Peresmian Alif Learning Center (ALEC) di Ciwidey Bandung, Dukungan LPDB-KUMKM Terhadap Korporatisasi Petani di Kopontren Al Ittifaq

Bandung:(Globalnews.id)-Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki bersama Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) Arifin Panigoro, Menteri BUMN sekaligus Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Erick Thohir, dan Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo meresmikan Alif Learning Center (ALEC) di Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Al-Ittifaq, Ciwidey Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Minggu (10/10).

ALEC merupakan wadah inkubasi untuk mendukung keberlangsungan bisnis koperasi dalam bidang pertanian, serta menjadi inkubator pertama yang berbadan hukum koperasi.

Turut hadir dalam peresmian tersebut, Presiden Direktur ALEC Irpan Sadikin, Ketua Kopontren Al Ittifaq Setia Irawan, serta sejumlah kepala daerah setempat. Inkubasi yang dilakukan ALEC akan difasilitasi LPDB-KUMKM mulai tahun 2022 dengan target 50 tenant atau pondok pesantren (petani) yang diperkirakan dalam 3 tahun ke depan Kopontren Al Ittifaq dapat memenuhi kebutuhan sayur mayur dan buah di Jawa Barat dan DKI Jakarta sebanyak 37,8 ton per hari dan memenuhi permintaan market dengan total 47,3 ton per hari dengan memfasilitasi sebanyak 98 pondok pesantren.

Supomo selaku Direktur Utama LPDB-KUMKM mengatakan, perkembangan market Al Ittifaq saat ini sudah luar biasa, permintaan besar, sehingga kita harus bertahap memenuhi kebutuhan marketnya. Hal ini dikarenakan, pertanian bukan seperti kue yang bisa langsung dicetak dan terlihat hasilnya, melainkan harus matang disiapkan dari sisi SDM yakni petani, juga dari sisi komoditi dan teknologinya. Di sini lah LPDB-KUMKM harus bertahap dan siap dalam membangun proses tersebut.

“Hal ini bukan yang terakhir, melainkan awal yang baru. Kita harus support maksimal sesuai dengan arahan Bapak Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, Bapak BUMN Erick Tohir, serta Watimpres Bapak Arifin Panigoro. Bahkan hal ini dijadikan contoh bagi pertanian di Indonesia, yaitu korporatisasi pertanian dan holding melalui pesantren,” kata Supomo.

Terkait peningkatan Al Ittifaq ke depan, lebih lanjut Supomo menjelaskan, LPDB-KUMKM akan selalu hadir mendampingi dari sisi bisnis dan kelembagaan koperasi sehingga dibentuklah Alif Learning Center (ALEC), sehingga market bukan hanya disupport dari sisi Ittifaq sendiri, namun juga dari pesantren-pesantren lain agar kemitraan dapat berkembang. “Yang perlu kita lembagakan di antaranya cara bercocok tanam dan cara budi dayanya agar sama dan seragam dapat diserap oleh market,” jelas Supomo.

Selain dukungan kelembagaan, LPDB-KUMKM juga melakukan bimbingan teknis (bimtek) secara langsung, baik pendampingan secara administratif, maupun pendampingan dari sisi bisnis. Sementara, untuk pendampingan dari sisi budi dayanya, Ittifaq bekerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) Jepang dan Progamma Uitzending Manajer (PUM) Belanda.

Inkubator ALEC itu sendiri telah berdiri dan terdaftar di Kementerian Koperasi dan UKM sejak bulan September 2021. Inkubator ini didesign untuk pengembangan bisnis utama Kopontren Al Ittifaq dan akselerasi perluasan jaringan kerja sama dengan 98 pondok pesantren untuk memasok sayur mayur yang ditargetkan akan selesai pada tahun 2023.

Sementara itu, Presiden Direktur ALEC Irpan Sadikin mengatakan, inkubasi sektor pertanian sangat diperlukan, sebab para tenant langsung diberikan materi dan juga cara praktik yang benar, mulai dari pendampingan teknik budidaya, manajemen usaha, hingga tahapan marketing usaha.

“Dengan adanya ALEC, kami berharap dapat meningkatkan skill petani baik dari segi teknik budidaya maupun manajemen sehingga dapat meningkatkan produktivitas, kualitas serta dapat menjaga kontinuitas produk,” kata Irpan.

Terbukti, selama ini Kopontren Al-Ittifaq telah membantu memasarkan produk pertanian dengan menggunakan konsep (B2B) business to business dengan berbagai modern market.

Hal inilah yang membuktikan bahwa produk pertanian lokal jika dikembangkan secara baik mulai dari hulu hingga hilir maka memberikan ekosistem yang saling menguntungkan.

“Produk pertanian yang sudah kami hasilkan sudah masuk ke modern market seperti Superindo, Yogya, AEON, Pasar Induk, dan beberpa restaurant ternama di Bandung,” ungkapnya.

Dirinya berharap, Kopontren Al-Ittifaq bisa terus berkomitmen untuk menjadi offtaker bagi para tanant ALEC kedepan.

Tambahan Modal LPDB-KUMKM

Selain kehadiran ALEC yang diharapkan dapat mempercepat akselerasi pengembangan koperasi sekaligus meminimalkan risiko terhadap pembiayaan yang di berikan LPDB-KUMKM, dalam kesempatan yang sama, dilaksanakan pula penyerahan persetujuan pembiayaan dana bergulir LPDB-KUMKM kepada Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Al-Ittifaq. Hal ini sebagai wujud peran serta LPDB-KUMKM dalam mendukung ekosistem korporatisasi pertanian khususnya berbasis pondok pesantren.

Kopontren Al Ittifaq merupakan koperasi sektor riil yang berdiri sejak tahun 1997 di Kabupaten Bandung, Jawa Barat dan bergerak disektor agribisnis dengan komuditas utama sayur mayur. Koperasi ini telah mendapatkan pembiayaan dari LPDB-KUMKM sejak tahun 2020 sebesar Rp6,3 miliar, dan di tahun ini kembali disetujui penambahan fasilitas pembiayaan dari LPDB-KUMKM sebesar Rp12 miliar. Pembiayaan dana bergulir ini diperuntukkan sebagai modal kerja agribisnis dan investasi pembangunan greenhouse.

Tercatat, Kopontren Al Ittifaq telah memiliki aset sebesar Rp49 miliar berdasarkan Rapat Anggota Tahunan (RAT) Tahun Buku 2020, dengan total anggota sebanyak 1.374 orang dan jumlah pegawai sebanyak 33 orang.(Jef)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.