JAKARTA: (Globalnews.id)- Sebagai salah satu komoditas andalan Indonesia, kopi masih perlu ditingkatkan nilai tambahnya. Hal ini guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia, mulai dari petani hingga pedagang kopi dan bahkan cafe-cafe yang ada.
Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) ingin mendapatkan masukan langsung dari pelaku usaha kopi tanah air, baik dari sisi tarif, skema dan syarat yang harus disiapkan oleh LPDB-KUMKM untuk dapat mendukung industri kopi dalam negeri.
“Pada 2018 ini LPDB-KUMKM ingin memfokuskan pembiayaan pada sektor pertanian yang merupakan amanat Presiden Joko Widodo untuk mendukung Program Nawacita,” kata Direktur Utama LPDB KUMKM Braman Setyo pada diskusi dengan tema “Potensi Pembiayaan LPDB-KUMKM ke Sektor Usaha Pengolahan Kopi Asli Indonesia”, di Jakarta, Kamis (26/4).
Tahun ini, tambahnya, LPDB-KUMKM menargetkan penyaluran dana bergulir sebesar Rp1,2 triliun. Dari jumlah itu, Rp480 miliar untuk koperasi simpan pinjam, Rp120 miliar untuk koperasi sektor riil, Rp360 miliar UMKM, dan Rp240 miiar untuk LKB dan LKBB.
Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jambi Agus Rizal mengatakan, potensi ekspor produk-produk pertanian dan perkebunan sangat besar. Potensi itu seperti kopi, kelapa sawit, karet dan lainnya.
Untuk ekspor paling besar kesempatannya adalah kopi. Namun menurutnya, kendala yang dihadapi selama ini hanya masalah pembiayaan.
“Di Jambi paling lengkap industri pertanian dan perkebunan, sehingga bila ada tambahan bantuan dana dari LPDB-KUMKM kami sangat senang dan pasti pelaku industri kopi akan maju,” ujar Agus Rizal.
Sektor UMKM kopi, imbuhnya, jika dibiayai maka proses pengembalian pembiayaannya akan sangat cepat. “Berilah kami kesempatan dalam hal pembiayaan, kami dari dinas akan mendorong dan siap mendampingi LPDB-KUMKM sampai dengan tingkat petani,” jelas Agus Rizal.
Di tempat yang sama, Rina Safitri Ketua Komunitas UMKM Kopi Provinsi Jambi mengungkapkan, koperasi di Jambi sangat banyak, tapi kondisinya hidup segan mati tak mau. “Kebanyakan koperasi sawit, namun koperasi kopi belum ada. Kami berharap adanya pemberian fasilitas pembiayaan bagi para pelaku perkebunan dan UMKM kopi di Jambi,” harap Rina. Ia juga meyakinkan, kualitas kopi dari Jambi sangat enak dan tidak kalah dari produk kopi dari daerah lain. “Jangan ragukan rasa kopi dan produk olahan UMKM dari Jambi,” imbuh Rina.(jef0