namun berkat peningkatan layanan dan menjaga kepercayaan anggota, KMM mampu bertahan dan kini kinerjanya mulai mendekati masa normal dulu,” ujar Tumbur Naibaho, Ketua KMM saat kunjungannya ke beberapa Cabang KMM di Medan, Jum’at (6/11/2020).
Menurut ia kepercayaan dan dukungan anggota sangat penting untuk memastikan kelangsungan usaha koperasi. Terlebih jika jumlah anggota cukup besar seperti KMM yang memiliki 63 ribu anggota dan 145 cabang di 21 provinsi.
Oleh karenanya KMM terus berupaya memberikan layanan terbaik agar anggota koperasi merasa nyaman dan aman dan meningkat kesejahteraannya. ” Kami berkomitmen memberikan layanan terbaik bagi anggota terlebih di masa Pandemi ini dimana banyak Anggota mengalami kesulitan. Dalam hal ini KMM memberikan keringanan cukup membayar uang jasa saja sementara pembayaran cicilan ditunda sampai setahun ke depan,” kata Tumbur.
Selaras dengan itu, KMM juga melakukan transformasi digital dengan meluncurkan Makmur Mandiri Mobile yang memiliki beragam fitur antara lain penyetoran simpanan maupun pinjaman, permohonan pinjaman,pengajuan menjadi anggota, pembelian pulsa, pembayaran listrik, pembelian token dll.
” Dengan aplikasi ini layanan kepada Anggota menjadi lebih mudah. Saat ini aplikasi mobil makmur mandiri masih dalam uji coba di lima cabang di Bogor dan Bekasi. Rencananya awal 2021 sudah bisa diterapkan bagi seluruh anggota,” tambah Tumbur. Kebijakan digitalisasi layanan ini sangat tepat dan sejalan dengan tren perubahan perilaku masyarakat dalam bertransaksi yang mengarah pada fleksibilitas.
Beli Dua SPBU
Tumbur memaparkan KMM tidak hanya mengandalkan usaha simpan pinjam saja, namun juga sudah mulai merambah bisnis diantaranya dengan membeli dua SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) yaitu di Kabupaten Samosir Sumut dan di Klaten Jawa Tengah. ” kenapa kami membeli dua SPBU itu? Selain diversifikasi usaha, kami juga ingin menunjukkan pada anggota bahwa KMM itu memiliki likuiditas yang cukup dan bisa merambah pada usaha usaha yang memberikan ketuntungan pada koperasi,” ujar Tumbur.
Dalam hal perluasan jaringan cabang, KMM juga menargetkan pada 2023 akan ada 200 cabang di 34 provinsi, dan seiring dengan itu jumlah anggota juga ditargetkan menjadi 100 ribu anggota dibanding saat ini yang 63 ribu orang anggota.
” Bulan depan kami tambah cabang di Malang dan Brebes, Kuningan, Garut dan Tanjung Pinang sehingga tahun ini cabang kami ada 150 kantor cabang. Kami yakin semakin banyak cabang akan membuat masyarakat percaya pada koperasi asalkan tetap menjaga komitmen pada anggota,” tegasnya.
Sejalan dengan target penambahan anggota dan cabang, volume usaha pun digenjot menjadi Rp750 miliar dan modal sebesar Rp185 miliar dengan rasio kecukupan modal sebesar 20 persen hingga akhir tahun ini.
” Kami cukup optimis, apalagi kami sudah mendapatkan pinjaman LPDB KUMKM sebesar Rp50 miliar yang dibagi dalam dua tahap yaitu Rp40 miliar yang sudah tersalurkan semua pada 9050 anggota di 21 provinsi. Dan rencananya Rp10 miliar tahap kedua akan cair pada November dan akan disalurkan semua pada anggota,’ ” jelas Tumbur.
Tumbur menambahkan, jika sebelum Pandemi pihaknya mampu menyalurkan pinjaman sampai Rp70 miliar perbulan. ” Disaat Pandemi pinjaman yang tersalur menurun hingga kami hanya mampu menyalurkan Rp40 miliar perbulan. namun Oktober kemarin sudah naik lagi menjadi Rp70 miliar perbulan.” Dengan tren yang mulai membaik ini, kami menargetkan pada 2022 pembiayaan akan mencapai Rp1 triliun,” tambah Tumbur. (Jef)