Anyer:(Globalnews.id)- Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengajak Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI) menjadi Campaign Manager untuk membangun dan meningkatkan kualitas peternakan domba dan kambing di seluruh Indonesia.
Salah satu caranya, terus mengupayakan penguatan korporatisasi peternak sebagai bagian dari program besar kementerian dalam pengembangan koperasi di sektor produksi.
“Peternak yang skala usahanya masih kecil-kecil dan perorangan dapat berbisnis dalam skala ekonomi dan lebih efisien. Oleh karena itu, kelembagaan peternak harus kita perbaiki bersama,” tegas Teten pada acara pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) ke-4 HPDKI, di kawasan Anyer, Banten, Kamis (2/12/2021).
Teten yang juga sebagai Ketua Dewan Penasehat HPDKI berharap peternak mendapat manfaat besar melalui konsolidasi ke dalam kelembagaan koperasi modern, di mana koperasi berperan di seluruh proses bisnis, mengadopsi teknologi informasi (transformasi digital), dan terintegrasi hulu ke hilir.
“Sehingga Circuit Economy atau Closed Loop Economy dapat diwujudkan dalam satu kawasan. Strategi ini juga diterapkan beberapa negara maju dengan koperasi peternakan besar, seperti Belanda dan Selandia Baru,” jelas MenKopUKM.
Dalam bisnis model seperti itu, koperasi berperan sebagai aggregator dan offtaker. Dengan model seperti itu, akan tercipta kepastian harga dan pasar.
“Intinya, kita akan scaling-up para peternak ke dalam wadah koperasi,” tandas Teten.
Di samping itu, pemerintah juga memberikan asistensi berupa penyediaan pinjaman dana bergulir LPDB-KUMKM dengan pola konvensional (bunga 3% sliding) maupun syariah (bagi hasil 20:80).
“LPDB-KUMKM berkomitmen menghadirkan pembiayaan yang mudah, murah, dan cepat, yang saat ini alokasinya difokuskan pada koperasi,” imbuh MenKopUKM.
Sumber pembiayaan lain adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang tahun ini alokasinya naik menjadi Rp285 triliun (realisasi penyaluran KUR sampai 30 November 2021 sebesar Rp263,22 triliun kepada 6,971,322, debitur atau 92,36% dari target). Pelaku usaha mikro dan kecil dapat mengakses KUR tanpa agunan yang awalnya Rp50 juta naik menjadi Rp100 juta bunga menjadi 3%.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy menyebutkan bahwa wilayahnya memiliki banyak potensi pertanian dan peternakan yang bisa dikembangkan, selain sektor pariwisata.
“Kita banyak potensi, dengan ketersediaan lahan yang juga banyak. Termasuk lahan milik Perhutani. Ini bisa dibangun untuk pengembangan sektor pertanian dan peternakan di Banten,” kata Andika.
Andika menambahkan, setiap Hari Raya Idul Qurban, Banten membutuhkan sekitar 60 ribu ekor domba dan kambing. Namun, Banten baru bisa memproduksi 20 ribu ekor saja, sisanya banyak dipasok dari Jawa Barat.
“Artinya, peluang ternak domba dan kambing masih sangat terbuka. Kita akan mensinkronkan program pengembangan peternakan, khususnya domba dan kambing, dengan HPDKI,” tukas Andika.
Alternatif Protein
Sementara itu, Ketua DPP Himpunan Peternak Domba Kambing Indonesia (HPDKI) Yudi Guntara Noor mengatakan bahwa tantangan organisasi ke depan akan sangat berbeda. Oleh karena itu, jajaran pengurus akan merevitalisasi peran HPDKI.
“Pertumbuhan DPC HPDKI meningkat dua kali lipat hingga sekarang berjumlah 132 di banyak kabupaten dan kota di Indonesia. Artinya, animo beternak domba dan kambing terus meningkat,” kata Yudi.
Selain itu, Yudi juga akan terus mendorong daging domba dan kambing menjadi alternatif protein daging bagi asupan masyarakat, di samping daging ayam dan sapi.
“Kita akan terus kampanyakan bahwa daging domba dan kambing itu menyehatkan. Tidak seperti yang dipahami masyarakat selama ini. Itu amanat dari Presiden Jokowi,” ungkap Yudi.
Amanat presiden lainnya, lanjut Yudi, menjadikan peternakan domba dan kambing sebagai penggerak roda perekonomian di desa-desa.
“Amanat Presiden Jokowi lainnya adalah membangun korporatisasi peternakan rakyat agar lebih efisien dan produktif. Tapi, dimiliki peternak rakyat, bukan korporasi besar. Termasuk mengembangkan peternak milenial,” pungkas Yudi.(Jef)